Ceriwis - Sekap 95 PRT Indonesia, Agensi Malaysia Telah Mempermalukan Negara

Kuala Lumpur, - Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia mengingatkan 330 agensi perekrut tenaga kerja asing di negeri itu untuk tidak merusak imej negara, dengan berbuat sewenang-wenang kepada para pekerja mereka.

Peringatan ini disampaikan menyusul penggerebekan yang dilakukan aparat ke sebuah agensi PRT di Bandar Baru Klang, Selangor pada Sabtu, 1 Desember lalu. Sebanyak 105 wanita asing, 95 di antaranya WNI, disekap di gedung berlantai empat tersebut. Mereka telah dibebaskan aparat menyusul penggerebekan tersebut.

Menteri Sumber Daya Manusia Datuk Seri Dr S. Subramaniam mengatakan, tindakan agensi-agensi tidak bertanggung jawab itu telah mempermalukan negara.

"Oleh karena itu, kita tak akan lagi bersikap lunak pada agensi-agensi yang ditemukan memperlakukan buruk warga asing di sini," tegas pejabat tinggi Malaysia tersebut seperti dilansir harian Malaysia, The Star, Selasa (4/12/2012).

Dikatakan Subramaniam, pihaknya saat ini masih menanti laporan lengkap dari Departemen Imigrasi mengenai agensi tersebut sebelum menindaklanjuti kasus ini. Ditegaskannya, pihak kementerian akan mem-blacklist agensi tersebut. Dia juga menyerukanhukuman maksimum atas agensi tersebut.

Sebelumnya, Direktur Departemen Imigrasi Selangor Amran Ahmad mengatakan, 105 wanita asing tersebut dikirimkan ke rumah-rumah di daerah sekitar di pagi harinya sebagai PRT, namun di malam harinya mereka disekap.

Sejumlah wanita mengklaim mereka tidak pernah menerima gaji bulanan sebesar 700 Ringgit yang dijanjikan sebelumnya.

"Semua wanita itu dikirimkan dengan van setiap pagi ke rumah-rumah sekitar Klang untuk bekerja sebagai PRT dan akan dikurung di gedung tersebut setelah bekerja," tutur Amran.

"Berdasarkan investigasi, wanita-wanita yang diselamatkan itu diyakini telah ditipu untuk menjadi PRT dengan gaji bulanan dan harian, namun mereka tidak menerima bayaran mereka bahkan hingga setelah enam bulan bekerja," jelas Amran.

Sejumlah wanita bahkan mengaku makanan mereka dibatasi oleh pihak agensi. Bahkan mereka akan dipaksa makan kertas sebagai hukuman jika mereka mencoba menanyakan gaji.