Sampai hari Selasa (7/4) pukul 00.00 hingga 06.00 Gunung Semeru terjadi enam kali gempa letusan dengan amplitude maksimum 1-5 mm, dua kali gempa vulkanik dalam dengan amplitude maksimum 3-8 mm, S-P 3 detik dengan lama gempa 14-20 mm.
Dari release yang dikirimkan Infokom Jatim dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) melalui Dr Surono diperoleh informasi gempa tektonik jauh terjadi satu kali dengan amplitude maksimum 2 mm S-P 33 detik dengan lama gempa 65 detik, meski demikian status gunung api ini masih tetap Siaga.
Ditambahkannya, cuaca disekitar angin tenang, suhu udara 24 derajat Celcius. Awan panas, asap kawah, letusan abu dan sinar api tidak teramati dan gunung tampak jelas, sedangkan hujan tidak terjadi.
Untuk kondisi terakhir pada Senin (6/4) hingga pukul 24.00 wib, Gunung Semeru telah terjadi empat kali gempa letusan dengan amplituda maksimum 1-2 mm, empat kali gempa guguran dengan amplituda maksimum 6-11 mm dengan lama gempa 30-45 detik.
Diperkirakan, ada masa diam di kantong magma dangkal Semeru dengan volume berkurang, sehingga letusan Gunung Semeru sangat jarang sekali terjadi. Jika magma pusat sedang mengisi volume magma dangkal Semeru, bisa terjadi guguran awan panas.
Selama ini aktivitas Semeru terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru. Letusan Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian.
Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.
Selanjutnya terjadi letusan bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.
Pada saat terjadi letusan eksplosif biasanya dikuti oleh terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di Semeru.
Arah bukaan kawah Semeru saat ini mengarah ke arah tenggara atau mengarah ke hulu Besuk Kembar.(tri)
SUMBER