Just My Ordinary Poetry

Kemarin.. aku menulis puisi..
Hari ini.. aku menulis puisi lagi..
Puisi-puisi ini membuat badanku jadi kurus kering
Tapi demi orang tuaku.. aku pun mengangkat kuas, dan menulis puisi walau kepala akhirnya jadi pusing

Menembus hari-hari yang cerah melewati celah-celah pegunungan
Kami mengukir di langit.. sebuah harapan tentang hasil akhir peperangan
Pada lumpur yang kuning, kami memberi minum pada kuda-kuda di tepi sungai yang kering kerontang
Ketika suara gemuruh bedug ditabuhkan untuk memulai perang
Kami mendengar rintihan tangis seorang putri raja, menyerukan keinginan untuk berdamai saja

Tiga ribu mil jauh dari kota..
Tidak ada apa-apa kecuali awan bergumpal
Sampai langit akhirnya tertutup dan salju pun turun
Hingga datang barbar liar, yang seolah terbang dari malam ke malam
Anak-anak pun kehabisan air mata untuk menangis

Bulan.. pada tanggal 15 bulat dan bulat
Pada tanggal 7 dan 8 separuhnya hilang
Bintang-bintang bertaburan tak beraturan
Awan pun menggumpal dan melayang dengan tenang

Sebuah kue bulan.. bulat dan bulat
Kalau dibelah, maka hilang separuh
Semuanya berebutan tak beraturan
Kucing pun mencuri separuhnya dengan tenang

Kedua mata Pak Guru.. bulat dan bulat
Ditonjok sekali saja.. maka lepas separuh
Semua orang tertawa tak beraturan
Tapi Huang A Ma menahan marah dengan pura-pura tenang

Kemarin di Istana main kembang api dan menari-nari sambil bernyanyi
Malam ini masuk penjara karena membantu pengorbanan sebuah hati
Dulu Huang A Ma begitu baik dan welas asih
Gara-gara kelicikan Huang Ho, apakah kebaikan Huang A Ma masih?

Hari ini cuaca sangat baik
Pemandangan di mana-mana jadi tampak indah
Kupu-kupu begitu sibuk
Begitu juga dengan para lebah
Burung-burung kecil begitu sibuk
Begitu juga dengan awan putih
Langkah kuda berderap menyajikan irama yang perkasa

Di depan sekelompok sapi berjalan perlahan
Belnya berbunyi "ding dong ding dong"
Ada yang menyanyi di sini dan juga di sana
Angin bernyanyi, begitu juga dengan sungai
Hijaunya pemandangan yang terhampar, sangat lengkap dengan langit yang juga cerah

In the autumn of the Xin You year,
by the banks of the Da Ming Lake
Amid the misty rain, I take to painting this scroll
Engaged in talk and admiration with Xiao Yan Zi

- Huang A Ma de shi ya -