Komposter keranjang* atau keranjang takakura memadai untuk sampah dapur, tapi kurang besar untuk sampah pekarangan. Apalagi sekarang sedang musim angin kencang, sampah daun-daun rontok banyak sekali dan dengan cepat memenuhi bak sampah depan rumah. Saya penasaran ingin membuat komposter yang lebih besar untuk sampah pekarangan.
Spoiler for *komposter keranjang:
Keranjang Takakura adalah keranjang pembuat kompos (komposter) yang sangat ringkas dan praktis. Sesuai dengan namanya keranjang ini merupakan buah pemikiran pak Koji Takakura dari Jepang.
Sebetulnya kit keranjang Takakura ini pernah saya beli di kantor RW lingkungan saya, sudah satu set: keranjang dengan tutupnya dan kain penutup, dua buah bantal sekam, satu sekop tangan, sekam dengan bio starternya. Sesudah dipakai beberapa kali bantal sekam kelihatannya membusuk dan ada binatang-binatang (!) didalamnya jadi saya memutuskan untuk meremajakan keranjang ini.
Yang akan kita buat sekarang ini adalah keranjang Takakura versi yang sangat mudah.
Quote:
Barang-barang yang musti disiapkan:
1. Keranjang laundry dengan tutupnya 1 buah. Harganya kurang lebih Rp 80.000
2. Kantung jaring diisi dengan sekam lalu dijahit sisi atasnya supaya sekamnya tidak keluar. Jahit dengan gaya bebas semampunya anda OK?? Bentuk akhir mirip bantal sekam, lebih padat lebih bagus. Buat dua buah.
3. Kardus aqua ddimasukkan kedalam keranjang. Tekan-tekan supaya masuk dan pas sehingga keranjang bisa ditutup. Masukkan satu buah bantal sekam didasar keranjang. Ini gunanya supaya cairan sampah dan kompos tidak merembes.
4. Tuang sekam 1 kantung kedalam keranjang. Masukkan tanah satu sekop tangan dari halaman anda sebagai bio starter. Tutup dengan bantal sekam yang satu lagi.
5. Simpan satu kantung sekam dalam wadah dan simpan dekat keranjang ini. Sekam ini untuk menutup sampah yang baru anda masukkan kedalam keranjang. Sekam ini juga ditambahkan kalau isi keranjang terlalu basah.
6. Keranjang takakura anda sudah siap untuk menerima sampah organik!!
Keranjang ini cocok untuk keluarga kecil atau anak kost/single. Keranjang malahan bisa disimpan dalam kamar kost, walaupun saya tidak sarankan karena kadang keranjang didatangi semut-semut. Simpan keranjang di tempat teduh. Jangan lupa menyapu area bawah keranjang secara berkala supaya tidak banyak semut atau ceceran sekam disekitarnya.
Sampah yang dimasukkan keranjang sebaiknya berupa daun-daunan/sayuran/buah. Tidak disarankan membuang sisa-sisa protein/tulang/ayam/ikan/daging walaupun beberapa orang mencoba membuangnya di keranjang takakura dengan hasil yang bagus. Keranjang yang berfungsi baik pembusukan berjalan cepat, tidak berbau, suhunya hangat. Malahan pada pagi hari kalau keranjang dibuka terlihat keluar uap hangat. Iris-iris sampah supaya penguraiannya cepat.
Buang sampah organik dapur dibaskom saringan dalam bak cuci piring. Biarkan sampah terguyur air cucian piring. Tutup dengan penutup. Gunanya supaya sampah sayuran tercuci dan telur-telur lalat tercuci untuk mencegah tumbuh belatung di keranjang takakura.
Kalau sampah di baskom saringan sudah penuh baru masukkan ke dalam keranjang takakura. Tutupi lagi dengan sekam baru beberapa sekop. Ini membuat pembuangan sampah lebih praktis (misalnya 2 kali sehari). Prinsip dalam membuat kompos adalah ‘bom organik’ yaitu membuang sampah dalam jumlah besar setiap kalinya, daripada membuang sampah sedikit-sedikit ke dalam keranjang. Setelah itu guyur sampah dengan air sedikit saja supaya pembusukan terjadi. Lebih bagus kalau airnya cucian beras atau air manis/gula
Perhatikan perbandingan sekam/tanah dengan sampah, harus seimbang. Kalau isi keranjang mulai penuh atau berair masukkan sekam dan tanah yang baru. Lama kelamaan anda akan bisa mengira-ngira supaya pengomposan terus terjadi.
Kalau proses pengomposan terjadi dengan baik, sisi luar keranjang akan terasa hangat kalau disentuh. Karena proses pengomposan ini ‘aerob’ atau membutuhkan oksigen, isi keranjang sebaiknya diaduk-aduk dengan sekop tangan setiap hari.
Kalau keranjang sudah penuh (cukup lama, bisa 3-4 bulan tergantung volume sampah anda) biarkan saja keranjang ini dan gunakan keranjang lain untuk membuang sampah anda (jadi buat dua keranjang takakura). Kompos didalam keranjang pertama lama kelamaan akan mengering dan terperam. Kalau sudah kering isi keranjang ini bisa dihamparkan disekitar pohon buah anda atau untuk tanaman hias setelah terlebih dahulu dicacah (saya tidak melakukannya, tapi langsung disebar).
Cara lain isi keranjang yang sudah penuh dituang keatas karung plastik. Sampah yang belum terurai dimasukkan lagi kedalam keranjang. Sampah yang sudah terurai (kompos) diangin-anginkan diatas karung plastik di tempat teduh sampai mengering (jangan dijemur) kurang lebih seminggu. Kalau sudah kering bisa disebar di kebun anda.
Setelah mencari-cari saya menemukan cara membuat komposter berputar di instructables.com ini. Membuatnya kelihatannya cukup mudah, tapi yang paling menarik disainnya user friendly, mudah dipakai setiap hari karena:
Komposternya tidak diletakkan terlalu tinggi seperti komposter engkol sehingga memasukkan dan mengeluarkan kompos mudah
Ukuran pintunya cukup besar agar sekop dan garu bisa masuk kedalamnya
Bisa diputar sehingga mudah membolak-balikkan isinya
Pembuatan komposter ini membutuhkan beberapa peralatan, sehingga dalam pembuatannya sebaiknya dilakukan oleh orang yang biasa menggunakan alat-alat ini. Saya sangat berterimakasih pada suamiku yang mau membuatkannya untuk saya :)
Material sebaiknya gunakan yang bekas jadi kita sekalian melakukan daur ulang.
Quote:
Material:
1 buah drum (bisa dari metal atau plastik, yang saya pakai dari plastik). Bisa dibeli ditukang jerigen plastik bekas di pinggir jalan. Harganya sekitar Rp175.000
Tandai tempat gerendel, lubangi dengan bor, dan pasang gerendelnya.
Reng dipasang dibagian atas pintu supaya daun pintu tidak melesak masuk. Buat lubang dengan bor lalu kencangkan dengan mur dan baut yang lebih panjang.
Tempatkan kedua buah kaso dengan jarak 75 cm dipekarangan. Kaso bisa dipaku ketanah atau disemen atau ditahan dengan batu bata atau apapun yang anda punya di pekarangan. Tempatkan drum diatas roda.