Liputan6.com, Kairo: Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) menyatakan rasa penyesalan terdalamnya atas sebuah laporan penyerangan terhadap demonstran wanita oleh militer dalam bentrokan belum lama ini. Menurut laporan Xinhua, Rabu (21/12), SCAF juga berjanji akan menjatuhkan sanksi yang setimpal kepada para penyerang.
Permintaan maaf SCAF ini datang setelah sejumlah situs internet dan stasiun televisi menayangkan sebuah rekaman video berisi para tentara yang menyeret wanita dengan menarik rambutnya. Selain itu, mereka juga terlihat memukul dan bahkan menelanjangi seorang wanita hingga pakaian dalam bagian tasnya kelihatan di tengah aksi protes di Kairo.
Dalam pernyataan SCAF, pihaknya menegaskan kembali bahwa SCAF tetap menghormati dan menghargai wanita Mesir, serta hak mereka untuk protes dan partisipasi aktif mereka dalam kehidupan politik untuk transisi demokratis. "Kami berjanji akan mengambil jalur hukum untuk menghukum pihak yang bertanggung jawab atas aksi kekerasan itu," bunyi pernyataan SCAF.
Bentrokan ini terjadi sejak Jumat pekan lalu antara pasukan militer dan demonstran yang sudah menewaskan sebanyak 12 orang dan 800 lainnya dilaporkan terluka. Hal ini menegaskan bahwa pentingnya untuk menyelesaikan proses demokrasi dan menyelesaikan fase ketiga pemilihan parlemen secepat mungkin. SCAF juga mengatakan siap untuk membahas setiap inisiatif dari gerakan politik yang bisa berpartisipasi dalam stabilitas dan keamanan Mesir.
Kepala SCAF Hussein Tantawi , Selasa kemarin, menegaskan pada pertemuan dengan anggota Dewan Penasehat bahwa pentingnya untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan, dan menambahkan "Kami berkomitmen untuk melindungi fasilitas umum dan institusi".
Tantawi mengatakan, pasukan militer juga bertanggung jawab atas merenovasi Gedung Ilmiah Mesir, yang dibakar pada Sabtu lalu selama aksi protes. Lembaga ini didirikan pada tahun 1798 dan menyimpan sekitar 200.000 buku penting. (JAY/MEL)
