Hai� aku anak yang hanya lahir dari keluarga yang kaya, sebenarnya tidak bisa dibilang �hanya�, tapi perlu aku tekankan bahwa bagi aku pribadi, orang kaya bukan berarti dapat hidup bebas, memang dengan uang kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, kamu bisa membeli teman, bahkan kamu bisa membeli pasangan hidupmu.
Aku cukup terkenal dikampusku, apalagi kalau bukan karena uang. Aku akan baik-baik saja jika aku melakukan kesalahan sebesar apapun, papaku adalah pemilik kampus ini, semua dosen, dekan takut pada kuasa papaku. Jadi terlihat begitu sangat sempurna bukan kehidupanku ini, kemana-mana harus dengan pengawalan jika tidak mau diculik. Sudah hampir dua puluh kali aku berganti pasangan, pernah juga aku memacari bodyguardku sendiri, secara dia udah ganteng, maco dan hebat. Tapi itu 15 tahun lalu. Bisa dibilang aku cukup singkat dalam berpacaran, ada yang 2 hari jadian langsung putus gitu aja, semua karena uang-uang dan uang, mereka selalu mencoba memertahankan hubungan hanya demi uang, engga ada yang tulus main sama gue, pacaran sama gue, mereka Cuma cinta sama uang.
Karena umur yang udah memasuki kepala dua, yaitu 23 tahun dan aku belum juga mendapat pasangan yang tepat, akhirnya papa yang super sibuk menyempatkan diri menjodohkanku dengan anak relasi bisnisnya.kalau urusan wajah dan penampilan calon dari papaku ini engga usa ditanya, namanya juga anak orang kaya, kulitnya mulus melebihi seorang wanita, pakaiannya membuatnya tampak jauh lebih sempurna, berwibawa. Sekali pandang pasti akan jatuh cinta. Pangeran dari mana ini? Paras yang rupawan, gaya yang cool. Tapi jika kau telah mengenalnya lebih jauh, akankah kau masih memerdulikan wujud fisiknya? Manja, dengan uang semua menunduk padanya, mungkin memang wajar, tapi aku menginginkan yang lain, karena itu semua sudah bosan aku alami sendiri.
Lalu bagaimana perjalanan hidupku nantinya? Dengan diriku yang selalu dikawal, engga bisa bebas, yang gak mau di jodohkan dan punya pemikiran, gimana kalau misalkan jadi orang yang engga kaya, orang yang sudah bosan dengan hidup tanpa warna, hanya dengan uang dan uang.
tentu saja aku menuruti apa kata papaku, tapi bukan sepenuhnya, karena aku Ross memiliki hati, bukan hanya demi kepentingan bisnis. Aku heran ada orang tua yang suka sekali menjodohkan putrinya hanya untuk bisnis, ini namanya pernikahan bisnis. Sekarang yang perlu dipikirkan adalah bagaimana aku bisa lepas dari manusia yang berwajah sok cool ini. melihat pertama kali saja sudah malas.
"Maaf siapa namamu?" itu kata pertama yang dapat terucap dari bibir ini setelah orng tua kami pergi meninggalkan kami berdua dalam sebuah restoran termewah dikota ini.
"JON, namaku Jonathan. bukankah tadi sudah memerkenalkan diri Ross?"
"Ya, oke Jon, apa perjodohan ini akan berlanjut?" tanyaku malas
"Kenapa? tidak suka? aku kurang ganteng? kurang cerdas? kurang kaya?"
"Perjodohan ini konyol"
"Memang konyol, sangat konol, kenapa aku bisa dijodohkan dengan wanita sepertimu? seperti aku yang ganteng ini gak laku aja."
"Bagus kalau itu yang kamu pikirkan. kalau begitu kita akhiri saja ini di sini. setuju?"
"Tidak setuju. bagaimana kalau kita berteman dulu? beberapa hari mungkin? kita tidak bisa kan memutuskan selesai begitu saja? kita lihat nanti saja Ross, biarkan ini mengalir. lagipula kamu engga pernah lama dalam menjalin hubungn. Aku ingin lihat bagaimana sifatmu sampai pasanganmu hanya bertahan dua hari saja."
"Kalimatmu kasar sekali Jon. Kamu sama sekali tidak sewibawa penampilanmu yang berpendidikan! selamat malam!" Kalimatnya membuatku emosi seketika, dari pada meledak di sana dengan ocehannya mending aku pulang saja, dan akhiri malam ini.
http://www.volpen.com/read/353/cinci...#rt=submission