Ceriwis

Ceriwis (https://forum.ceriwis.com/forum.php)
-   Buddha (https://forum.ceriwis.com/forumdisplay.php?f=134)
-   -   Sabbe Sankhara Anicca (https://forum.ceriwis.com/showthread.php?t=86987)

Buddha 18th November 2010 10:50 AM

Sabbe Sankhara Anicca
 

http://farm4.static.flickr.com/3095/...c317b1.jpg?v=0
Sabbe Sankhara Anicca
Wednesday, 30 January 2008
oleh: Tim Rohani KMBUI XV

Sabbe sankhara anicca,
Segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal!

Ketika aku menutup mata, kubiarkan kesedihan itu mengalir kembali, menyeruak bagaikan potongan rekaman video masa lalu yang menari-nari di dalam gelap mataku..

"Andi, tadi kamu bisa ngerjain soal ujiannya ga?" "Kok menurut aku susah ya, huhuhu, pasti gara-gara ga nyicil ni belajarnya.."
"Hehehe, sama, menurutku susah juga sih, tapi kamu mesti optimis lah, Tania, yang penting kamu kan udah berusaha semaksimal mungkin" Andi tersenyum sambil mengusap lembut rambutku. Kehangatan segera menjalar ke dalam dadaku. "Tania, ntar pulang kamu mau makan di mana?" "Di tempat biasa atau di PIM? Aku ingin kamu terhibur dan tersenyum kembali, hehehe" "Terserah kamu aja lah, Ndi, bring me wherever you want". Aku menatap matanya dalam-dalam seolah-olah meyakinkan dia pilihannya pasti yang terbaik untukku.

"Tania, kamu mau aku kasih hadiah apa nanti buat kado ultah?" "Jangan jawab terserah terus ya, kamu harus tentuin pilihan, kamu mau baju, boneka, atau apa". Pertanyaannya yang bertubi-tubi kadang-kadang membuat aku kesal. Jelas lah kesal, mestinya kado ultah dia yang kasih surprise, tapi kenapa mesti tanya ke aku, ntar ga surprise lagi dunk. Umm, tapi kalo dipikirin lagi itu tanda perhatian dia ke aku ya, dia pengen kasih sesuatu yang aku benar-benar suka. " Aku ingin kamu selalu bersamaku selamanya ", kujawab pertanyaannya dengan senyum. " Pasti, aku akan bersamamu selamanya, bahkan maut tak akan memisahkan kita".

"Andi, kepalaku pusing, perutku mual, sepertinya aku masuk angin deh, brrr". " Kamu sakitnya mayan parah tu, Tania, kamu makan obat ya. Kamu mau dibeliin obat apa? Kamu bilang ja, besok pagi-pagi aku beliin buat kamu. Duh kamu buat aku cemas ja. Jaga kesehatan ya, Tania, banyak-banyak istirahat". Kubaca SMS dari Andi sambil tersenyum, perhatiannya membuat sakitku terasa lebih ringan. Aku beruntung sekali punya pacar seperti Andi yang sangat memperhatikanku. Hidupku terasa lebih indah. Hari-hariku lebih berwarna.

"Andi, setelah sekian lama kita bersama, aku ingin kita selalu bersama. Aku sangat menyayangi kamu, aku ingin suatu saat nanti kita akan membentuk keluarga yang bahagia, yang penuh kehangatan dan cinta kasih". "Semoga aku bisa mewujudkannya, aku akan berusaha. Aku mencintaimu sebanyak udara di bumi".

Kami adalah sepasang kekasih. Aku mencintai Andi, demikian pula dia mencintai ku. Perhatian, kelembutan , dan cinta kasihnya kepadaku sangat banyak, membuatku terlindungi, dia bagaikan gelembung busa yang berada di sekelilingku, melindungiku agar aku tak terluka dan sedih. Aku mengasihinya, dari dirinya aku dapat menyebarkan cinta kasih kepada sekelilingku. Aku belajar bagaimana mencintai makhluk-makhluk lainnya. Aku berharap kebahagiaan dan kebersamaan ini selalu abadi, tak akan berakhir, setidaknya untuk waktu dekat ini.

Apa yang kita harapkan tidak selalu terjadi. Kadangkala yang terjadi adalah kebalikan dari harapan kita. Demikian dengan aku. Semua mimpiku hancur. Pecah menjadi serpihan kaca yang sangat halus, sehingga tak dapat disatukan lagi menjadi kaca yang utuh. Duniaku menjadi gelap. Aku rapuh. Aku tak sanggup bagaimana menerima kenyataan ini. Aku tak menyangka Andi akan meninggalkan aku begitu cepat. Bukan karena dia tak mau menepati janjinya, tapi karena dia tak mampu. Sama seperti aku, apa yang dia harapkan tak bisa terjadi. Dia bagaikan sebatang lilin, yang cahayanya padam karena tertiup angin bukan karena sumbunya yang habis terbakar atau malamnya telah meleleh sampai habis. Kecelakaan telah merenggut nyawanya. Meninggalkan aku sendiri, bersama janji dan harapan indah yang belum sempat kami rajut sampai selesai menjadi hiasan yang indah.

Air mataku mengalir. Angin laut serasa sangat tak bersahabat, atau begitu perasaanku. Bukan anginnya yang salah, tapi perasaanku yang mengubahnya menjadi tak bersahabat. Air mataku mengering tapi dukaku tak ada habisnya. Bagaimana aku harus sendiri. Kehilangan orang yang selama ini selalu berada di sisiku untuk selamanya. Kusebar abu kremasi Andi ke tengah laut. Angin segera menyambutnya. Butiran-butiran halusnya segera diterbangkan oleh angin. Biarkan dia pergi menyatu dengan alam. Biarkan cintanya menyebar terbawa angin. Biarkan dunia juga merasakan cintanya. Semoga ia terlahir di alam yang lebih baik, semoga ia berbahagia dimanapun ia akan terlahir kembali.

Kejadian itu benar-benar mengubah hidupku. Aku baru menyadari tak ada yang kekal di dunia ini. Tak selalu apa yang kita harapkan terjadi. Kita akan berpisah dengan apa yang kita cintai, atau berjumpa dengan yang tak kita sukai. Dan kita baru menyadarinya ketika ada kejadian yang telah menyadarkan kita. Mungkin aku tak terlalu sedih bila aku sudah menyadarinya sejak awal. Aku tak perlu memintanya berada di sisiku selamanya, karena memang tak mungkin. Tapi aku benar-benar menikmati setiap momen bersamanya. Sehingga ketika dia pergi, tak ada penyesalan lagi.

Setelah kejadian itu, aku semakin memaknai sabbe sankhara anicca. Saat ini, aku bertekad menjadi samaneri, aku berusaha untuk menjadi bikkhuni. Aku ingin mengabdikan hidupku untuk kebahagiaan semua makhluk. Aku ingin cintaku tak berhenti memancar. Aku tak ingin cintaku meredup hanya karena kehilangan dia. Aku ingin mendedikasikan cinta kasihku yang kupancarkan kepada semua makluk untuk dia, agar terlahir di alam yang lebih baik. Aku ingin hidupku saat ini berarti bagi semua makhluk, bukan nanti-nanti. Sebelum terlambat.

"Sabbe sankhara anicca". Kuucapkan kata-kata itu sambil menembus gerimis yang membasahi sore ini. Senyum terpancar dari wajahku. Gerimis bukan lagi tanda duka. Ini adalah tanda kemenangan. Aku telah menyadarkan diriku sendiri akan ketidakkekalan. Ini bukanlah akhir, namun awal yang lebih baik.


Sabbe satta bhavantu sukkhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia.


All times are GMT +7. The time now is 04:29 AM.