Sejumlah laporan menyebutkan Presiden Saleh dilaporkan terluka dibagian kepala atau leher.
Televisi Pemerintah menyiarkan rekaman suara Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, beberapa jam setelah terluka dalam serangan di ibukota Sanaa.
Saleh mengatakan dia dalam kondisi sehat dan mendesak pasukan tentara untuk melakukan perlawanan terhadap saingannya, yang dituduhnya berada di balik serangan tersebut.
Dalam serangan itu, tujuh orang tewas. Perdana Menteri Ali Mohammed Mujawar dan juru bicara parlemen Yahya al-Rai serta sejumlah pejabat lain terluka.
Stasiun televisi Al-Arabiya memberitakan Rai dalam kondisi kritis.
"Saya memberikan penghormatan kepada pasukan tentara kami dan pasukan keamanan yang berhadapan dengan kelompok yang melanggar hukum, yang tidak terkait dengan revolusi kaum muda," kata Saleh.
"Tujuh orang pejabat menjadi martir. Kami akan mencari orang yang melakukan kejahatan ini bekerjasama dengan seluruh pasukan keamanan."
Koresponden BBC menyebutkan Saleh berbicara dengan suara keras, dan napas yang berat.
Saleh mendapatkan perawatan di rumah sakit militer, setelah dua bom mengenai masjid yang berada dalam kompleks istana presiden.
Sejauh ini belum diketahui secara persis bagaimana kondisi luka yang dialami oleh Saleh, sejumlah laporan menyebutkan Presiden Yaman hanya mengalami luka gores, atau terkena pecahan granat di bagian kepala atau leher.
Pejabat Yaman mengatakan Presiden Saleh akan muncul dihadapan publik dalam waktu dekat, teta
Serangan itu terjadi ditengah demonstrasi besar dan berlanjut dengan peperangan antara pemerintah dan masyarakat yang bersenjata.
Sebelumnya, pasukan tentara mengebom rumah kerabat pemimpin suku Sheikh Sadeq al-Ahmar, Ketua organisasi yang sangat berpengaruh Konfederasi Suku Hashid, yang bergabung dengan oposisi.
Kantor Sheikh Ahmar menolak bertangungjawab dalam serangan ke istana tersebut.
Sementara itu, Uni Eropa tengah melakukan upaya untuk mengevakuasi warga negaranya, seperti disampaikan oleh Kepala kebijakan luar negeri Catherine Ashton.
Seruan untuk segera melakukan gencatan senjata disampaikan oleh Prancis dan AS.
Pemberontakan di Yaman yang terjadi sejak Januari lalu, telah menewaskan 350 orang, dan 135 orang diantaranya meninggal dalam 10 hari terakhir.
sumber