Buddha Avatara

Bhagavata Purana 1.3.24:
tatah kalau sampravrtte
sammohaya sura-dvisam
buddho namnanjana-sutah
kikatesu bhavisyati
(Kemudian, pada awal Kaliyuga, Tuhan akan muncul sebagai Sang Buddha, putra Anjana, di Propinsi Gaya, hanya dengan maksud mengelabui orang yang iri kepada orang yang setia dan percaya kepada Tuhan)
Dengan penuh kebodohan dan kematerialistikan, manusia pada waktu itu menjadikan Veda sebagai pembenaran atas penyembelihan hewan-hewan untuk memuaskan nafsu lidah. Oleh karena itu, Tuhan turun dalam wujud sang pangeran Siddharta Gautama. Beliau ber-lila (berkegiatan) di dunia layaknya manusia. Beliau sewaktu kecil belajar layaknya seorang Brahmacari, kemudian menikah atau ber-Grhasta, mulai meninggalkan keduniawian. Dan akhirnya Beliau meninggalkan seluruh kegemerlapan duniawi dan pada saat inilah Beliau disebut sebagai Sang Buddha. Dalam wujud-Nya sebagai Sang Buddha, Beliau memperbaiki kekacauan pada waktu itu dengan mengkritik ajaran Veda dan menerapkan ajaran ahimsa. Dengan demikian, semua orang menuruti ajaran Sang Buddha dan akhirnya pembunuhan binatang atas nama Veda telah usai. Dengan sengaja, Beliau tidak mau mengajarkan tentang ketuhanan yang baru, semua dimaksudkan oleh Beliau agar seluruh perhatian pengikut-Nya tertuju pada Diri Beliau sebagai Sang Buddha. Karena secara tidak langsung menghormati Sang Buddha sama dengan berbhakti pada Sri Visnu karena Sang Buddha itu sendiri adalah Sri Visnu yang menjelma.