Merindukan Kiamat
 

Tulisan di bawah ini tidak akan repost, karena saya tulis sendiri. Tidak ada maksud kecuali hanya untuk sekedar sharing. Maaf kalau tulisannya kurang berkenan, dan saya berharap kita tidak melibatkan secuil bata pun di sini :)



Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata �kiamat�? Mungkin yang terpikir adalah kehancuran, kebinasaan, musnahnya makhluk hidup di muka bumi. Singkatnya, berakhirnya seluruh bentuk kehidupan di alam semesta. Tetapi, bagi saya, kiamat memiliki makna lain. Yaitu, datangnya kebenaran sejati dan berakhirnya seluruh bentuk kejahatan. Munculnya keadilan yang hakiki dan hilangnya seluruh bentuk ketidakadilan, kecurangan.



Saya sangat menghargai kehidupan. Saya berusaha keras dalam hidup agar menjadi insan yang baik dan berguna. Taat ibadah, taat hukum, taat peraturan. Berusaha menjadi orang yang berguna bagi orang lain, terutama bagi keluarga. Mencari uang dengan cara yang halal dan berusaha bersikap baik dengan sesama.



Tetapi, akhir-akhir ini saya merasa frustrasi dengan keadaan yang ada, terutama di negara kita. Bahkan, apa yang terjadi di dunia. Ketidakadilan dan keanehan di mana-mana, seakan yang namanya keadilan itu tidak ada. Yang korupsi, hidup kaya raya. Susah ditangkap. Ketika tertangkap pun, bisa pura-pura sakit dan sembuh setelah dapat ampunan. Kalaupun dihukum, tidaklah seberapa beratnya. Sementara, mereka yang hidup dalam kebenaran, hidupnya miskin.



Mereka dipaksa menyaksikan orang-orang yang bergelimang harta haram, harta dari hasil mencuri, hidup dalam kemewahan. Ber-haha-hihi sesukanya. Mereka, orang kaya, hanya peduli dengan diri sendiri. Pernah melihat seorang anak kecil, atau nenek-nenek tua mengemis pada mereka yang naik mobil Alphard, dan diacuhkan begitu saja?



Tapi, teman, kadang orang miskin pun tak kalah jahatnya. Pernah baca artikel di milis kita tercinta ini soal pengemis yang penghasilannya puluhan juta sebulan? Mereka kadang menipu kita, pura-pura buntung dan semacamnya, tetapi aslinya mereka cuma menipu. Mereka tak kalah hinanya dengan para koruptor itu. Sama-sama pencuri, penipu.



Sujiwo Tejo pernah mengatakan, orang Indonesia itu, orang kaya-nya brengsek, dan orang miskin-nya bajingan. Mungkin perkataan dia ada benarnya. Makanya, saya terkadang frustrasi dengan apa yang terjadi. Tidak, saya tidak bermaksud bunuh diri. Tidak juga saya kemudian tidak percaya kepada Tuhan. Saya tetap berusaha menjadi orang baik, menjalani hidup dengan biasa. Saya tahu banyak orang yang mungkin kehidupannya jauh lebih berat daripada saya.



Saya tidak tahu kiamat kapan terjadinya. Dan tentu saya tidak punya kuasa atasnya. Tidak juga saya mencoba mencampuri atau memprotes takdir Tuhan. Hanya saja, kalau Tuhan berkehendak mempercepat kiamat, saya akan mengiyakan. Tidak, saya bukan orang yang sok yakin bahwa pahala saya lebih banyak daripada dosa saya. Saya juga yakin bahwa kita tidak akan bisa masuk surga hanya dengan amal kita, tanpa pertolongan Tuhan. Hanya saja, sekali lagi, saya akan senang jika segala bentuk ketidakadilan di dunia ini diakhiri. Secepatnya.



</div>