NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA BUDAK

Seperti yang kita maklumi ternyata Negara kita yang tercinta ini telah dikuasai asing. Catat saja, per Maret 2011, pihak asing telah menguasai
50,6% aset perbankan nasional. Persisnya, sekitar
Rp 1.551 triliun dari total aset perbankan
(Rp 3.065 triliun) benar-benar mereka kuasai. Padahal, per Juni 2008, kepemilikan asing "baru" mencapai 47,02%.


Juga sektor asuransi. Dari
45 perusahaan asuransi jiwa yang beroperasi di Indonesia, yang masih murni dimiliki pribumi, ternyata, tak sampai setengahnya. Sehingga, kalau dikelompokkan, dari Rp 750 miliar lebih ekuitas asuransi jiwa, hampir semuanya merupakan usaha patungan. Bahkan, dari sisi perolehan premi, lima terbesar diduduki perusahaan asing.
Di sektor pasar modal samimawon. Dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, total kepemilikan investor asing
60%-70%.
Untuk BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pun "sebelas-duabelas"-lah. Dari semua BUMN yang telah diprivatisasi, kepemilikan asing mencapai
60%.
Yang paling mengerikan ada di sektor minyak dan gas. Porsi operator migas nasional hanya sekitar 25%, selebihnya (75%) dikuasai pihak asing.



Salah satu contoh paling popular adalah PT FREEPORT.
Freeport adalah perusahaan luar negeri yang diizinkan oleh pemerintah untuk mengeksplorasi tambang yang telah ditentukan,berikut persentase kepemilikan saham:
-Freeport McMoran Copper and Gold.inc (USA) -81,28%
-Pemerintah Indonesia - 9,36%
-PT Indocopper Investama - 9,36%
Seperti yang telah anda ketahui,Freeport memiliki saham mayoritas atas tambang yang mereka kelola.dengan kondisi seperti ini pemerintah indonesia tidak mempunyai kekuatan untuk menolak atau melakukan tindakan lain,karena saham milik indonesia sendiri tak sampai 20%.hal ini sangat disesalkan oleh rakyat indonesia.
Memang selama ini PT.Freeport merupakan tambang emas terbesar di dunia yang juga penyetor pajak terbesar di indonesia.45% dari pendapatan freeport jatuh ke tangan pemerintah dengan eskalasi 1Miliar dolar lebih pertahunnya. Tapi seandainya tambang itu kita kelola sendiri bisa dibayangkan betapa kayanya Negara kita dan mungkin kita juga tidak akan terbelit hutang sampai sekarang ini.
Bahkan herannya pemerintah seolah menutup mata dan membela pengusaha asing seperti kasus yang terjadi di
MESUJI dan
BIMA.
PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI) di Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Mesuji ditengarai dimiliki investor dari Malaysia maupun
PT.Sumber Mineral Nusantara merupakan perusahaan tambang emas yg sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Arc Exploration Ltd dari Australia.


Sayangnya banyak masyarakat bahkan kaum intelektual (mahasiswa) sebagian belum menyadari tragedi di Negara ini. Mereka belum merapatkan barisan untuk menyerukan kebenaran peristiwa ini.



Karena dominasi asing ini sudah begitu luas, dan sudah menimbulkan kerugian dan penderitaan yang sangat besar pula bagi bangsa dan negara, maka dosa pemerintah itu sekali-kali tidak bisa dimaafkan atau dibiarkan begitu saja. Dengan melakukan berbagai tindakan yang menyebabkan terjadinya dominasi asing di bidang ekonomi bangsa maka mereka ini telah menodai atau melanggar UUD 45 pasal 33, yang berbunyi :
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. �
Dominasi asing yang sudah begitu besar itu adalah, pada hakekatnya, pengkhianatan atau kejahatan berbagai pejabat atau tokoh-tokoh (dalam pemerintahan, DPR, MPR, DPRD, atau lembaga-lembaga penting lainnya). Dominasi asing telah diijinkan, dipermudah masuknya, diberikan fasilitas-fasilitas, oleh para pembesar di Pemerintahan Pusat dan daerah-daerah, dengan macam-macam cara haram. Ini berbentuk segala rupa � tender � palsu atau direkayasa, segala jenis transaksi atau MOU (memory of understanding), yang diadakan lewat agen atau broker dan pengacara, yang umumnya tidak bermoral.
Sekarang pertanyaannya,
menjelang tahun baru ini masihkah kita diam tanpa melakukan apapun demi Negara kita atau tahun depan terlewati dengan hanya melihat Negara kita dijarah, dikoyak-koyak dan dikangkangi oleh Negara asing???