![]() |
Disturbing Behavior - 8/53 Melukai Diri MELUKAI DIRI "Engkau tidak melukai diri agar mati; engkau melukai diri untuk menenangkan rasa sakit yang diakibatkan oleh hidupmu." Perusakan didi adalah suatu istilah yang dasar dan luas untuk menyatakan berbagai bentuk tindakan yang menyakiti diri sendiri. Perbuatan itu disebut juga melukai diri sendiri, kekerasan akibat perbuatan sendiri, dan penganiayaan terhadap diri sendiri. "Menyakiti diri sendiri dapat dijabarkan sebagai usaha seseorang yang dengan sadar menyakiti tubuhnya sendiri dan luka yang ditimbulkan biasanya cukup parah hingga merusak jaringan tubuh." Wujud yang paling umum dari perusakan diri adalah ketika seseorang menyayat kulit mereka dengan benda tajam sampai terluka atau mengeluarkan darah. Wujud-wujud lainnya adalah memukul, mematahkan tulang, mengganggu penyembuhan luka, menarik-narik rambut, membuat lebam atau memar,mencubit kulit, membakar bagian tubuh, atau dalam kasus yang ekstrim, memotong bagian tubuh. Orang yang demikian ini tidak menganggap perbuatan itu sebagai perusakan diri karena tujuannya adalah demi "kepuasaan seksual, menghias tubuh (menindik tubuh, merajah), atau untuk menyesuaikan diri atau agar tampak hebat." Sejak awal tahun 1990an, perusakan diri telah meningkat dan yang paling sering dilakukan oleh remaja puteri, terutama yang didiagnosa menderita gangguan kepribadian dissosiatif (memisahkan diri). Berbagai studi melaporkan bahwa kasus perusakan diri "terjadi di kalangan remaja dan pemuda pada usia antara lima belas dan tiga puluh lima tahun dengan estima sekitar 40 persen." Dari para pelaku perusakan diri tersebut "lebih dari setengahnya pada masa kecil pernah mengalami pelecehan seksual dan banyak juga yang menderita gangguan perilaku makan." Para peneliti mengatakan bahwa "bnayak orang yang menyakiti diri sendiri mempunyai sejarah pelecehan fisik, walau tidak selalu demikian. Beberapa pelaku berasal dari keluarga yang berantakkan, orangtua atau diri mereka sendiri adalah pecandu alkohhol, atau orangtua mereka secara emosional tidak membimbing dan menndampingi, dan sebagainya." Sebagai tambahan, ada faktor-faktor penyebab tindakan melukai diri yang lain, yaitu; keterangan emosi, kegelisahan secara fisik, nyeri, harga diri yang rendah atau minder,luka, kemarahan, dan kesepian. Perusakan diri dengan cepat mengurangi ketegangan mental dan fisik. Berbagai penelitian menyatakan bahwa pada saat remaja melakukan tindakan melukai diri sendiri, maka itu berarti mereka sedang mengalami ketegangan secara mental atau fisik dan perbuatan itu membuat mereka kembali pada kondisi semula dengan cepat. "Mereka merasakan suatu kegelisahan emosi yang kuat, tidak mengerti cara menanganinya dan tahu bahwa malukai diri itu akan mengurangi kegelisahan mereka dengan sangat cepat." Perusakan diri mengekspresikan perasaan. Sebagian besar remaja yang melukai diri mereka sendiri belum pernah mengalami pengesahan perasaan. Sebagian orang belajar di usia muda mereka, bahwa perasaan-perasaan mereka dan penafsiran-penafsiran dari perasaan-perasaan itu adalah salah. Orangtua mereka tidak mengizinkan mereka untuk menyatakan perasaan, dan perasaan-perasaan tertentu adalah terlarang. "Dalam rumah-rumah dimana pelecehan terjadi, mereka mungkin dihukum karena menyatakan pemikiran dan perasaan baik untuk mereka tiru." Jika remaja kekurangan model peran yang tepat sebagai contoh cara menghadapi perasaan, maka mereka tidak akan dapat memahami bagaiman caranya menangani tekanan situasi dan emosi yang kuat. Mereka memandang perbuatan melukai diri sendiri sebagai suatu cara untuk menghadapi perasaan dan emosi, terutama rasa marah terhadap seseorang atau sesuatu. Perusakan diri membuat terlepasnya endorfin yang merupakan penawar sakit yang alami. Perusakan diri seperti itu membuat remaja berada dalam kondisi "mabuk" secara alami atau membuat mereka merasa tenang. Dalam "episode pemisahan diri, tahap ini merupakan suatu proses dimana pikiran terpecah, atua terpisah, dari kenangan dan pemikiran tertentu yang terlalu menyakitkan untuk ditanggung dalam keadaan sadar. Episode-episode ini dapat membuat remaja merasa mai rasa atau bahkan seolah "hidup dalam keadaan mati." Dengan demikian, perbuatan melukai diri sendiri menolong mereka merasa hidup. Perusakan diri bukanlah suatu usaha bunuh diri yang gagal. Menurut para ahli, "Perusakan diri merupakan suatu mekanisme peniruan untuk beradaptasi yang gagal, yaitu cara untuk bertahan hidup...yang neredakan dorongan batin mereka untuk bunuh diri...sebagian orang yang melakukan tindakan melukai diri sendiri selanjutnya akan berusaha bunuh diri. Mereka hampir selalu menggunakan metode yang berbeda dari metode melukai diri yang mereka sukai." Gejala-gejala para remaja yang melakukan tindakan melukai diri sendiri antara lain, "Memakai pakaian berlengan panjang atau pakaian yang longgar, bahkan saat udara panas, dan adanya suatu dorongan yang tidak bisa untuk menyendiri...Mereka seringkali takut berganti pakaian di sekitar orang lain. Namun demikian, tidak semua remaja yang mengenakan pakaian berlengan panjang dan pakaian yang longgar atau pun mereka yang malu terhadap tubuh mereka di depan orang lain adalah pelaku tindakan melukai diri sendiri. Mereka yang terlibat dalam tindakan melukai diri sendiri mengalami kesulitan untuk mengakui bahwa mereka menyakiti diri mereka sendiri. Suatu perasaan malu dan rasa bersalah selalu mengikuti perilaku ini. "Banyak orang merasa seolah mereka gila,tidak waras, dan jahat. Mereka merasa bahwa jika mereka mengatakan hal itu pada siapapun mereka akan dijauhi." Ketika remaja memperbincangkan tentan perjuangan keras mereka dalam mengatasi tindakan melukai diri sendiri, orang dewasa yang peduli harus mendengarkan dan bukannya menunjukkan rasa terkejut atau menghakimi mereka. Tuhan mengasihi dan peduli pada mereka. Maka orang dewasa harus menolong mereka agar mendapat bantuan yang mereka perlukan dan mengasihi mereka sebagaimana Tuhan mengasihi mereka. Zakharia 13:6 mengajukan pertanyaan yang menarik, "Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?" Jawaban yang perlu dipertimbangkan oleh setiap aremaja ditemukan dalam Filipi 1:20, "Demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku." |
All times are GMT +7. The time now is 04:04 AM. |