Ceriwis

Ceriwis (https://forum.ceriwis.com/forum.php)
-   Hindu (https://forum.ceriwis.com/forumdisplay.php?f=133)
-   -   Bincang-Bincang Umat Sedharma (https://forum.ceriwis.com/showthread.php?t=7489)

CTsubasa 13th February 2010 01:40 PM

Bincang-Bincang Umat Sedharma
 

Dalam undangan... Yang sudah sampai silahkan bincang-bincang di sini masalah umat di sekitar kita...

dwipayana 22nd February 2010 07:50 PM

silahkan, apa topik yg akan diperbincangkan? sy hanya akan mengikuti saja.

CTsubasa 23rd February 2010 11:07 AM

OK, tiang nanya duluan ya Pak... Om Swastyastu... Anand Krishna tu bukan penyembah murni'kan?

dwipayana 23rd February 2010 07:06 PM

maaf, saya tidak begitu merperhatikan soal pribadi dia. mungkin bisa dijelaskan.

anaklugu 23rd February 2010 11:23 PM

kayaknya Anand udah sampai tahap lintas agama deh...
emang dia Hindu kah?? belum pernah tahu sih...

Gimana RKJ?
ada masukan?

CTsubasa 25th February 2010 06:33 PM

Dia memang Hindu, dan dia universal banget menerima semua agama sbg hal yg sama... Denger2 sih dia pengagum Krsna...
Tp menurut sy dia bukan Vaisnava murni...

dwipayana 25th February 2010 09:28 PM

orang yg sudah sampai pada lintas agama, berarti dia sudah tidak ada batasan untuk melaksanakan syariay agama manapun. dia bisa sholat, sembahyang di gereja, di pure, di wihara, tanpa ragu. dia sudah dapat memahami hakekat semua agama. apakah dia sudah seperti itu, atau dia hanya baru sebatas guru meditasi.

dwipayana 25th February 2010 09:56 PM

lintas agama, artinya dia sudah memahami hakekat dan syariat dari setiap agama. dia juga sudah bisa sembahyang di semua tempat peribadatan tanpa merasa ragu. apakah dia sudah seperti itu? atau baru hanya ditingkat pemahamannya universal.

CTsubasa 1st March 2010 12:15 PM

Quote:

Originally Posted by dwipayana (Post 46793)
orang yg sudah sampai pada lintas agama, berarti dia sudah tidak ada batasan untuk melaksanakan syariay agama manapun. dia bisa sholat, sembahyang di gereja, di pure, di wihara, tanpa ragu. dia sudah dapat memahami hakekat semua agama. apakah dia sudah seperti itu, atau dia hanya baru sebatas guru meditasi.

Setau sy dia sama sekali tidak mengajarkan ttg agama, cuma mengajarkan yoga dan meditasi untuk kesehatan, banyak turis asing juga yg berlatih yoga di tempatnya...

CTsubasa 1st March 2010 12:17 PM

Btw, selamat hari raya Saraswati ya semuanya... Maaf kemarin2 tiang tidak online soalnya modem rusak...

dwipayana 18th December 2010 10:35 PM

Quote:

Originally Posted by C. Tsubasa (Post 48377)
Btw, selamat hari raya Saraswati ya semuanya... Maaf kemarin2 tiang tidak online soalnya modem rusak...

kok sepi tidak ada perbincangan. lagi pada kemana ?

CTsubasa 19th December 2010 09:52 AM

Aku di sini...

dwipayana 19th December 2010 06:35 PM

Quote:

Originally Posted by C. Tsubasa (Post 564749)
Aku di sini...


kenapa pure dikatakan tempat suci ? apa kriteria yang dipakai untuk menentukan suatu tempat itu suci ?

apakah di utama mandala apakah ada yang namanya bhuta kala atau tidak ?

kalau ada, lalu di utama mandala masih disebut tempat suci ? apa alasannya ?

kalau tidak, lalu kenapa jero mangku atau pedande masih memberikan segehan untuk bhuta ?

mari kita perbincangkan.

CTsubasa 20th December 2010 11:12 PM

Ya, antara agama Hindu Bali dengan bhuta kala erat kaitannya dengan Tantra. Hindu Bali sangat dipengaruhi dengan Tantra.

Quote:

kenapa pure dikatakan tempat suci ? apa kriteria yang dipakai untuk menentukan suatu tempat itu suci ?

apakah di utama mandala apakah ada yang namanya bhuta kala atau tidak ?

kalau ada, lalu di utama mandala masih disebut tempat suci ? apa alasannya ?

kalau tidak, lalu kenapa jero mangku atau pedande masih memberikan segehan untuk bhuta ?

mari kita perbincangkan.
Pura dikatakan tempat suci karena di sana tempat memuja Tuhan. Suatu tempat dianggap suci apabila dia telah disakralkan untuk hal positif. Terutama sekali untuk memuja Tuhan.

Bhuta Kala dipercaya ada di seluruh areal Pura, termasuk mandala utama. Dia diyakini bertugas menjaga areal Pura tersebut dari gangguan manusia. Karena diyakini ada, maka orang-orang memberi segehan untuk para bhuta. Bhuta kala itu sebenarnya memang ada. Barang siapa yang mengacau di areal Pura, dia bisa mengalami hal aneh termasuk kematian tak wajar. Itulah akibat dari kemarahan para Bhuta Kala yg menjaga Pura.

CTsubasa 20th December 2010 11:15 PM

Ya, antara agama Hindu Bali dengan bhuta kala erat kaitannya dengan Tantra. Hindu Bali sangat dipengaruhi dengan Tantra.

Quote:

kenapa pure dikatakan tempat suci ? apa kriteria yang dipakai untuk menentukan suatu tempat itu suci ?

apakah di utama mandala apakah ada yang namanya bhuta kala atau tidak ?

kalau ada, lalu di utama mandala masih disebut tempat suci ? apa alasannya ?

kalau tidak, lalu kenapa jero mangku atau pedande masih memberikan segehan untuk bhuta ?

mari kita perbincangkan.
Pura dikatakan tempat suci karena di sana tempat memuja Tuhan. Suatu tempat dianggap suci apabila dia telah disakralkan untuk hal positif. Terutama sekali untuk memuja Tuhan.

Bhuta Kala dipercaya ada di seluruh areal Pura, termasuk mandala utama. Dia diyakini bertugas menjaga areal Pura tersebut dari gangguan manusia. Karena diyakini ada, maka orang-orang memberi segehan untuk para bhuta. Bhuta kala itu sebenarnya memang ada. Barang siapa yang mengacau di areal Pura, dia bisa mengalami hal aneh termasuk kematian tak wajar. Itulah akibat dari kemarahan para Bhuta Kala yg menjaga Pura.

dwipayana 22nd December 2010 10:27 PM

Quote:

Originally Posted by C. Tsubasa (Post 568547)
Ya, antara agama Hindu Bali dengan bhuta kala erat kaitannya dengan Tantra. Hindu Bali sangat dipengaruhi dengan Tantra.


Pura dikatakan tempat suci karena di sana tempat memuja Tuhan. Suatu tempat dianggap suci apabila dia telah disakralkan untuk hal positif. Terutama sekali untuk memuja Tuhan.

Bhuta Kala dipercaya ada di seluruh areal Pura, termasuk mandala utama. Dia diyakini bertugas menjaga areal Pura tersebut dari gangguan manusia. Karena diyakini ada, maka orang-orang memberi segehan untuk para bhuta. Bhuta kala itu sebenarnya memang ada. Barang siapa yang mengacau di areal Pura, dia bisa mengalami hal aneh termasuk kematian tak wajar. Itulah akibat dari kemarahan para Bhuta Kala yg menjaga Pura.

apakah hanya dipure tempat memuja Tuhan, dan apakah disuatu pure sudah pasti ada Tuhan yang akan dipuja ?

kenapa harus bhuta kala yang menjaga pure, apakah bethare yang duduk disana tidak sanggup atau kalah sakti dengan bhuta kala ?
apakah bhuta kala itu bisa disamakan dengan aura yang negatip ?

CTsubasa 23rd December 2010 10:06 AM

Ya, Hindu yang sampai ke Bali mengalami banyak sekali penyempitan makna. Misalnya ya Catur Warna, maknanya menjadi sempit, di Bali diartikan sebagai golongan berdasar garis keturunan.
Ada pula Bhuta Yajna, artinya korban suci untuk makhluk2 halus. Padahal, bhuta itu artinya makhluk hidup. Baik dari tumbuhan, sampai hewan dan manusia.


Quote:

apakah hanya dipure tempat memuja Tuhan, dan apakah disuatu pure sudah pasti ada Tuhan yang akan dipuja ?
Tuhan berada di mana2.

Quote:

kenapa harus bhuta kala yang menjaga pure, apakah bethare yang duduk disana tidak sanggup atau kalah sakti dengan bhuta kala ?
apakah bhuta kala itu bisa disamakan dengan aura yang negatip ?
Penguasa negara adalah para pejabat, kenapa tentara yg menjaga keamanan negara? Apa para pejabatnya tidak memiliki kekuatan? Ya mungkin saja bhuta kala memang ditugaskan seperti itu.

Bhatara, dibilang negatif jg tidak, dibilang negatif jg iya. Dia menjaga tempat2 tertentu. Bilamana ada orang yg berbuat asusila di tempat itu, pasti dia yg menghukumnya.

Kalau kita permisi untuk lewat di tempat yg dihuninya, kita pasti tidak diganggu.

dwipayana 23rd December 2010 06:55 PM

Quote:

Originally Posted by C. Tsubasa (Post 573983)
Ya, Hindu yang sampai ke Bali mengalami banyak sekali penyempitan makna. Misalnya ya Catur Warna, maknanya menjadi sempit, di Bali diartikan sebagai golongan berdasar garis keturunan.
Ada pula Bhuta Yajna, artinya korban suci untuk makhluk2 halus. Padahal, bhuta itu artinya makhluk hidup. Baik dari tumbuhan, sampai hewan dan manusia.



Tuhan berada di mana2.


Penguasa negara adalah para pejabat, kenapa tentara yg menjaga keamanan negara? Apa para pejabatnya tidak memiliki kekuatan? Ya mungkin saja bhuta kala memang ditugaskan seperti itu.

Bhatara, dibilang negatif jg tidak, dibilang negatif jg iya. Dia menjaga tempat2 tertentu. Bilamana ada orang yg berbuat asusila di tempat itu, pasti dia yg menghukumnya.

Kalau kita permisi untuk lewat di tempat yg dihuninya, kita pasti tidak diganggu.

kalau memang telah terjadi penyempitan makna, kenapa manusia hindu tidak berusaha untuk mengambalikan seperti apa yang dimaksud dalam weda ?

kalau memang Tuhan ada dimana-mana, pasti gampang dong menemuinya.
tapi saya sampai sekarang belum pernah menemui-Nya ? kenapa apanya yang salah ?

kenapa kalau ada upacara odalah disuatu pure, sesajinya banyak sekali ?
apa sebenarnya fungsi sesaji tersebut, untuk makanan bethare, atau hanya sekedar simbol ?
Sesaji yang hakiki, sebenarnya ada dimana ?

kalau pemangku mengucapkan mantra : Om om padmasana ya namah swaha. mantra ini sebenarnya tujuan untuk apa ?

CTsubasa 24th December 2010 11:03 AM

Quote:

kalau memang telah terjadi penyempitan makna, kenapa manusia hindu tidak berusaha untuk mengambalikan seperti apa yang dimaksud dalam weda ?
Karena mereka terikat dengan adat lokal.

Quote:

kalau memang Tuhan ada dimana-mana, pasti gampang dong menemuinya.
tapi saya sampai sekarang belum pernah menemui-Nya ? kenapa apanya yang salah ?
Kita tidak bisa menemukan Tuhan karena kita belum menemukan jati diri kita sendiri.

Quote:

kenapa kalau ada upacara odalah disuatu pure, sesajinya banyak sekali ?
apa sebenarnya fungsi sesaji tersebut, untuk makanan bethare, atau hanya sekedar simbol ?
Sesaji yang hakiki, sebenarnya ada dimana ?
Mungkin menurut mereka, makin banyak yg dihaturkan, makin banyak pahalanya.
Itu adalah simbol rasa syukur dari mereka. Hanya saja, sesaji besar-besaran mulai menjadi lahan bisnis dan pengangkat harga diri.


Quote:

kalau pemangku mengucapkan mantra : Om om padmasana ya namah swaha. mantra ini sebenarnya tujuan untuk apa ?
Nah, kalau ini sy kurang tahu Pak.

dwipayana 24th December 2010 10:05 PM

Quote:

Originally Posted by C. Tsubasa (Post 576456)
Karena mereka terikat dengan adat lokal.


Kita tidak bisa menemukan Tuhan karena kita belum menemukan jati diri kita sendiri.


Mungkin menurut mereka, makin banyak yg dihaturkan, makin banyak pahalanya.
Itu adalah simbol rasa syukur dari mereka. Hanya saja, sesaji besar-besaran mulai menjadi lahan bisnis dan pengangkat harga diri.



Nah, kalau ini sy kurang tahu Pak.

Karena mereka terikat dengan adat lokal.
lalu kenapa para intelektual hindu yang sering muncul dilayar Bali TV, tidak berusaha mengarahkan umat hindu, untuk kembali kepada ajaran ketuhanan menurut weda ? malah sering kali saya lihat membahas masalah sesaji ?

menurut saudara, mana lebih bermanfaat, lebaih banyak menolong manusia yang masih hidup, penuh dengan beban kemiskinan, dari pada menghaturkan sesaji sedemikian banyak, yang tidak diketahui bethare suka atau tidak menikmatinya ?
saya beri contoh, seandainya saudara sebagai bethare dan kesenangan saudara sewaktu hidup adalah menikmati cap cay sea food.
seandainya saya maturan sesaji, mana yang lebih saudara suka, sesaji yang lebih banyak janurnya atau saya bawakan sepiring capcay sea food ?

Mantra Om om padmasana ya namah swaha, mengandung makna :
ya Tuhan semoga badan hamba ini kokoh bagaikan padmasana. kenapa ?

karena kita akan melaksanakan sembahyang, duduk bersila. disamping itu, bahwa padmasana yang sejati adalah badan kita ini, karena disitu tempat bersthananya Roh (bagian kecil dari Tuhan).

apa yang seharusnya dilakukan oleh umat hindu, supaya bisa menemukan jati diri sejati mereka ?

CTsubasa 25th December 2010 05:06 PM

Quote:

Originally Posted by dwipayana (Post 577960)
Karena mereka terikat dengan adat lokal.
lalu kenapa para intelektual hindu yang sering muncul dilayar Bali TV, tidak berusaha mengarahkan umat hindu, untuk kembali kepada ajaran ketuhanan menurut weda ? malah sering kali saya lihat membahas masalah sesaji ?

Baik dari kaum intelektual, dari brahmana sampai sudra, asal orang Bali, ya sudah, pasti upakara yang dibahas karena mereka semua benar-benar terikat adat.

Quote:

menurut saudara, mana lebih bermanfaat, lebaih banyak menolong manusia yang masih hidup, penuh dengan beban kemiskinan, dari pada menghaturkan sesaji sedemikian banyak, yang tidak diketahui bethare suka atau tidak menikmatinya ?
saya beri contoh, seandainya saudara sebagai bethare dan kesenangan saudara sewaktu hidup adalah menikmati cap cay sea food.
seandainya saya maturan sesaji, mana yang lebih saudara suka, sesaji yang lebih banyak janurnya atau saya bawakan sepiring capcay sea food ?
Menurut saya, lebih banyak menolong dan meningkatkan SDM lebih baik drpd menghaturkan upakara besar2an.

Quote:

Mantra Om om padmasana ya namah swaha, mengandung makna :
ya Tuhan semoga badan hamba ini kokoh bagaikan padmasana. kenapa ?

karena kita akan melaksanakan sembahyang, duduk bersila. disamping itu, bahwa padmasana yang sejati adalah badan kita ini, karena disitu tempat bersthananya Roh (bagian kecil dari Tuhan).
Wah, mantra ini bagus sekali.

Quote:

apa yang seharusnya dilakukan oleh umat hindu, supaya bisa menemukan jati diri sejati mereka ?
Mencari guru kerohanian yang bonafit, lalu belajar spiritual dari beliau.

dwipayana 26th December 2010 09:41 AM

Quote:

Originally Posted by C. Tsubasa (Post 580008)
Baik dari kaum intelektual, dari brahmana sampai sudra, asal orang Bali, ya sudah, pasti upakara yang dibahas karena mereka semua benar-benar terikat adat.


Menurut saya, lebih banyak menolong dan meningkatkan SDM lebih baik drpd menghaturkan upakara besar2an.


Wah, mantra ini bagus sekali.


Mencari guru kerohanian yang bonafit, lalu belajar spiritual dari beliau.

saya setuju dengan pendapat saudara. adakah kiat2 dari saudara untuk mencoba mencari jalan keluarnya dalam rangka perbaikan kearah efisien dan efektif, terhadap pelaksanaan upacara keagamaan ?

saudara sebagai umat hindu. dalam rangka merealisasikan tujuan hidup yaitu, mokshartam jagadhita, apa saja yang saudara sudah laksanakan sehari-hari ?

saya kutipkan lagi sebuah mantra, dan mantra ini di bali oleh para pedande dan pinandita dianggap mantra yang keramat, sehingga tidak semua orang boleh mengucapkannya. dan pedande waktu mengucapkan mantra ini, diikuti oleh mudra.
Om Ung Rah Phat astra ya namah
Om atma tatwatma sudha ya mam swaha
Om om ksama sampurnaya namah
Om cripasupataye Hum Phat

kalimat kedua dari mantra ini, dipakai sebagai mantra pertama dalam panca sembah.
coba saudara tanyakan kepada pedande atau pinandita, makna apa sebenarnya yang terkandung didalam astra mantra tsb.?

selanjutnya, mencari guru spiritual yang bonafit. apa ukuran bonafit yang saudara pakai ?
apakah seseorang yang sakti mandraguna, atau seseorang yang memiliki pengetahuan kaweruh tentang Tuhan ?

CTsubasa 26th December 2010 10:22 AM

Quote:

Originally Posted by dwipayana (Post 581248)
saya setuju dengan pendapat saudara. adakah kiat2 dari saudara untuk mencoba mencari jalan keluarnya dalam rangka perbaikan kearah efisien dan efektif, terhadap pelaksanaan upacara keagamaan ?

Ya, saya hanya menulis untuk mengajak umat kita supaya tidak terlalu terikat dengan budaya yang tidak jelas maknanya. Jadi, usaha saya cuma melalui berbagai tulisan.

Quote:

saudara sebagai umat hindu. dalam rangka merealisasikan tujuan hidup yaitu, mokshartam jagadhita, apa saja yang saudara sudah laksanakan sehari-hari ?
Terus menggali ajaran rohani dalam Bhagavad Gita supaya tidak terikat keduniawian. Tapi saya menyadari bahwa saya masih jauh dari kualitas rohani.

Quote:

saya kutipkan lagi sebuah mantra, dan mantra ini di bali oleh para pedande dan pinandita dianggap mantra yang keramat, sehingga tidak semua orang boleh mengucapkannya. dan pedande waktu mengucapkan mantra ini, diikuti oleh mudra.
Om Ung Rah Phat astra ya namah
Om atma tatwatma sudha ya mam swaha
Om om ksama sampurnaya namah
Om cripasupataye Hum Phat

kalimat kedua dari mantra ini, dipakai sebagai mantra pertama dalam panca sembah.
coba saudara tanyakan kepada pedande atau pinandita, makna apa sebenarnya yang terkandung didalam astra mantra tsb.?
Wah, saya tidak punya kenalan Pedanda Pak, jadi tidak ada tempat untuk bertanya. Saya juga malu berbicara dengan Pedanda karena tidak bisa Bhs. Bali halus.

Quote:

selanjutnya, mencari guru spiritual yang bonafit. apa ukuran bonafit yang saudara pakai ?
apakah seseorang yang sakti mandraguna, atau seseorang yang memiliki pengetahuan kaweruh tentang Tuhan ?
Sebenarnya di dalam Veda sendiri sudah ada standar bonafit. Yaitu melalui garis perguruan kerohanian yang telah ada secara turun-temurun. Tidak mesti memiliki siddhi (kekuatan batin), yang penting telah mampu memahami dan menjelaskan kerohanian atau ajaran Ketuhanan.
Sistem ini disebut sistem Sampradaya, dan cara belajarnya disebut Upanisad yaitu duduk dekat kaki guru.

dwipayana 31st December 2010 12:01 AM

Quote:

Originally Posted by C. Tsubasa (Post 581314)
Ya, saya hanya menulis untuk mengajak umat kita supaya tidak terlalu terikat dengan budaya yang tidak jelas maknanya. Jadi, usaha saya cuma melalui berbagai tulisan.


Terus menggali ajaran rohani dalam Bhagavad Gita supaya tidak terikat keduniawian. Tapi saya menyadari bahwa saya masih jauh dari kualitas rohani.


Wah, saya tidak punya kenalan Pedanda Pak, jadi tidak ada tempat untuk bertanya. Saya juga malu berbicara dengan Pedanda karena tidak bisa Bhs. Bali halus.


Sebenarnya di dalam Veda sendiri sudah ada standar bonafit. Yaitu melalui garis perguruan kerohanian yang telah ada secara turun-temurun. Tidak mesti memiliki siddhi (kekuatan batin), yang penting telah mampu memahami dan menjelaskan kerohanian atau ajaran Ketuhanan.
Sistem ini disebut sistem Sampradaya, dan cara belajarnya disebut Upanisad yaitu duduk dekat kaki guru.

melalui tulisan atau dengan dharmawacana, semuanya bagus, sepanjang niatnya baik untuk tujuan perbaikan /peningkatan pemahaman umat tentang ketuhanan menurut ajaran weda.

menyinggung Bhagavadgita. menurut saudara, apa dan kenapa, Vyasa menulis BG. dengan 700 sloka dan dijadikan 18 bab ?
makna apa yang ingin dia sampaikan kepada pembacanya ?

astra = rahasia......ada tiga simbol rahasia didalam diri manusia, yaitu : Rah, Ung , Phat. tiga rahasia ini adalah kunci dari keberhasilan manusia dalam menjalani hidup, kalau dia berhasil memecahkan kuncinya.
kalimat kedua, adalah permohonan agar atma (jiwa pribadi) menjadi suci, dan kalimat ketiga, permohonan agar menjadi sempurna lahir dan bathin,
kalimat keempat , mengandung permohonan, semoga dengan kesempurnaan, Rah Ung Phat berubah menjadi Hum phat, dan selanjutnya menjadi satu aksara yaitu Om (omkara).

biasanya, orang biasa, dilarang oleh pedande atau pinandita, mengucapkan mantra ini.

sekarang ini, televisi sudah bisa dianggap sebagai sebuah sampradaya. permasalahannya adalah, belum ada orang yang benar2 menguasai hakekat dari ajaran weda, sehingga yang mereka sampaikan adalah hanya kulit2 nya saja, dan selalu berkutat pada masalah sesaji, upakara dan upacara.
kalau terus begini, kapan umat hindu naik derajatnya dimata Tuhan ?

dwipayana 28th January 2011 09:59 PM

Waduh...........kok sepi ? lagi pada kemana ya ?

apa lagi bertapa mencari wahyu ?

yah... berbincang sendiri saja deh

WorldDream 5th January 2012 11:43 PM

Quote:

Originally Posted by dwipayana (Post 718275)
Waduh...........kok sepi ? lagi pada kemana ya ?

apa lagi bertapa mencari wahyu ?

yah... berbincang sendiri saja deh

ane temenin y oms biar g kesepian :gg:

PEKemon 9th February 2012 02:04 PM

Melihat perbincangan para sepuh diatas,
ane jadi bengong :hope:
salam kenal dulu semua nya
Quote:

Originally Posted by dwipayana (Post 575229)
kalau memang Tuhan ada dimana-mana, pasti gampang dong menemuinya.
tapi saya sampai sekarang belum pernah menemui-Nya ? kenapa apanya yang salah ?

Tuhan ada dalam hati.
sebenarnya tuhan selalu menunggu kita, dia juga ingin bicara hati ke hati
tetapi masalahnya manusia jaman sekarang terlalu sibuk mencari Rupiah :melonndan:




All times are GMT +7. The time now is 12:26 PM.