Quote:
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
�Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.�
|
Hubungan manusia dengan bangsa jin sendiri telah terjadi sejak zaman Nabi Adam as. Sedangkan pada masa Nabi Sulaiman as, bangsa jin berada dalam posisi dibawah kekuasaan beliau. Ketika itu, komunitas bangsa jin tunduk dan patuh dengan perintah manusia. Keharmonisan pun terjadi. Namun, setelah kematian Nabi Sulaiman as, bangsa jin seolah terbebas dari belenggu kekuasaan manusia. Selanjutnya terjadilah masa-masa dimana hubungan manusia dengan bangsa jin seolah mengalami pasang surut.
Quote:
�Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari Jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)."
(An-Naml : 17)
|
Meskipun berada dalam dimensi berbeda, manusia dan sebagian jin ada yang menempati tempat yang sama yaitu di bumi. Ada yang terjadi interaksi atau hubungan antara manusia dengan jin, tetapi ada pula yang tidak.
Contohnya : Dlm tradisi budaya masa lalu terdapat keselarasan atau keharmonisan manusia dengan alam. Misalkan, manusia yang hendak mengambil kayu dari hutan cenderung melakukan ritual atau doa-doa tertentu.
Pada dasarnya ritual adalah untuk meminta
ijin dari komunitas makhluk gaib yang menghuni kawasan hutan tersebut. Tujuannya agar makhluk gaib tersebut tidak marah karena huniannya terganggu.
Sedangkan masa sekarang, pembabatan hutan dilakukan semaunya seolah tidak mengindahkan adanya komunitas makhluk gaib di sana. Tempat-tempat yang sejauh ini menjadi hunian jin terganggu oleh ulah manusia. Bahkan penemuan sebuah situs kuno, seperti situs Trowulan (yang sangat berharga dalam pandangan manusia), tetap saja merupakan gangguan bagi jin yang telah menetap di sana selama ribuan tahun. Begitupula terjadinya lumpur Lapindo di Sidoarjo juga mengganggu komunitas gaib di sana.
Terganggunya hunian jin tidak hanya di tempat-tempat sepi, seperti hutan, gunung, dll, tetapi juga di kawasan yang sudah dihuni manusia. Misalkan dalam proses pembuatan jembatan, jalan atau pembebasan lahan untuk dijadikan perumahan,dll. Terkadang lokasi tersebut sebelumnya telah menjadi hunian jin. Apabila tempat itu kemudian berubah, maka jin yang marah tidak jarang akan mencelakakan manusia.
Di samping itu, terdapat pula kesalahan yang dilakukan manusia dalam kaitan pemindahan jin dari suatu tempat ke tempat yang lain. Contohnya, dalam pengerjaan sebuah proyek, seperti pembangunan perumahan atau apartemen, biasanya pihak kontraktor yang memahami fenomena gaib akan menggunakan jasa orang-orang yang dianggapnya mampu berkomunikasi dengan jin. Tujuannya agar jin yang berada di lokasi tersebut dapat dipindahkan ke tempat baru.Jin tersebut mungkin saja mau dipindahkan. Tetapi di lokasi yang baru bisa saja terjadi masalah. Sebab di lokasi yang baru ada juga jinnya. Sehingga akan terjadi konflik karena tidak ada penyesuaian diantara jin
Hal ini sering terjadi akibat orang yang memindahkan jin tersebut tidak memahami komunitas jin. Dalam dunia manusia dapat diibaratkan antara warga pendatang dan pribumi. Pendatang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan pribumi tentu akan menimbulkan masalah.
Peristiwa kesurupan sebenarnya merupakan contoh akibat dari kemarahan jin yang merasa huniannya terganggu.