Ceriwis - Alat Musik Tiup Alam dari Berbagai Mancanegara

Ternyata tiap negara punya alat musik tiup tradisional yang unik-unik ndan........
mau tau????

let's cekidot..........

1.DIDGERIDOO (Australia utara)

Didgeridoo (juga di kenal dengan nama didjeridu atau didge) adalah alat musik tiup yang dikembangkan oleh penduduk asli Australia bagian utara Australia kira-kira 1500 tahun yang lalu (lama juga y.....kra2 ndan2 lgi pda d mna????:araara:) dan masih digunakan secara luas saat ini baik di Australia dan di seluruh dunia. Kadang-kadang digambarkan sebagai terompet kayu alami atau disebut "dengung pipa". Para ahli musik menggolongkannya sebagai aerophone.Instrumen ini secara tradisional terbuat dari pohon eucalyptus yang bagian interiornya telah dilubangi oleh rayap atau tanaman mati karena penyebab lain.Tidak ada sumber terpercaya yang menyatakan usia tepat didgeridoo, meskipun sering diklaim sebagai instrumen angin tertua di dunia.Penelitian arkeologi seni batu di bagian utara Australia menunjukkan bahwa suku-suku asli dari daerah Kakadu Northern Territory telah menggunakan didgeridoo paling tidak 1.500 tahun, berdasarkan tanggal lukisan gua di dinding dan tempat-tempat penampungan pada periode ini.Suara yang di hasilkan oleh alat musik ini berupa dengungan dengan nada rendah.Konon hanya orang2 keturunan asli aborigin aja ndan yang bisa mainin instrumen ini,mungkin dikarenakan alat musik tiup ini tidak memiliki lubang pengatur nada.

2. ALPHORN (Swiss)

Alphorn merupakan alat musik tiup tradisional yang berasal dari pegunungan Swiss.Alphorn atau alpenhorn adalah labrophone, terdiri dari kayu alami tanduk berbentuk kerucut , memiliki ujung berbentuk corong, digunakan oleh penghuni gunung di Swiss dan di tempat lain daerah sekitarnya. Biasanya digunakan untuk alat komunikasi atau alat pemberi peringatan (mungkin fungsinya kayak sirine) dan juga kadang-kadang menggantikan kurangnya lonceng gereja.
Alphorn ini diukir dari kayu lunak padat, umumnya pohon cemara tapi kadang-kadang pinus

Di pinggir sungai,pembuat alphorn akan menemukan sebuah pohon membungkuk/melengkung di bagian dasarnya dalam bentuk sebuah alphorn, tapi para pembuat alphorn modern sekarang menggunakan sepotong kayu pinus atau cemara biasa lalu kemudian mengukirnya menjadi bentuk corong dengan bentuk cangkir di bagian ujungnya.
Panjang alphorn ini bisa mencapai 3-4 meter bahkan bisa juga lebih.Sama seperti didgeridoo,untuk memainkan alphorn ini diperlukan keterampilan khusus karena sama-sama memiliki lubang pengatur nada.

3. NATIVE AMERICAN FLUTE (AMERIKA)

Native American flute telah mencapai ketenaran karena suaranya yang khas, yang digunakan dalam berbagai New Age dan rekaman musik dunia.Alat ini awalnya sangat pribadi; dengan musik yang dimainkan tanpa iringan dalam acara berpacaran, penyembuhan, meditasi, dan ritual rohani. Sekarang american flute ini sudah dimainkan baik secara solo, maupun bersama dengan instrumen lain atau vokal (lagu) baik dalam musik Amerika asli maupun musik gaya lain.Ada dua jenis Native American flute, seruling dataran [2] dan suling hutan [3], masing-masing dengan konstruksi yang sedikit berbeda.Native American flute suling pertama di dunia dibangun dengan dua ruang udara - ada dinding di dalam seruling antara bagian atas ruang udara (lambat) dan bagian bawah ruang yang memiliki lubang peluit dan jari.Kamar di atas juga berfungsi sebagai resonator sekunder, yang memberikan suara seruling yang khas. Ada lubang di bagian bawah udara "lambat" dan sebuah lubang persegi (biasanya) di kamar atas tempat memainkan flute tersebut. Satu blok terhubung pada bagian atas suling.Dalam seruling dataran, ditambahkan spacer atau saluran terukir di blok untuk membentuk rancangan yang tipis, bagus untuk dijadikan peluit . Sebaliknya, seruling hutan memiliki saluran terukir di bagian atas pipa, sehingga suara yang dihasilkan kurang nyaring.

4. SERULING (INDONESIA)

Seruling atau suling merupakan alat musik asli dari indonesia (kita mesti bangga ndan:2good:).Terbuat dari jenis bambu jenis tertentu dan di beri lubang-lubang pengatur nada (suling sunda menggunakan nada da,mi.na,ti,la,da),bentuknya seperti rekorder tetapi lebih simple,suara yang di hasilkan oleh suling ini sangat merdu dan bisa dijadikan media relaksasi dan meditasi.Suling bambu terdapat hampir di seluruh daerah di Indonesia walaupun namanya berbeda-beda di setiap daerah.