PDA

View Full Version : ***uang asmak***


filmhorror
22nd April 2012, 06:28 PM
Uang Asmak oleh orang awam sering dianggap sebagai uang balik, yaitu uang yang apabila dibelanjakan lalu kembali (balik) kepada pemiliknya. Bagaimana yang sebenarnya dengan uang asmak itu? Beberapa guru memberikan ijazah tentang uang asmak ini, tapi satupun dari para guru itu, tidak ada yang berani menjanjikan bahwa setelah asmaknya diamalkan, maka menyebabkan uang yang sudah dibayarkan kepada orang lain akan kembali kepemiliknya.



Namun mereka menjelaskan bahwa yang dimaksud uang balik adalah rejeki yang mengalir terus menerus sehingga uang yang kita belanjakan seolah-olah kembali lagi dan kita tidak pernah kekurangan uang, bahkan bila disertai usaha yang sungguh-sungguh InsyaAllah rezeki akan bertambah terus. Tentu bukan seperti anggapan orang awam bahwa uang balik adalah uang yang ketika dibelanjakan akan kembali kepada pemiliknya dengan cara gaib. "Uang Balik" hanyalah kesalahan istilah, jadi jelas tidak ada piranti gaib berupa uang yang bisa kembali secara gaib setelah diberikan kepada orang lain. Jangan sampai Anda tertipu oleh iklan.



Sekarang ini banyak iklan paranormal yang menawarkan Uang Balik atau Ilmu Gaib yang bisa membuat kaya dalam waktu sekejap. Semua itu adalah kebohongan belaka. Ilmu Kaya mendadak memang ada, yakni dengan menyembah jin pesugihan. Namun ilmu ini juga tidak banyak yang tahu dan sudah tentu merupakan syirik yang besar.



Jika memang ada Paranormal yang bisa memperoleh banyak uang secara gaib atau memiliki uang balik, tentu mereka sendiri sudah sangat kaya dan tidak akan meminta mahar/bayaran. Namun apa kenyataanya? Semua paranormal yang mengaku bisa membuat kaya toh masih meminta mahar. Maka bagi Anda yang masih bermimpi bisa kaya mendadak dengan cara gaib, buanglah impian konyol itu. Berpikirlah logis, belajar, bekerja dan berdoalah, InsyaAllah kesejahtraan dunia dan akhirat akan Anda peroleh.



Berikut ini adalah Amalan Uang Asmak yang sebetulnya adalah ritual agar kita dimudahkan dalam memperoleh rejeki. Amalan ini diperoleh dari beberapa guru yang saya percayai kejujuran dan keikhlasannya. Ingat bahwa uang yang bisa kembali lagi setelah dibelanjakan adalah tidak ada. Amalan berikut merupakan tradisi mistik yang biasa ditempuh untuk memperbanyak datangnya rizqi. Tentu, sepatutnya orang yang melakukan amalan ini juga bekerja. Anda boleh memilih cara mana yang paling menurut Anda paling cocok dengan diri Anda. Jangan mengamalkan semuanya karena akan membuang banyak waktu Anda.



Uang Asmak I



Cara yang pertama, anda harus mengumpulkan sejumlah uang yang berlaku di negeri tempat anda tinggal, yaitu, dari nilai uang yang paling rendah hingga yang tertinggi. Jika di Indonesia, berarti : Rp. 25,- Rp.50, Rp.100,- Rp.500,- Rp.1.000,- Rp.5.000,- Rp.10.000,- Rp.20.000,- Rp.50.000,- dan Rp.100.000,-



Seluruh uang itu jika dijumlah mencapai Rp. 186.675 ( Seratus delapan puluh enam ribu enam ratus tujuh puluh lima). Selanjutnya, sejumlah uang itu ditambah dengan uang logam kuno (godgem/kethip) dan dimasukkan dalam peti atau kotak terbuat dari kayu atau besi yang sengaja dibuat untuk melakukan ritual itu.



Jika peti dan sejumlah uangnya sudah tersedia, mulailah untuk melakukan amalan batin. Caranya, selama 10 (sepuluh) malam, harus bershalat hajat 2 rekaat pada tengah malam dan setelah shalat hajat membaca Surat Al-Kahfi (sekali).



Surat Al-Kahfi terdapat dalam Alquran Surat ke 18 Juz 15. Banyak ayatnya 110. Cara membacanya pada tengah malam itu, setiap sampai pada ayat yang ke 109 berbunyi: Qul lau kaanal bahru midaadal likalimati rabbii lanafidal bahru qabla an tanfada kalimaatu rabbii wa lau ji naa bimitslihii madada, dibaca tiga kali. Sedangkan untuk ayat selanjutnya (yang terakhir) dibaca sekali.



Setelah surat Al-Kahfi selesai dibaca, tiup tiga kali pada sejumlah uang yang terdapat dalam peti itu. Dan amalan ini harus dilakukan pada sepuluh malam berturut-turut tanpa terputus.



Amalan dalam ilmu uang asmak ini tidak hanya bermanfaat pada orang yang membacakan Surat Al-Kahfi-nya saja. Uang ini pun dapat diwariskan pada anak-cucu, sepanjang mereka masih dapat melanggengkan kewajiban pokok yang harus dilakukan, sebagai berikut:



Menyimpan uang itu dan tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi.



Setiap kali ada uang masuk (hasil dari perdagangan, hadiah,dll) maka ambillah uang (dalam peti) yang sudah diasmak itu sejumlah 2,5% hingga 10%, dan sedekahkan pada fakir miskin, yatim piatu atau kegiatan sosial keagamaan. Misalnya, anda diberi hadiah uang Rp. 1.000.000,- Maka ambil sesuai prosentasi diatas (2,5 – 10 presen), berarti sekitar Rp.25.000,- hingga Rp.100.000,-. Uang yang diambil untuk disedekahkan itu adalah uang yang sudah diasmak. Selanjutnya, ganti uang yang dikeluarkan itu dari dalam peti dengan uang yang baru anda terima.



Insya Allah, jika hal ini dilakukan secara rutin, maka dalam waktu yang tidak lama, akan ada perobahan, ekonomi lebih maju dan berkah disebabkan oleh laku lahir batin, yaitu, secara batin melakukan shalat hajat selama 7 malam dan membaca Surat Al-Kahfi, dan amalan lahir berupa sedekah kepada orang yang berhak menerima.



Amalan yang menyeimbangkan antara ritual dengan sosial, jauh lebih cepat bereaksi dibanding jika hanya menekankan pada satu sisi saja. Terbukti, banyak orang mengamalkan wirid untuk kemudahan rezeki, namun karena bersifat bakhil (enggan berderma), amalan wiridnya pun seperti tidak manjur.



Sebaliknya, orang yang (maaf) ibadahnya sedang-sedang saja, namun karena sifatnya dermawan, justru lebih cepat menerima karunia dari Allah SWT. Dan seorang guru hikmah menjelaskan, amalan yang bersifat batin (wirid) itu adalah ibarat pohon. Buahnya adalah perwujudan sikap dermawan seseorang terhadap sesamanya.



Dengan memahami hal ini, pemahaman tentang “uang balik” adalah uang yang dibelanjakan dijalan Allah, kemudian setelah itu Allah SWT akan mengembalikannya yang lebih banyak. Sedangkan jika ada orang berani menjanjikan adanya uang yang dapat kembali setelah dibelanjakan, patutlah kita curigai. Logika anak kecil saja mengatakan, “Jika orang dapat mengembalikan uangnya setelah dibelanjakan, buat apa repot-repot memasang iklan.”

</div>