http://www.mediaindonesia.com/spaw/u...056_macan2.jpg
Quote:
YOGYAKARTA--MICOM: ProFauna Indonesia kesulitan mengevakuasi macan tutul (panthera pardus) yang terpantau lebih dari empat ekor dan turun dari Gunung Merapi setelah habitat satwa liar tersebut hancur terkena erupsi.
Selama melakukan kegiatan penyelamatan dan evakuasi satwa liar dan hewan ternak sejak 27 Oktober lalu, aktivis ProFauna mengamati jejak macan tutul turun dari kawasan hutan di Merapi menuju permukiman penduduk yang sudah ditinggalkan.
"Macan tutul tersebut turun dari kawasan hutan karena habitatnya rusak. Selain itu, kemungkinan karena kelaparan, sehingga turun untuk mencari makanan," kata Koordinator ProFauna Darmanto kepada mediaindonesia.com, Jumat (12/11).
Ia menjelaskan, ProFauna telah mengevakuasi hewan ternak milik korban Merapi yang terdiri dari sapi, kerbau, dan kambing yang masih hidup ke kandang layak di radius aman 20 kilometer dari puncak Merapik. "Sebanyak 1.200 ekor hewan ternak sudah dievakuasi," tegasnya.
Sedangkan untuk mengevakuasi satwa liar seperti macan tutul dan monyet ekor panjang pihaknya mengaku kesulitan. Tim ProFauna berusaha berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) agar membuatkan alat jebakan guna menangkap macan tutul. Upaya itu dilakukan untuk menyelamatkan satwa langka tersebut.
Setelah macan-macan itu ditangkap, barulah dipikirkan untuk dilepaskan di alam dengan habitat baru. "Kami berharap macan tutul setelah ditangkap agar tidak ditaruh di kebun binatang. Harusnya dilepaskan kembali ke alam," kata Darmanto. (OL-01)
Selama melakukan kegiatan penyelamatan dan evakuasi satwa liar dan hewan ternak sejak 27 Oktober lalu, aktivis ProFauna mengamati jejak macan tutul turun dari kawasan hutan di Merapi menuju permukiman penduduk yang sudah ditinggalkan.
"Macan tutul tersebut turun dari kawasan hutan karena habitatnya rusak. Selain itu, kemungkinan karena kelaparan, sehingga turun untuk mencari makanan," kata Koordinator ProFauna Darmanto kepada mediaindonesia.com, Jumat (12/11).
Ia menjelaskan, ProFauna telah mengevakuasi hewan ternak milik korban Merapi yang terdiri dari sapi, kerbau, dan kambing yang masih hidup ke kandang layak di radius aman 20 kilometer dari puncak Merapik. "Sebanyak 1.200 ekor hewan ternak sudah dievakuasi," tegasnya.
Sedangkan untuk mengevakuasi satwa liar seperti macan tutul dan monyet ekor panjang pihaknya mengaku kesulitan. Tim ProFauna berusaha berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) agar membuatkan alat jebakan guna menangkap macan tutul. Upaya itu dilakukan untuk menyelamatkan satwa langka tersebut.
Setelah macan-macan itu ditangkap, barulah dipikirkan untuk dilepaskan di alam dengan habitat baru. "Kami berharap macan tutul setelah ditangkap agar tidak ditaruh di kebun binatang. Harusnya dilepaskan kembali ke alam," kata Darmanto. (OL-01)