Solomon Kane (2009)
Solomon Kane: " There are many paths to redemption, not all of them peaceful "
Story: 1600, di sebuah tempat di Afrika Selatan, Solomon Kane (James Purefoy), seorang kapten kapal dan juga prajurit bayaran milik Ratu Elizabeth I ini barus saja menaklukan sebuah kota bersama pasukannya. Dengan kejam dan tanpa ampun Kane menghabisi semua prajurit-prajurit lawan sampai akhirnya ia seorang diri harus berhadapan dengan iblis pencabut nyawa yang sudah menunggu kedatangannya untuk membawa jiwa Kane ke neraka. Setelah melalui pertarungan singkat Kane berhasil lolos dan melarikan diri dari cengkeraman sang Iblis.
Semenjak itu hidup Kane berubah drastis, sudah setehun ini Ia mengabdikan dirinya pada Tuhan di sebuah biara di Inggris. Solomon Kane kini sudah bukan lagi seorang yang haus darah, Ia sudah bertobat, menjadi orang yang cinta damai dan bersumpah tidak akan pernah melakukan lagi 'hobi' masa lalunya lagi. Namun sekali lagi takdir berkata lain. Berawal dari sebuah mimpi yang dilihat oleh kepala biara, Solomon Kane terpaksa harus meninggalkan tempat tersebut karena ia dianggap akan membahayakan nyawa para penghuninya. Tidak memiliki pilihan lain, Kane pun akhirnya meninggalkan biara tersebut dan berencana kembali pulang ke kampung halamannya.
Dalam perjalannya, Kane bertemu dengan segerombolan perampok, namun karena dirinya sudah bersumpah tidak akan lagi membunuh Kane pun merelakan dirinya dikeroyok hingga pingsan. Beruntung nyawanya diselamatkan oleh William Crowthorn (Pete Postlethwaite), yang kebetulan sedang melakukan perjalanan mencari tempat tinggal baru bersama keluarganya dan Kane pun kemudian diajak ikut bersama mereka.
Pertemuannya dengan keluarga Crowthorn menjadi awal dari ujian berat Solomon Kane. Kehadirannya ternyata telah diketahui oleh seorang penyihir jahat bernama Malachi (Jason Flemyng) yang kemudian memaksanya untuk melanggar sumpahnya kepada Tuhan untuk tidak membunuh. Ya, sebuah keadaan mengaharuskanya menghabisi serdadu-serdadu jahat Malachi yang telah menyerang keluarga Crowthorn dan menculik putri mereka, Meredith (Rachel Hurd-Wood).
Dengan sekuat tenaga, Kane mengejar pasukan Malachi. Pengejaran tersebut ternyata membawanya kembali ke Devon, tanah kelahiran yang sudah sangat lama ia tinggalkan. Di sana, dia menemukan kenyataan pahit yang tidak pernah ia duga selama hidupnya. Di sana, ia menyadari bahwa misinya tidak hanya menyelamatkan Meredith dan membebaskan jiwanya dari neraka. Ia harus melakukan sesuatu demi tanah kelahirannya dan keluarganya.
Review: Jika dilihat sepintas mungkin orang akan mengira bahwa film ini adalah lanjutan kisah dari
Van Helsing yang dibintangi oleh Hugh Jackman. Wajar saja jika berpikiran seperti itu karena selain kostum dan topi hitam yang menjadi ciri khas pemburu
vampire tersebut, wajah karakter Solomon Kane pun juga terlihat sangat mirip dengan akor asal Australia tersebut. Namun
Solomon Kane jelas bukanlah
Van Helsing, Pahlawan asal Inggris yang namanya kurang di kenal di Indonesia ini adalah karakter rekaan yang dibuat oleh Robert E. Howard pada tahun 1928 untuk mengisi salah satu cerita dalam majalahya. Dengan berbekal kisah tersebut, sutradara asal Inggris yang sebelumnya pernah menghasilkan
Deathwatch dan
Wilderness , Michael J. Bassett dengan percaya diri menghadirkan sosok
Solomon Kane dalam versi
live action-nya, bahkan ia sendiri turun tangan dalam menggarap naskah filmnya.
Solomon Kane adalah sebuah kisah fantasi supranatural, namun tidak seperti film lain bergenre sama yang biasanya diasosiasikan dengan film-film kelas dua,
Solomon Kane ternyata diluar dugaan mampu tampil cukup baik, apalagi mengingat biaya produksinya juga tidak terlalu besar (hanya 40 juta Dollar). Dari segi cerita memang tidak ada yang terlalu spesial, standart seperti film-film bertema sama dimana digambarkan sang
hero berusaha mencegah kejahatan untuk menguasai dunia. Namun ada beberapa point yang membuat film produksi tiga negara ini (Inggris, Perancis dan Ceko) ini menjadi berbeda. Misalnya saja Bassett terbilang sukses mengarahkan aktornya untuk mencapai hasil yang maksimal, dapat dilhat dari keberhasilan James Purefoy beradaptasi dengan karakter Solomon Kane dan bagaimana aktor asal Inggris tersebut sukses membawakan karakternya itu melawati masa teransisi dari seorang pria jahat menjadi seorang pahlawan, sebuah pengembangan karakter yang mungkin jarang ditampilkan dalam film-film berbiaya rendah yang biasanya menampilkan karakter pahlawannya tanpa emosi yang berarti.
Di sisi visual,
Solomon Kane memang tak bisa dibilang yang terbaik, film ini bukanlah
Lord of The Ring yang memiliki dana yang tak terbatas, ini hanya
Solomon Kane yang dengan dana yang kecil harus memaksa sang sutradara harus memutar otak untuk menggunakan sumber daya yang ada untuk dapat menampilkan visual sebaik mungkin, dan hasilnya tidaklah terlalu buruk, masih bisa masuk dalam kategori 'lumayan' dan tidak memalukan.
Overall, untuk ukuran film fantasi ber
budget rendah seperti ini, ternyata
Solomon Kane tampil tidak terlalu mengecewakan seperti yang dibicarakan banyak orang. Jangan terlalu banyak berharap akan sebuah kepahlawanan luar biasa dengan efek-efek CGI spektakuler, nikmati saja kisahnya yang sederhana niscaya anda akan terhibur seperti sayam sambil sekalian berharap sekuelnya nanti akan lebih baik dari yang ditampilkan sekarang.
7/10