Untuk memantau kualitas udara di ibukota, pemerintah Jakarta akan menambah empat stasiun pemantau kualitas udara. Alat ini rencananya ditempatkan di empat wilayah, yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.
"Pengadaannya akan dilakukan pada tahun ini," kata Joni Tagor Harahap, Kepala Bidang Pencemaran dan Sanitasi Lingkungan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, yang dikutip dari situs resmi pemerintah Jakarta, beritajakarta.com, Jumat 2 Juli 2010.
Dengan ditambahnya empat stasiun, maka jumlah alat yang dimiliki Jakarta saat ini lima stasiun. Selama ini, satu stasiun pemantau kualitas udara ditempatkan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
Selain menambah stasiun pemantau kualitas udara, pemerintah juga akan menambah jadwal pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) dari sebulan sekali menjadi sebulan dua kali mulai Juli 2010. HBKB dilaksanakan tiap minggu kedua dan minggu terakhir setiap bulan.
Pada HBKB 4 Juli nanti, pelaksanaannya akan dibarengi dengan fun bike dalam rangka HUT Bayangkara yang diikuti oleh 64 ribu orang.
HBKB yang dilaksanakan sejak 2007 dan mengacu pada Perda Nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dinilai efektif memulihkan kualitas udara.
Bahkan, hasil evaluasi BPLHD, kualitas udara selama HBKB 2009 diketahui terjadi persentase penurunan konsentrasi pencemar yang cukup signifikan pada Parameter Debu (PM-10) turun sebesar 37 persen, karbon monoksida (CO) turun 67 persen, dan nitrogen monoksida (NO) turun sebesar 75 Persen.
�Meningkatnya kualitas udara dapat dilihat pada stasiun pemantau kualitas udara yang berada di Bundaran HI. Tapi, kami belum tahu pasti jumlah penurunannya secara rata-rata pada saat HBKB berlangsung," katanya.
Joni juga mengharapkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan saat HBKB berlangsung. Karena biasanya setelah HBKB berlangsung banyak sampah yang bertebaran.
"Harusnya bebas kendaraan juga bisa dibarengi dengan bebas sampah. Pada HBKB besok kami akan lebih menekankan masyarakat agar menjaga kebersihan," katanya.
sumber
"Pengadaannya akan dilakukan pada tahun ini," kata Joni Tagor Harahap, Kepala Bidang Pencemaran dan Sanitasi Lingkungan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, yang dikutip dari situs resmi pemerintah Jakarta, beritajakarta.com, Jumat 2 Juli 2010.
Dengan ditambahnya empat stasiun, maka jumlah alat yang dimiliki Jakarta saat ini lima stasiun. Selama ini, satu stasiun pemantau kualitas udara ditempatkan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
Selain menambah stasiun pemantau kualitas udara, pemerintah juga akan menambah jadwal pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) dari sebulan sekali menjadi sebulan dua kali mulai Juli 2010. HBKB dilaksanakan tiap minggu kedua dan minggu terakhir setiap bulan.
Pada HBKB 4 Juli nanti, pelaksanaannya akan dibarengi dengan fun bike dalam rangka HUT Bayangkara yang diikuti oleh 64 ribu orang.
HBKB yang dilaksanakan sejak 2007 dan mengacu pada Perda Nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dinilai efektif memulihkan kualitas udara.
Bahkan, hasil evaluasi BPLHD, kualitas udara selama HBKB 2009 diketahui terjadi persentase penurunan konsentrasi pencemar yang cukup signifikan pada Parameter Debu (PM-10) turun sebesar 37 persen, karbon monoksida (CO) turun 67 persen, dan nitrogen monoksida (NO) turun sebesar 75 Persen.
�Meningkatnya kualitas udara dapat dilihat pada stasiun pemantau kualitas udara yang berada di Bundaran HI. Tapi, kami belum tahu pasti jumlah penurunannya secara rata-rata pada saat HBKB berlangsung," katanya.
Joni juga mengharapkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan saat HBKB berlangsung. Karena biasanya setelah HBKB berlangsung banyak sampah yang bertebaran.
"Harusnya bebas kendaraan juga bisa dibarengi dengan bebas sampah. Pada HBKB besok kami akan lebih menekankan masyarakat agar menjaga kebersihan," katanya.
sumber
