Tolak Mundur, Presiden Mesir Hosni Mubarak Pilih Bubarkan Kabinet

TEMPO Interaktif, Kairo -Presiden Hosni Mubarak membubarkan kabinetnya setelah Mesir sepanjang lima hari terakhir diguncang gelombang unjuk rasa antipemerintah. Aksi demo puluhan ribu orang itu telah menewaskan 26 orang.

Mubarak mengatakan ia akan mengumumkan jajaran kabinet baru Ahad besok."Saya telah meminta pemerintah untuk mengundurkan diri dan besok akan ada pemerintahan baru," ujarnya dalam pidato di televisi.

Presiden yang telah berkuasa 30 tahun itu mengatakan perubahan tak dapat dicapai melalui aksi demo tapi melalui dialog. Ia mengatakan mengerti bahwa orang-orang Mesir menginginkan dia mengatasi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan reformasi demokrasi. Ia juga berjanji akan melakukan reformasi sosial, ekonomi, dan politik.

"Kami tak akan mundur dalam reformasi. Kami akan melanjutkan langkah-langkah baru yang akan menjamin independensi peradilan dan hukum-hukumnya, dan lebih banyak kebebasan bagi warga," kata Mubarak.

Ia mengatakan langkah-langkah baru akan diambil untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan standar hidup, meningkatkan pelayanan, dan mengentaskan kemiskinan.

Dalam pernyataannya di televisi, Mubarak membela keputusannya menggunakan kekuatan militer dalam menghadapi situasi di seluruh kota. Ia mengerti kegelisahan para pengunjuk rasa, namun ia tak akan membiarkan Mesir diguncangkan oleh para demonstran.

Puluhan ribu orang telah turun ke jalan lima hari ini di kota Kairo, Suez, Alexandria, hingga Al Arish dekat perbatasan Palestina. Pemerintah memberlakukan jam malam tapi tak digubris demonstran.

Di Washington, pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan meninjau ulang bantuan luar negerinya ke Mesir. Mesir adalah penerima bantuan luar negeri Amerika terbesar ke empat setelah Afghanistan, Pakistan dan Israel.

Akbar Pribadi (Kairo) | YR (BBC, Reuters)