
9th June 2010
|
 |
Member
|
|
Join Date: Apr 2010
Posts: 58
Rep Power: 0
|
|
PT Boral Isyaratkan Hengkang dari Lebak
Spoiler for News:
Belum diperoleh titik temu soal harga jual tanah di sebagian lahan yang bakal dijadikan jalur utama angkutan produksi semen dari pabrik ke pelabuhan. Bahkan, PT Boral Indonesia, investor yang bakal mengembangkan usahanya di Bayah mengancam akan hengkang jika proses ini tetap mengalami jalan buntu.
Ancaman hengkang ini diketahui dari surat PT Boral Indonesia prihal tanggapan atas penawaran harga dari masyarakat pemilik lahan yang ditujukan kepada Bapak H Juhroni, dkk dan ditembuskan kepada Bupati Lebak di Rangkasbitung. Dalam surat itu ditegaskan bahwa penawaran harga oleh masyarakat pemilik lahan sebesar Rp 350 ribu per meter tidak bisa dipenuhi PT Boral Indonesia dengan alasan terlalu tinggi. PT Boral hanya bisa membayar pembebasan lahan seharga Rp 30 ribu per meter sebagaimana yang diterima mayoritas penggarap lahan di Bayah.
Penawaran yang terlalu tinggi dari masyarakat ini juga ditafsirkan PT Boral Indonesia sebagai bentuk penolakan warga atas berdirinya pabrik semen di Bayah. Karenanya, PT Boral Indonesia mengancam akan menarik seluruh investasinya di Lebak dengan alasan menghindari kerugian yang lebih besar.
�Lebih baik mengalami kerugian kecil dengan meninggalkan lokasi tambang dari pada melanjutkan proyek tapi terancam merugi lebih besar. Kemungkinan, kami (PT Boral-red) akan menarik investasi sepenuhnya,� tulis Malcolm Llewellyn, President Director PT Boral Indonesia dalam suratnya tertanggal 14 Mei 2008.
Menanggapi ancaman PT Boral Indonesia, Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Camat Bayah Dedi Lukman Indepur menginformasikan, kemungkinan besar jalur transportasi produksi PT Boral Indonesia dari kawasan pabrik ke pelabuhan akan digeser jika sekitar 10 warga pemilik lahan keukeuh tak mau melepaskan tanah kecuali dibayar Rp 350 ribu per meter. Alternatif jalur itu tengah dikaji dan dihitung luas yang bakal terkena pembebasan.
�Saat ini tengah dihitung ruas jalan alternatif. Sebab, investasi tak boleh gagal hanya karena penolakan segelitir pemilik lahan. Hanya sekitar 7 hektar yang mengalami kendala dari ribuan hektar yang dibutuhkan untuk investasi pendirian pabrik semen,� Dedi. (asa)
|