TEMPO Interaktif, Islamabad - Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf diduga terlibat dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto. Pengadilan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Pervez Sabtu (12/1) kemarin.

"Tim investigasi gabungan dalam laporannya pada pengadilan menyatakan Musharraf bersalah terlibat dalam konspirasi dan bersekongkol membunuh Benazir Bhutto," kata Zulfikar Ali Chaudhry, ketua penuntut.

Dalam penyelidikan ditemukan bukti Musharraf terlibat penuh melalui Baitullah Mehsud, pemimpin Taliban di Pakistan. Penuntut pun akan membawa kasus ini ke pengadilan.

Benazir Bhutto meninggal pada 27 Desember 2007 akibat serangan bunuh diri dan tembakan senjata. Peristiwa itu terjadi ketika ia kembali ke Pakistan untuk mengikuti kampanye dalam pemilihan umum saat Musharraf menjabat presiden. Musharraf sebelumnya tidak memperbolehkan Bhutto ikut pemilu, tetapi setelah ada tekanan baik dari dalam negeri dan internasional, ia pun membolehkan Bhutto ikut pemilu.

Musharraf selalu membantah tuduhan keterlibatannya dalam kematian Bhutto dan mengejek mereka yang mengkritiknya tidak memberikan perlindungan kepada Bhutto. Mohammad Ali Saif, pengacara Musharraf, mengatakan kliennya tidak bersalah dari semua tuduhan tetapi tidak berniat menuntut balik tuduhan itu ke pengadilan. "Ini hanya sebuah drama. Ini semua adalah politik," kata Saif.

Saat ini Musharraf berada di pengasingan di London, Inggris, sejak 2008, setelah dipaksa mundur dari kursi kepresidenan. Inggris tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Pakistan, tetapi pemerintah Inggris dapat memutuskan untuk mengekstradisi secara kasus per kasus, mereka yang terlibat kriminal.

Menteri Informasi Federal Firdous Ashiq mengatakan pengadilan bisa meminta ekstradisi itu. Pemerintah Pakistan akan menghubungi interpol untuk membawa Musharraf kembali ke Pakistan.

TIMES| AQIDA SWAMURTI