Adalah Tonnara, teknik tradisional menangkap tuna dari Italia yang masih survive di tengah gempuran perubahan zaman. Teknik ini adalah sisa dari warisan budaya kuno yang dibawa oleh bangsa Arab yang bermigrasi di sekitar daerah Mediterania. Yang menjadi sasaran utama dari Tonnara adalah Tuna Bluefin yang bermigrasi dari Samudra Atlantik menuju Lautan Mediteran yang hangat tiap musim semi. Bobot tuna-tuna ini bisa mencapai 400 kg per ekornya!
Pada dasarnya tonnara adalah sebuah perangkap bawah laut, namun panjangnya bisa sampai berkilo-kilometer jauhnya.Struktur dari tonnara sendiri berupa kamar-kamar yang terbentuk dari jaring-jaring tebal yang ditambatkan dengan jangkar untuk menjaga posisinya. Biasanya tonnara memiliki 4 susunan kamar utama, yang pada akhirnya mengarahkan tuna pada chamber of death (kamar kematian). Di chamber of death ini lah, tahap akhir yaitu mattanza (pembantaian) dilakukan.
Jaring kolosal yang berada di chamber of death ditarik oleh tangan para nelayan di bawah pengawasan Rais, kepala dari kelompok nelayan tonnara. Rais adalah orang yang bertugas mengamati, kapan jaring telah terisi penuh tuna dan kapan jaring harus diangkat. Rais biasa memberikan komando kepada rekannya dari atas sampan di dalam chamber of death.
Lagu-lagu tradisional yang dilantunkan para nelayan saat menarik jaring pun ikut mengiringi para tuna menjemput ajalnya. Para nelayan bahu-membahu mengangkat ratusan tuna, bersenjatakan tombak yang tajam untuk mengait tubuh Bluefin yang masif. Tak jarang para nelayan terjun ke dalam jaring untuk bergelut dengan para raksasa lautan itu. Teknik yang unik ini sama sekali tidak berubah selama berabad-abad lamanya.
Ada ratusan kelompok nelayan Tonnara di laut Mediterania sampai paruh abad ke-20. Tapi kini akibat berkurangnya jumlah ikan tuna yang disebabkan oleh polusi, penangkapan berlebihan, dan permintaan pasar yang tak kunjung ada habisnya akan tuna telah membuat teknik tradisional yang tidak efisien ini semakin ditinggalkan oleh para Nelayan Tuna di Mediterania. Hanya ada sekitar sepuluh Tonnara tersisa di laut Mediterania keseluruhan. Dua dari kelompok yang tersisa masih berjuang untuk bertahan di Kepulauan Sisilia: di Bonagia (tidak jauh dari Trapani) dan di Favignana.
Teknik Tonnara mungkin terlihat sangat kejam dan liar, namun teknik ini sangat selektif dalam memilih hasil tangkapan dan jumlah Bluefin yang dipanen juga tidak terlalu banyak. Mungkin karena alasan inilah, tonnara tergolong ramah lingkungan dan dapat memberikan kesempatan Bluefin untuk berkembang biak, dibandingkan dengan teknik modern yang menggunakan teknologi satelit untuk mengejar tuna di tengah samudra dan memanennya secara besar-besaran. Tidak heran kini populasi Bluefin menurun drastis, sebab utama kebanyakan daging mereka berakhir di meja restoran sushi..-_-:mewek:
