View Single Post
  #1  
Old 10th January 2011
didittrek's Avatar
didittrek didittrek is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2010
Posts: 871
Rep Power: 19
didittrek tau seluk beluk forumdidittrek tau seluk beluk forumdidittrek tau seluk beluk forumdidittrek tau seluk beluk forumdidittrek tau seluk beluk forumdidittrek tau seluk beluk forumdidittrek tau seluk beluk forumdidittrek tau seluk beluk forum
Default Daftar Obyek Wisata Di Semarang

Ini tempat tempat yang bisa dikunjungi di Semarang, baik Kota Semarang maupun Kabupaten Semarang. Untuk lebih detail bisa diklik link dari obyek yang bersangkutan untuk deskripsi lebih lengkap, foto foto dan peta lokasinya.

Wisata Religi & Bangunan Kuno

Quote:
Masjid Agung Jawa Tengah



Masjid Agung Jawa Tengah
beserta fasilitas pendukungnya terletak di jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari menempati tanah bandha Masjid Agung Semarang seluas 10 ha dan mampu menampung jamaah lebih kurang 13.000 orang.
Disamping bangunan Masjid disini juga dilngkapi fasilitas-fasilitas yang lain seperti : ruang kantor, ruang kursus dan pelatihan, ruang perpustakaan, ruang akad nikah dan auditorium. Dalam uapaya penggalian dana , dalam kompleks juga dibangun galeri pertokoan, ruang kantor yang disewakan, hotel dan toko cinderamata .
Quote:
Lawang Sewu Pemuda Semarang



Lokasi : Jl. Pemuda Semarang
Pemilik : Departemen Perhubungan – Perusahaan umum Kereta Api
Bangunan ini dijuluki Lawang Sewu ( pintu seribu ) karena memiliki banyak pintu disamping busur – busur yang mengesankan rongga, yang memenuhi facade bangunan ini. Komplek lawang Sewu terdiri tas dua massa bangunan utama. yang disebelah barat berbentuk “L” dengan pertemuan kakinya menghadap Tugumuda, dan yang sebelah timur merupakan masa linier membujur dari barat ke timur. Semua bangunan berlantai dua . Sudut pertemuan kaki “L” merupakan daerah pintu masuk yang diapit oleh dua menara yang pada bagian atasnya membentuk copula bersegi delapan bertudung kubah.
Gedung ini dirancang oleh arsitek C.Citroen dari Firma J.F. Klinkhamer dan B.J. Quendag pada awal abad ini untuk NIS, perusahaan kereta api pertama di Jawa. Sebelum kemerdekaan , bangunan ini menghadap ke Taman Wilhelmina yang mempunyai tempat bermain musik. Di depannya dulu melintas rel trem kota Semarang, jurusan Bulu – Jomblang. Foto udara yang diambil pada tahun 1927 masih memperlihatkan jalur perangkutan ini. Setelah mempelajari secara cermat iklim di Nusantara, para arsitek mulai mengadakan pendekatan design yang sesuai dengan kondisi iklim setempat, sehingga arsitektur pada pergantian abad ini menjadi arsitektur yang kontektual yang disebut Indische.
Pada saat berlangsungnya Pertempuran Lima Hari di Semarang pada bulan Oktober 1945, halaman depan Lawang Sewu menjadi menjadi ajang pertempuran dan banyak pejuang kita yang dibantai di sana. Tak selang lama maka, didirikan sebuah prasasti di sana. Prasasti ini masih ada sampai sekarang. Bangunan Lawang Sewu berada dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Karya arsitektur yang bernilai tinggi seolah disia-siakan karena tidak sepenuhnya berfungsi. Kini (des 09) sedang dalam tahap restorasi.
Quote:
Pagoda Avalokitesvara di Vihara Buddhagaya





Lokasi: Jalan Perintis Kemerdekaan Watugong Semarang (Depan Kodam IV Diponegoro)
Pagoda Avalokitesvara di Vihara Buddhagaya Watugong, Semarang, ditetapkan Museum Rekor Indonesia sebagai pagoda tertinggi di Indonesia. Pagoda yang memiliki tinggi 45 meter itu dibangun tujuh tingkat. Menurut sejarah vihara ini merupakan Vihara pertama di Indonesia setelah keruntuhan kerajaan Majapahit. Pada tahun 1955 YM Bhante Narada dan Bhante Ashin meresmikan vihara tersebut. Saat kedatangan YM Narada di Indonesia, beliau sempat menanam pohon Bodhi (hasil cangkokan dari Bodhgaya,India) di dua tempat di yaitu Candi Borobudur dan Vihara Watugong. Namun yang di candi Borobudur sudah dimusnahkan karena dianggap merusak bangunan candi. Vihara ini sempat terlantar selama kurang lebih 8 th namun sekarang bangkit kembali dibawah binaan Sangha Theravada Indonesia.
Quote:
Masjid Besar Kauman

Quote:
Masjid Raya Baiturrahman Jateng Semarang Pandanaran




Alamat : Jl. Pandanaran No.126 Semarang
Nomor Telepon : 024 831 0155
Pembangunan Masjid Raya Baiturahman dimulai pada 10 Agustus 1968 dengan ditandai pemasangan tiang pancang untuk pondasi masjid sebanyak 137 buah. Masjid diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974. Keberadaan masjid ini hingga sekarang menjadi kebanggaan warga Semarang, apalagi lokasinya berada di pusat kota. Bangunan masjid berbentuk limasan dan berdiri di atas lahan seluas 11.765 m2. Saat ini Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah dan wadah berkumpulnya umat, melainkan juga pusat dakwah Islam. Di kompleks tersebut juga berkembang pesat lembaga pendidikan TK-SD H Isriati. Ia menjadi simbol oase religisiotas di tenagh-tengah aktivitas kapitalisme di gedung-gedung mal dan perkantoran yang mengelilinginya.
Quote:
Klenteng Sam Poo Kong




Lokasi Jl. Simongan Semarang
Pemilik : Yayasan Klenteng Sam Po Kong Gedung Batu
Penggunaan : Tempat Pemujaan Sam Po Tay Djien
Komplek Klenteng Sam po Kong Gedung batu terdiri atas sejumlah anjungan. Bangunan pemujaan utama ialah Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong : tempat – tempat pemujaan Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng. Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting di antara semuanya , dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan di komplek tersebut. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan dan dibangun sebagai duplikat tempat yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien ( Zheng Ho ),yang telah roboh. bangunan klenteng meerupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan type klenteng yang ada di Pecinan, klenteng ini tidak memiliki serambi atau balai gerbang yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po. Gua batu sebagaimana tersebut di atas terdapat di dekatnya. Facade gua berlukisan sepasang naga dengan bola api yang terletak di tas ambang pintu masuk yang sempit.
Klenteng Tho Tee Kong atau Toapekong Tanah atau Ho Tek Tjin Sin yang terletak di belakang pintu gerbang, merupakan yang paling populer. Di kalangan masyarakat yang agraris, Dewa Bumi ini sangat dihormati dan selalu dimintai berkahnya. Klenteng Cap Kauw King, tempat pemujaan Tho Tee Kong pula, berkaitan dengan klenteng ini. bangunan klenteng ini sudah berubah dari aslinya. Semula berupa bangunan beratap pelana dengan bubungan melengkung dan teritisan yang disosorkan. Kini bangunan tersebut seperti sebuah anjungan beratap limasan dengan bidang atap dan bubungan yang dilengkungkan ke atas. Penutup atap yang semula genteng telah diganti dengan seng bergelombang. Tidak pula dijumpai serambi seperti pada klenteng di Pecinan. Tempat pemujaan Kyai Jurumudi dipercaya sebagai makam Wang Jing Hong, wakil Zheng Hoo dalam pelayarannya. Bangunan makam merupakan bangunan sederhana beratap pelana. Pintu masuknya terletak di tengah dan di kedua sisinya terdapat jendela bundar. Di bawah kedua jendela bundar terdapat lukisan berwarna yang mengisahkan perjalanan pelayaran Sam Po. Anjungan Kyai Jangkar memiliki tiga altar, yaitu altar Hoo Ping, yaitu para pelaut dan pembantu Zheng Ho yang gugur pada saat menunaikan tugasnya; altar Nabi Kong Hu Cu di tengah; dan altar pemujaan mbah Kyai Jangkar di sebelah kanan. Anjungan Kyai Cundrik Bumi merupakan petilasan tempat anak buah Zheng Ho menyimpan segala macam senjata. Sedangkan anjungan Kayi Tumpeng yang terletak di ujung selatan komplek dipercaya sebagai tempat anak buah Zheng Ho bersantap pada masa lalu. Bangunan ini sekarang dipakai untuk bersemedi atau menyepi.
Komplek Sam Po Kong dipercaya sudah berdiri sejak abad ke-15, setelah kedatangan Sam Po Tay Djien (Zheng Ho) di Jawa dengan mengemban misi menjamin persahabatan. Pendataran tersebut dilakukan di pelabuhan yang pada awal abad ke-15 terletak di Simongan. Setelah lompatan sejarah sekian lama maka pada bulan Oktober 1724 diadakan upacara besar-besaran sebagai ungkapan terima kasih kepada Sam Po Tay Djien yang telah melindungi penduduk dari mara bahaya, sekaligus memperingati pendaratannya. Dua puluh tahun sebelumnya diberitakan bahwa gua yang dipercaya sebagai tempat tinggal Sam Po dulu runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua tersebut dibangun kembali dan didalamnya ditempatkan Sam Po dengan empat anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Pada perayaan tahun 1724 tersebut telah ditambahkan bangunan emperan di depan gua.
Perbaikan pertama disusul oleh perbaikan kedua pada tahun 1879 yang diprakarsai dan dibiayai oleh hartawan Oei Tjie Sien (ayah Oie Tiong Ham) yang telah mengambil alih pemilikan kawasan tersebut dari Hoo Yam Loo, pemegang pakta madat yang merugi. Tidak begitu jelas apa saja yang ditambahkan pada pemugaran krdua ini, hanya setelah selesai maka komplek tersebut dibuka untuk umum. Pada tahun 1937 atas prakarsa Lie Hoo Soen komplek Sam Po dipugar kembali. Kali ini diadakan beberapa penambahan, yaitu gapura, taman suci dan selasar (Pat Sian Loh) yang menghubungkan Klenteng Sam Po dengan makam Kyai Jurumudi. Listrik masuk ke komplek Sam Po pada zaman pendudukan Jepang dan selanjutnya komplek tersebut dalam keadaan tidak terawat. Namun pada tahun 1950 kembali diadakan perbaikan dengan membuat gapura baru dari beton agar lebih kokoh , taman bunga di halaman belakang klenteng dengan dua buah paseban yang diberi nama Wie Wan Ting dan Tiang Lok Ting serta dua buah pat kwa ting (gasebo berbentuk segi delapan).
Setelah terlantar kembali dua dasawarsa maka pada awal tahun delapan puluhan diadakan penyempurnaan kembali komplek tersebut dengan mengutamakan gerbang klenteng dan ruang pemujaan lain, sarana akomodasi dan lain-lain.
Quote:
Kelenteng Tay Kak Sie Semarang



Kelenteng Tay Kak Sie merupakan sebuah kelenteng tua yang didirikan pada tahun 1746. Kelenteng ini berada di Jalan Gang Lombok No 62 Pecinan Semarang. Klenteng ini menjadi salah satu obyek wisata religi di Kota Semarang. Kelenteng Tay Kak Sie pada mulanya hanya untuk memuja Dewi Kwan Sie Im Po Sat, Yang Mulia Dewi Welas Asih, meski kemudian berkembang menjadi Kelenteng yang juga memuja Dewa Dewi Tao lainnya. Nama Tay Kak Sie tertulis pada papan nama besar dipintu masuk Kelenteng, dengan catatan tahun pemerintahan Kaisar Dao Guang (Too Kong dalam bahasa Hokkian) 1821 – 1850 dari Dinasty Qing (Cing dalam bahasa Hokkian) adalah nama yang berarti “Kuil Kesadaran Agung”.
Quote:
Gereja Blenduk-GBIP


Lokasi : Jl. Letjen. Suprapto 32 Semarang
Gereja yang dibangun pada 1753 ini merupakan salah satu landmark di kota lama. Berbeda dari bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk, gedung yang bergaya Neo-Klasik ini justru tampil kontras. Bentuknya lebih menonjol . Lokasi bangunan ini frontal terhadap Jl. Suari yang dahulu bernama Kerk straat (Jalan Gereja). Bangunan gereja yang sekarang merupakan bangunan setangkup dengan facade tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga bagian. Jumlah lantainya adalah dua buah. Bangunan ini menghadap ke Selatan. Lantai bangunan hampir sama tinggi dengan jalan di depannya. Pondasi yang digunakan adalah batu dan sistem strukturnya dari bata. Dinding terbuat dari bata setebal satu batu. Atap bangunan berbentuk kubah dengan penutupnya lapisan logam yang dibentuk oleh usuk kayu jati. Di bawah pengakiran kubah terdapat lubang cahaya yang menyinari ruang dalam yang luas .
Pada sisi bangunan, Timur, Selatan dan Barat terdapat portico bergaya Dorik Romawi yang beratap pelana. Gereja ini memiliki dua buah Menara dikiri kanan Yang denahnya dasar berbentuk bujur sangkat tetapi pada lapisan paling atas berbentuk bundar. Menara ini beratap kubah kecil. Cornice yang ada disekililing bangunan berbentuk garis-garis mendatar. Pintu masuk merupakan pintu ganda dari panel kayu. Ambang atas pintu berbentuk lengkung. Demikian pula halnya dengan ambang atas jendela, yang berbentuk busur. Type jendela ada dua kelompok. Yang pertama ialah jendela ganda berdaun krepyak, sedangkan yang kedua merupakan jendela kaca warna-warni berbingkai. Bangunan yang terkait di sekitar Gereja Blenduk adalah Gedung Jiwasraya yang terletak di sebelah Selatan, kantor Kerta Niaga di sebelah Barat, ruang terbuka bekas Parade Plein di sebelah Timurnya.
Sampai dengan bentuknya yang dapat dilihat di kini, bangunan Gereja Blenduk sudah berganti rupa beberapa kali. Mula-mula Gereja di bangun pada tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa, dengan atap yang sesuai dengan arsitektur Jawa. Hal ini dapat dilihat pada peta kota Semarang tahun 1756 yang menunjukkan konfigurasi massa yang berbeda dari sekarang. Pada tahun 1787 rumah panggung ini dirombak total. Tujuh tahun berikutnya diadakan kembali perubahan. pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali oleh H.P.A. de Wilde dan W.Westmas dengan bentukn seperti sekarang ini. Yaitu dengan dua menara dan atap kubah. Keterangan mengenai Wilde dan Wetmas tertulis pada kolom di belakang mimbar. Pernah pada satu kurun waktu Gereja Immanuel yang Protestan dipakai pula oleh umat Katolik yang pada saat itu belum memiliki gedung gereja sendiri.



Last edited by didittrek; 10th January 2011 at 06:25 PM.
Reply With Quote