Ceriwis

Ceriwis (https://forum.ceriwis.com/forum.php)
-   Gossip & Gallery (https://forum.ceriwis.com/forumdisplay.php?f=10)
-   -   Org Indonesia merintis bisnis di Arab (https://forum.ceriwis.com/showthread.php?t=1195)

boss 31st December 2009 07:52 AM

Org Indonesia merintis bisnis di Arab
 

BAEHAQI, Jeddah

---

SIANG menjelang sore, serombongan jamaah haji Indonesia turun dari bus di Bandara King Abdul Aziz (KAA), Jeddah. Dengan tertib mereka menuju ruang tunggu. Seorang warga Indonesia yang semula duduk di mobil mini yang disediakan bandara lantas bergegas menyambut kedatangan para jamaah tersebut.

''Silakan ngopi-ngopi dulu atau minum teh,'' kata lelaki tersebut setengah berteriak menggunakan megafon.

Setelah meletakkan tas, seorang jamaah asal embarkasi Solo mendekat ke mobil mini yang menyediakan aneka minuman dan makanan ringan. Beberapa jamaah lain menyusul. Dalam sekejap, mobil yang mirip mobil golf itu dikerumuni puluhan jamaah. ''Ji! Kopi, teh, atau susu,'' ujar Khoirul menawarkan dagangannya.

Pria asal Wonokromo, Surabaya, itu menyebut Ji untuk memanggil nama haji. Yang dipanggil itu akan pulang setelah menunaikan rukun Islam kelima tersebut. Mereka naik bus dari Madinah ke Jeddah untuk selanjutnya terbang ke tanah air.

Di bandara, para jamaah itu harus menunggu setidaknya tiga jam. Kalau pesawatnya delay, masa tunggu lebih lama lagi. Karena itu, begitu ditawari makanan atau minuman, mereka tertarik. Apalagi, yang menawari adalah orang yang juga berasal dari Indonesia.

Khoirul bukanlah petugas haji. Dia juga bukan orang suruhan maskapai haji untuk menenangkan jamaah setelah pesawatnya telat. Khoirul adalah karyawan Bin Jawi, sebuah perusahaan milik orang Indonesia yang membuka tempat usaha di terminal haji Bandara Jeddah. Nama itu dikibarkan membuntuti dua perusahaan raksasa Arab yang menggunakan nama Bin. Yaitu, Bin Laden Group dan Bin Dawood Group.

Aminuddin, pemilik Bin Jawi, tak takut berhadapan langsung dengan dua perusahaan konglomerasi tersebut. Dia menyewa lokasi dagangan yang terbilang elite. Di bandara itu pula Bin Laden menjadi salah satu operator, sehingga setiap saat karyawan Bin Laden melihat konter Bin Jawi. ''Sudah dua tahunan,'' kata Heri Pribadi, karyawan Bin Jawi lainnya.

Bin Laden sudah merajai pembangunan infrastruktur di Arab Saudi, termasuk di kawasan Haram, Makkah. Tugu kitab suci Alquran yang sangat megah di gerbang Kota Makkah dari arah Jeddah juga dibangun oleh konglomerat yang namanya sering disebut-sebut ikut mendanai aksi terorisme itu. Atas jasa mengembangkan infrastruktur, raja Arab Saudi menghadiahinya tanah di sekitar tugu.

Bin Dawood juga merajai bisnis ritel. Namanya kondang di seluruh tanah Arab. Pasar swalayannya untuk kalangan menengah-atas tersebar di mana-mana. Namanya nyaris menjadi ikon hypermarket di Arab Saudi. Meski demikian, Bin Jawi tak ciut nyali. Sekarang memang masih kecil. Bahkan, tak ada seujung kuku Bin Dawood dan Bin Laden. Tapi, kreativitas dan nyalinya tak kalah.

Bin Jawi tidak hanya akrab di telinga jamaah Indonesia. Jamaah dari negara-negara lain juga mengenali. Di terminal haji Bandara Jeddah, Bin Jawi membuka dua tempat usaha sekaligus. Satu berupa restoran. Lainnya konter minuman dan makanan ringan.

Untuk memperluas jangkauan, Bin Jawi menambah pelayanan dengan mobil bandara untuk jemput bola alias mendatangi tempat-tempat peristirahatan jamaah. Mobil itu biasanya digunakan untuk mobilitas karyawan bandara.

Banyak juga karyawan Bin Laden yang menggunakan mobil seperti itu. Penggunaan mobil bandara bertenaga aki untuk berjualan itu hanya dilakukan oleh Bin Jawi. Belasan konter dan restoran lain tak memanfaatkan alat transportasi itu. ''Kami kan menyewa tempat di bandara. Kami diperbolehkan menggunakan mobil ini,'' kata Khoirul, salah seorang sales Bin Jawi.

Bin Jawi banyak terbantu oleh mobil mini tersebut. Sebab, Khoirul dan rekan-rekannya bisa bebas memasarkan dagangannya di wilayah bandara. Mayoritas calon pembeli juga merasa senang. Mereka yang baru turun dari bus tak perlu jauh-jauh mendatangi konter. Sebagian besar membeli minuman. Segelas kopi atau teh dijual SR 2 atau Rp 5.000. Kopi susu SR 3 atau Rp 7.500. ''Kalau mau mi instan, juga ada. Diseduh, langsung dimakan,'' kata Khoirul berpromosi.

Jamaah yang ingin makan sambil duduk-duduk santai bisa ke restoran. Hampir semua menu merupakan masakan Indonesia. Restoran itu juga melayani katering jamaah haji. Tahun lalu, Bin Jawi mendapat kontrak penuh dari Depag. Tahun ini hanya menyediakan makanan bagi jamaah yang pesawatnya mengalami penundaan.

Di Bandara Jeddah, Bin Jawi sudah mendapat kepercayaan dari pemegang otoritas penerbangan Arab Saudi. Namanya ditancapkan tanpa melalui kafil, bos yang merupakan orang Arab Saudi. Bin Jawi bahkan satu-satunya usaha di Bandara Jeddah yang dibuka orang asing tanpa bermitra dengan pengusaha Arab.

Aminuddin, pemilik Bin Jawi yang asal Blora, Jateng, tersebut juga menancapkan kaki di Makkah. Di sana, dia membuka satu restoran. Tempatnya juga elite, di Abras, depan Masjidilharam. Hampir semua menu juga berasal dari Indonesia.

''Sasaran Bin Jawi memang jamaah Indonesia. Baik jamaah haji maupun umrah,'' kata Heri, karyawan bagian restoran yang digaji SR 3.000 per bulan (sekitar Rp 7,5 juta).

Penggunaan ciri ke-Indonesia-an itu juga dilakukan putra-putra Indonesia lainnya di Arab Saudi. Di depan Masjid Nabawi, Madinah, misalnya, terpampang spanduk besar bertulisan Bakso Solo. Rumah makan itu juga menyediakan aneka masakan khas Indonesia dengan karyawan para tenaga kerja Indonesia (TKI). Setiap hari nyaris tak pernah sepi dari jamaah haji.

Beberapa orang Indonesia di Jeddah juga membuka toko Indonesia. Sebagian barangnya tidak bisa diperoleh di toko-toko lain di Arab Saudi. Mulai cabai, terasi, rokok, koran, sampai produk perlengkapan perawatan tubuh. ''Barangnya dikirim langsung dari Indonesia lewat kargo,'' jelas Raikhan yang membuka toko di Jalan Bani Malek.

Meski ongkos kirim mahal, selisih margin yang diraih juga banyak. Rokok Djie Sam Soe yang di tanah air sekitar Rp 10.000 dijual SR 8 (sekitar Rp 20.000). Segenggam cabai seharga SR 2 (Rp 5.000).

Sebagian besar pelanggan Raikhan yang asli Planggiran, Tanjung Bumi, Bangkalan, itu juga orang Indonesia. Mereka merasa senang berbelanja di toko Indonesia karena serasa di kampung halaman. Hitung-hitung bisa menjadi obat kangen pulang ke tanah air.

Potensi konsumen warga Indonesia di Arab Saudi relatif besar. Jamaah haji Indonesia tahun ini mencapai 210.000 orang. Setelah musim haji, biasanya disusul jamaah umrah. Orang Indonesia yang bermukim di negeri Raja Abdullah itu atau yang akrab disapa mukimin juga banyak, sekitar 600.000 orang. Belum lagi, orang ilegal karena over stay saja mencapai 24.000 WNI per tahun.

Kisah sukses orang Indonesia berbisnis juga menginspirasi beberapa pengusaha Arab. Di Madinah, misalnya, ada orang Arab yang membuka perkebunan kurma untuk wisata jamaah haji. Seluruh karyawannya berasal dari Indonesia.

Wisata itu gratis. Bahkan, pengunjung bisa makan kurma sepuasnya. Pemilik hanya mengambil keuntungan dari penjualan kurma dan oleh-oleh lainnya. Usaha itu juga sangat sukses.

SimatupangXVI 1st January 2010 11:54 PM

panjang bener ceritanya boss, izin baca dolo deh

papaBear 7th January 2010 10:59 PM

Quote:

Originally Posted by Simatupang XVI (Post 5655)
panjang bener ceritanya boss, izin baca dolo deh

--- sama ane juga minta ijin nehhhh ;)
--- panjang dan lama nehhhh :hammer:
--- thx ndan

boss 22nd June 2010 08:49 PM

Quote:

Originally Posted by papaBear (Post 12769)
--- sama ane juga minta ijin nehhhh ;)
--- panjang dan lama nehhhh :hammer:
--- thx ndan

Kalau sekarang udah selesai blm bacanya ndan?
udah hampir setengah tahun lho...
hehehehe


All times are GMT +7. The time now is 05:22 PM.