Yurlis mengatakan, dari otoritas penerbangan Cina, pesawat MA-60 menyatakan tidak ada masalah mengenai pesawat tersebut. "Biasanya kalau ada masalah dari pesawat, otoritas penerbangan di sana akan menyatakan pesawat ini di-grounded semua," katanya.
Namun, kenyataannya sampai saat ini tidak ada instruksi untuk memberhentikan operasi pesawat buatan PT Xian-China Co dan telah disertifikasi oleh Pemerintah Cina dan Indonesia itu. "Kalau seperti Boeing ada masalah, dari perusahaannya pun langsung meminta pesawat dilakukan grounded," ujarnya lagi.
Sementara itu, pesawat MA-60 yang Sabtu lalu jatuh di Perairan Kaimana akan diinvestigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi. "Ini untuk pencegahan supaya tidak terjadi hal yang sama untuk ke depannya," ujar Yurlis.
Seperti diketahui, pesawat milik PT Merpati Nusantara Airlines jenis MA-60 pada Sabtu, 7 Mei 2011, jatuh di Kaimana. Pesawat dengan serial number 0603 dan registrasi PK-MZK merupakan pesawat buatan PT Xian, Cina, tahun 2010. Pesawat tersebut memiliki total jam terbang 615 jam TSN dan total pendaratan sebanyak 764 cycle.
Saat ini, pesawat dengan jenis sama telah beroperasi di beberapa negara, yakni Indonesia, Cina, Myanmar, Zambia, Tarjikistan, Laos, dan Filipina. Sementara di Indonesia sendiri telah dioperasikan 13 pesawat dan keseluruhan merupakan milik Merpati.
Tiga belas pesawat itu pun memiliki daerah operasi antara lain untuk Medan dua unit pesawat, Bali dua pesawat, Kupang dua pesawat, Makassar dua pesawat, Ambon satu pesawat, Jayapura satu pesawat, dan Surabaya dua pesawat.
Namun, sumber
Tempo di Nabire yang biasa menggunakan pesawat MA-60 yang jatuh di Kaimana mengatakan, pesawat tersebut baru sebulan dioperasikan untuk rute Sorong-Kaimana-Nabire. Menurutnya, pesawat ini juga kondisinya juga tidak terlalu bagus. “Kalau
take off, sepertinya pesawat berat untuk terbang,” kata istri seorang pejabat yang bertugas di Kabupaten Kaimana itu.
SUTJI DECILYA