VHIENSKI |
14th August 2010 08:14 PM |
Sosok Wanita Dengan Wajah Penuh Luka & Darah
Quote:
Originally Posted by VHIENSKI
Mungkin karena rezeki nomplok salah satu tetanggaku yang biasanya berjualan makanan kecil di sepanjang Jl. Panglima Sudirman menerima pesanan dari salah satu tetangga desa kami. Denger-denger sih pesanan itu dibuat acara hajatan atau syukuran karena mendesak tidak ada waktu membuat sendiri akhirnya sepakat untuk memesan kuenya ke tetanggaku. Dengan perasaan senang karena sejak 2 minggu jualan dia agak sepi akhirnya dia menyabet aja pesanan itu. Dengan dibantu 2 rekannya akhirnya pesanan 250 makanan kecil itu jadi dan siap untuk diantar. Saking senangnya ia tidak sabar mendapatkan uang dari hasil jerih payahnya sekitar jam 11.00 WIB dengan semangatnya ia mengantarkan pesanan kue tersebut. Tanpa sadar dia sudah berada di kawasan pemakaman yang konon katanya pemakaman tersebut terkenal angker karena selain jarang sekali orang lewat di sekitar pemakaman tersebut juga tidak ada sama sekali lampu penerangan. Disitulah dia bertemu dengan wanita yang separuh baya dengan muka penuh darah dan luka. Rambut yang acak-acakan. Dengan takutnya dia menyetir sepeda sekencang mungkin dan akhirnya dia berhenti di perempatan jalan istirahat untuk meneguh secangkir kopi. Entah Angin dari mana tema bicara warung kopi itu juga sama dengan apa yang telah dialami olehnya. Dengan suara agak terbata-bata ia bertanya dan menceritakan semua yang ia alami baru saja. "Pak, tadi aku lewat pemakaman itu untuk mengantar makanan, eh ga tahunya aku bertemu seorang nenek yang rambutnya acak-acakan, mukanya penuh darah dan luka.", tanya dia kepada salah satu pelanggan warung kopi tersebut.
"Oh, jadi sampeyan ini baru saja di ganggu ya kayak tetanggaku kemarin?", jawab orang tersebut.
"Ia mas�", dengan suara terbata-bata.
"Aku, beritahu ya mas, katanya wanita itu dulunya mati karena tabrak lari dan sekarang dia selalu menampakkan diri kalau ada seorang laki-laki yang lewat pemakaman itu memakai sepeda motor.", jawab orang tersebut dengan menahan senyum.
"Oh, jadi gitu ya mas�!!!"
Saat itulah ia berjanji dalam hatinya tidak akan pernah lewat pemakaman itu lagi walaupun ia mendapatkan pesanan makanan banyak ia akan tetap menolak pesanan tersebut.
|
__________________
|