View Single Post
  #2  
Old 24th February 2012
vals's Avatar
valsVIP vals is offline
Super Moderator
 
Join Date: Apr 2011
Posts: 3,914
Rep Power: 50
vals has disabled reputation
Default

IV. Pendahuluan

Setelah kita membahas tentang Pencipta di beberapa pertemuan sebelumnya, baik dari hakekat-Nya, kehidupan di dalam Diri-Nya, dan bagaimana Ia mewahyukan diri-Nya kepada kita, maka sekarang kita akan membahas tentang ciptaan, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Penciptaan adalah awal dari sejarah keselamatan Allah, yang mencapai puncaknya di dalam Kristus. Kristus sendiri menyingkapkan tujuan awal dari penciptaan dan bagaimana Kristus menata kembali seluruh karya ciptaan, agar dapat kembali seperti yang direncanakan oleh Allah, sehingga akhirnya Kristus akan �menjadi semua di dalam semua� (1Kor 15:28).

Dengan mengenal penciptaan, maka kita akan dapat menjawab pertanyan-pertanyaan tentang mengapa kita diciptakan, tujuan dari keberadaan kita, dari mana kita berasal, hubungan manusia dengan ciptaan yang lain. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut menentukan bagaimana kita hidup, cara kita menjalankan hidup, sehingga menentukan apakah kita akan sampai ke tempat tujuan akhir atau tidak (lih. KGK, 282).

V. Penciptaan adalah karya Allah Tritunggal Maha Kudus


�Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi�, artinya adalah: 1) Allah yang kekal memberi awal mula pada segala sesuatu; 2) Tuhan sendiri adalah Sang Pencipta; 3) semua ciptaan tergantung pada Allah yang menciptakannya. (lih KGK 290)

Kitab Suci mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menciptakan semuanya oleh Firman-Nya (lih. Yoh 1:1-3), yaitu Putera-Nya (Kol 1:16-17). Gereja juga mengakui bahwa penciptaan juga adalah karya Roh Kudus, �pemberi kehidupan� (lih. KGK 291).

Kitab Suci menyatakan bahwa karya penciptaan Allah Putera dan Roh Kudus tidak terpisahkan dari karya Bapa� Penciptaan adalah karya bersama Allah Trinitas (lih. KGK 292)

VI. Tujuan Penciptaan


1. Tuhan tidak membutuhkan apapun dan siapapun, namun Dia mencipta karena kebijaksaan-Nya.

Tuhan adalah sempurna dan bahagia secara absolut, yang berarti Dia tidak membutuhkan apapun dan siapapun untuk membuat-Nya bahagia. Inilah sebabnya, tiga Pribadi dalam satu hakekat menjadi sungguh fitting, karena kebahagiaan hanya mungkin kalau seseorang mengasihi atau memberikan dirinya. Karena Tuhan berbahagia di dalam diri-Nya, maka sebenarnya Tuhan tidak pernah kesepian tanpa adanya ciptaan, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dengan demikian, penciptaan adalah karya dari Tritunggal Maha Kudus (lih. KGK, 290-292), yang dilakukan secara bebas tanpa paksaan dan di dalam kebijaksaan-Nya, Tuhan memandang baik.

2. Penciptaan sebagai wujud kasih dan menyalurkan kebaikan Tuhan untuk menyatakan kemuliaan Allah.


Kalau memang Tuhan tidak memerlukan makhluk ciptaan, mengapa Tuhan menciptakan langit dan bumi, menciptakan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan? St. Thomas Aquinas memberikan prinsip �Bonum Diffusivum Sui� atau the good is diffusive in itself atau kebaikan adalah menyebar. Kalau Tuhan adalah kasih dan kebaikan itu sendiri, maka menjadi kodrat dari kebaikan dan kasih untuk semakin dibagikan. Kebaikan Tuhan terjadi secara sempurna, kekal di dalam kehidupan interior Tritunggal Maha Kudus. Secara terbatas, kebaikan ini diwujudkan dalam ciptaan atau kebaikan yang dinyatakan di luar diri Tuhan. Kebaikan Tuhan dinyatakan dengan menciptakan makhluk, baik yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu dari benda ciptaan, makhluk hidup yang tidak berakal budi � seperti tumbuhan dan binatang, makhuk hidup yang berakal budi � seperti manusia sampai malaikat.

Kita melihat Tuhan ingin menyampaikan kebaikannya kepada makhluk ciptaan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Dengan kata lain, Tuhan membagikan kebaikannya kepada mahluk-makhluk ciptaan yang mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Tingkatan ini tidak hanya dalam perbedaan spesies atau kelompok, namun juga terdapat tingkatan dalam satu kelompok. Tingkatan ini dilihat dari kodrat kelompok tersebut dalam kaitannya dengan tujuan akhir. Sebagai contoh, ada tingkatan di dalam manusia, sehingga di dalam Sorga, manusia juga akan menempati tingkatan yang berbeda-beda. Tingkatan ini juga terjadi di dalam kelompok malaikat.
Katekismus Gereja Katolik, 293-294 menuliskan hal ini dengan begitu indahnya.

KGK, 293
. Kitab Suci dan tradisi selalu mengajar dan memuji kebenaran pokok: �Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah� (Konsili Vatikan I: DS 3025). Sebagaimana santo Bonaventura jelaskan, Tuhan menciptakan segala sesuatu �bukan untuk menambah kemuliaan-Nya melainkan untuk mewartakan dan menyampaikan kemuliaan-Nya� (sent. 2,1,2,2, 1). Tuhan tidak mempunyai alasan lain untuk mencipta selain cinta-Nya dan kebaikan-Nya: �Makhluk ciptaan keluar dari tangan Allah yang dibuka dengan kunci cinta� (Tomas Aqu. sent.2, prol.). Dan Konsili Vatikan I menjelaskan:

�Satu-satunya Allah yang benar ini telah mencipta dalam kebaikan-Nya dan �kekuatan-Nya yang maha kuasa� � bukan untuk menambah kebahagiaan-Nya, juga bukan untuk mendapatkan [kesempurnaan], melainkan untuk mewahyukan kesempurnaan-Nya melalui segala sesuatu yang Ia berikan kepada makhluk ciptaan � karena keputusan yang sepenuhnya bebas, menciptakan sejak awal waktu dari ketidak-adaan sekaligus kedua ciptaan, yang rohani dan yang jasmani� (DS 3002).

KGK, 294
. Adalah kemuliaan Allah bahwa kebaikan-Nya menunjukkan diri dan menyampaikan diri. Untuk itulah dunia ini diciptakan. �Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia� (Ef 1:5-6). �Karena kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup; tetapi kehidupan manusia adalah memandang Allah. Apabila wahyu Allah melalui ciptaan sudah sanggup memberi kehidupan kepada semua orang yang hidup di bumi, betapa lebih lagi pernyataan Bapa melalui Sabda harus memberikan kehidupan kepada mereka yang memandang Allah� (Ireneus, haer. 4,20,7). Tujuan akhir ciptaan ialah bahwa Allah �Pencipta akhirnya menjadi �semua di dalam semua� (1 Kor 15:28) dengan mengerjakan kemuliaan-Nya dan sekaligus kebahagiaan kita� (Ad Gentes, 2).

Dari teks KGK di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan menciptakan seluruh ciptaan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, sehingga akhirnya seluruh ciptaan yang berakal budi dapat menikmati kebahagiaan bersama-Nya, Sang Tritunggal Maha Kudus.

VII. Apa yang diciptakan oleh Tuhan?


1. Pada mulanya, Tuhan menciptakan alam spiritual/ rohani dan material.

Pada awal mula sebelum ada segala sesuatu, hanya ada Tuhan. Waktu dimulai dengan adanya bumi dan tata surya, sehingga sebelum penciptaan bumi dan tata surya, belum ada waktu. Kitab Kejadian mengatakan bahwa pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1). Langit di sini adalah tempat kediaman para malaikat dan para kudus-Nya, sehingga perkataan, �Tuhan menciptakan langit,� dimaksudkan agar manusia ingat akan tujuan akhirnya. Dunia spiritual terdiri dari para malaikat dan surga di mana mereka tinggal. Sedangkan dunia material disebut bumi, sebab bumi adalah bagian yang terpenting dari dunia material.

2. Dunia material pada mulanya tidak berbentuk, tanpa penghuni dan tanpa terang.


Tuhan mencipta elemen-elemen material, yang olehnya dunia dibentuk (lih. Kej 1:1-2).

3. Tuhan menjadikan alam material menjadi seperti sekarang ini dalam enam hari.


Hari pertama, Ia menciptakan terang; hari kedua, cakrawala; hari ketiga, daratan dan tumbuh-tumbuhan; hari keempat, matahari, bulan dan bintang-bintang; hari kelima, segala ikan dan burung-burung di udara; hari ke-enam, binatang dan akhirnya, manusia. (lih. Kej 1,2)

4. Tuhan menciptakan hari Sabat


Hari Sabat, hari ketujuh, merupakan akhir pekerjaan Allah. Tuhan beristirahat pada hari ini, memberkati dan menguduskannya (lih. Kej 1:31). Maka Penciptaan diadakan dengan pandangan ke hari Sabat, yaitu kepada pujian dan penyembahan kepada Tuhan (lih. KGK 345-348). Namun bagi kita, hari yang baru telah datang: hari yang kedelapan, yaitu hari Kebangkitan Kristus. Hari ketujuh menyelesaikan Penciptaan yang pertama; hari kedelapan memulai Penciptaan yang baru. Penciptaan yang pertama memperoleh maknanya dan puncaknya di dalam Penciptaan yang baru di dalam Kristus (lih. KGK 349).

VIII. Bagaimana Tuhan menciptakannya?


1. Allah mencipta dengan Sabda-Nya (Firman-Nya)

Tuhan bersabda, maka semuanya terjadi. Ia tidak perlu berbicara, sebab yang diperlukan adalah Ia menginginkannya, dan apa yang dikehendakinya terjadi. Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama- sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah� Segala sesuatu dijadikan oleh Dia [Firman]�. (Yoh 1:1-3). Allah, �..menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.� (Rom 4:17)

2. Penciptaan bukanlah kebetulan namun dari kebijaksanaan dan cinta Tuhan


Segala alam raya dan yang hidup di dalamnya bukan terjadi secara kebetulan atau takdir yang buta, melainkan diciptakan berdasarkan kebijaksanaan Tuhan (lih. KGK 295, Keb 9:9, Mzm 104:24). Tuhan yang mencipta seturut kehendak bebas-Nya, ingin agar ciptaan-Nya mengambil bagian di dalam keberadaan-Nya, kebijaksanaan-Nya dan kebaikan-Nya (lih. Why 4:11). �Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh belas kasihan kepada segala yang dijadikan-Nya� (Mzm 145:9). Tuhan mencipta, sebab Ia menghendaki agar ciptaan-Nya berbahagia!

3. Allah menciptakan dari ketidakadaan


Makhluk ciptaan hanya dapat menciptakan sesuatu dari sesuatu yang sudah ada. Namun, Tuhan yang maha kuasa dapat menciptakan dari sesuatu yang tidak ada. Ia tidak membutuhkan sesuatu yang sudah ada ataupun bantuan apapun agar dapat mencipta. Juga ciptaan bukan semacam pancaran yang terjadi dengan sendirinya dari hakekat Allah (lih. KGK 296).

Kitab Suci mencatat hal tentang penciptaan dari ketidak-adaan ini dalam kitab ke-dua dari Makabe: �Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kepadamu napas dan hidup atau menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing. Melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Tuhan akan memberikan kembali roh hidup kepadamu, justru oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya� Aku mendesak, ya anakku, lihatlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan kesemuanya itu dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia dijadikan juga�� (2 Mak 7:22-23,28).
Karena Tuhan dapat menciptakan segalanya dari ketidak-adaan, maka Ia dapat juga, melalui Roh Kudus, memberikan kehidupan rohani kepada para pendosa dan menciptakan hati yang murni di dalam diri mereka; dan memberikan kehidupan jasmani kepada orang- orang yang telah wafat melalui Kebangkitan badan. Allah, �menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.� (Rom 4:17). Dan karena Tuhan dapat membuat terang bersinar dalam kegelapan dengan Firman-Nya, maka Ia juga dapat memberikan terang iman kepada mereka yang belum mengenal Dia.� (Kej 1:3; 2 Kor 4:6, KGK 298)

4. Allah menciptakan segala sesuatunya dengan baik dan teratur


�Akan tetapi segala-galanya telah Kauatur menurut ukuran, jumlah dan timbangan (Keb 11:20). Alam semesta diciptakan Allah untuk manusia, yang dipanggil untuk mempunyai hubungan yang pribadi dengan Tuhan (lih. KGK 299). Karena ciptaan dihasilkan dari kebaikan Allah maka ciptaan mengambil bagian dalam kebaikan Allah (lih. Kej 1:4,10, 12,18,21,31). Allah menghendaki ciptaan sebagai hadiah bagi manusia, sebagai warisan yang dipercayakan kepadanya.

5. Allah memelihara dan menopang ciptaan-Nya


Allah tidak meninggalkan ciptaan-Nya sendirian, namun memelihara dan menopang keberadaannya, membuatnya mampu bertindak dan membawanya kepada tujuan akhirnya. �Sebab Engkau mengasihi segala yang ada, dan Engkau tidak benci kepada barang apapun yang telah Kaubuat. Sebab andaikata sesuatu Kaubenci, niscaya tidak Kauciptakan. Bagaimana sesuatu dapat bertahan, jika tidak Kaukehendaki, atau bagaimana dapat tetap terpelihara, kalau tidak Kaupanggil? Engkau menyayangkan segala-galanya sebab itu milik-Mu adanya, ya Penguasa penyayang hidup!� (Keb 11:24-26)
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌

Reply With Quote