Indeks US Dollar kembali berada di sekitaran level terendah (Lower Low) dalam satu bulan terakhir pada penutupan market kemarin setelah the Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih sedikit selama dua tahun ke depan dan menyatakan kehati-hatiannya tentang prospek ekonomi Amerika Serikat.
Para investor juga menyatakan keprihatinan mereka bahwa para pembuat kebijakan the Fed mungkin menaikkan suku bunga justru di saat ekonomi tengah berada dalam lajur perlambatan. Selain menurunkan perkiraan terhadap kenaikan suku bunga, The Fed juga mengurangi perkiraan mereka mengenai pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun mendatang.
Ahli strategi mata uang Wells Fargo Securities di New York, Nick Bennenbroek, berpendapat bahwa pasar saat ini mungkin akan mulai berfokus pada beberapa aspek yang lebih dovish dari pengumuman The Fed dalam rapat FOMC kemarin.
Nick menyoroti langkah mengejutkan bank sentral Swedia kemarin yang juga menaikkan suku bunganya. Menurutnya, setidaknya dalam hal waktu, langkah bank tersebut adalah sebuah pengingat bahwa selain pengetatan The Fed yang lebih lambat, tahun depan juga pasar dapat melihat langkah pengetatan yang lebih agresif dari bank – bank sentral lainnya.
Rasio kurva imbal hasil 2 tahun/10 tahun yang secara luas dianggap sebagai indikator resesi masa depan meningkat sebesar 10 basis poin dan hanya sedikit di atas titik terendah 11 tahun yang dicetak pada awal bulan ini, dengan terjadinya inversi (pembalikan kurva imbal hasil dua obligasi) yang secara luas dianggap sebagai pertanda resesi bagi perekonomian Amerika Serikat.