Pacitan - Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengisi masa resesnya dengan berkunjung ke beberapa kabupaten di daerah pemilihan (dapil)nya di Jawa Timur. Malam hari, Ibas bahkan sempat mengunjungi desa tanpa listrik untuk menengok program listrik di pedesaan.
Adalah Dusun Jatiroto, Desa tumpuk, Kecamatan Bandar, Pacitan yang menjadi lokasi blusukan Ibas di malam hari, Senin (12/11/2012) malam.
Perjalanan menuju Dusun Jatiroto ditempuh dengan perjalanan darat sejauh sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Pacitan. Perjalanan yang berkelok dan terjal menjadi tantangan bagi Ibas dan rombongan untuk menuju Dusun Jatiroto dengan mobil.
Sepanjang perjalanan yang melalui perbukitan, hanya sesekali ditemui kendaraan yang berlalu di antara jalanan desa yang gelap. Rombongan wartawan dan staf yang sudah lebih dahulu tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB, menunggu kedatangan Ibas bersama warga.
Di lokasi penyambutan yang dipusatkan di sebuah lapangan sekolah, sekitar 450-an warga desa sudah menunggu kedatangan Ibas dengan mendirikan dua panggung sebagai panggung utama dan panggung bagi warga.
Akhirnya, Ibas yang berangkat dengan Patwal tiba di Dusun Jatiroto sekitar pukul 21.00 WIB. Kedatangan Ibas ini spontan membuat warga menyemut saat Ibas baru saja turun dari mobil.
"Walau jalan cukup berkelok-kelok, alhamdulillah rombongan bisa sampai dengan santai dan tidak mengantuk. Kalau kami di Jakarta panas, seringkali masih AC, di sini sejuk sekali," kata Ibas dalam sambutannya.
Dusun Jatiroto adalah dusun tanpa listrik yang dihuni 450 KK. Pada bulan Agustus 2012 Ibas menggandeng Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk menggagas program Listrik Mandiri Masyarakat (Linmar) untuk menerangi dusun. Yaitu dengan memberikan bantuan berupa 305 aki yang digunakan sebagai sumber listrik, menggantikan listrik PLN.
Nah, kedatangan Ibas dan rombongan adalah untuk menengok program Listrik Mandiri Masyarakat (Linmar) seberapa efektif dan membantu bagi warga. "Kunjungan pada malam hari ini di Pacitan merupakan kunjungan rutin selaku anggota DPR, wakil rakyat panjengan sedoyo untuk memastikan dan melihat apa saja yang sudah direalisasikan dan program yang sudah direncanakan pemerintah," sambung Ibas.
Usai mengisi sambutan, Ibas mengunjungi langsung rumah warga yang menggunakan listrik bersumber aki. Rumah pertama yang dikunjungi Ibas adalah sebuah rumah berdinding bilik dan berlantai semen. Dua orang anak yang tengah belajar menggunakan lampu minyak, menyambut Ibas yang masuk ke dalam rumah.
Ibas terlibat perbincangan dengan dua anak SD yang tampak tengah menulis dan membaca buku dengan penerangan seadanya itu. Pemilik rumah kemudian menyalakan lampu bersumber aki yang dimaksud program Linmar.
Klik! Lampu itu menyala. Meski tak signifikan membantu penerangan rumah, namun lampu kecil yang menyala dari tenaga aki itu cukup sebagai sumber penerangan. Begitu juga di rumah kedua yang dikunjungi Ibas. Di rumah ini bahkan masih berlantai tanah.
Sama seperti di rumah sebelumnya, Ibas terlibat perbincangan dengan penghuni rumah di tengah-tengah gelapnya rumah. Bahkan, tidak saja listrik yang kurang, sinyal telepon seluler tidak ada sama sekali di dusun ini.
"Masih berlantai tanah ya?" Tanya Ibas sedikit terkejut.
"Iya," jawab ibu yang mendampingi anaknya belajar.
"Bupati pernah ke sini?" Tanyanya lagi.
"Sering," jawab warga lain.
"Pelan-pelan kita tata ya. Paling tidak lampunya sudah nyala. Jangan sampai dengan Linmar malah nggak semangat, harus dobel semangatnya ya," ucap Sekjen Demokrat itu memotivasi.
Setelah sekitar satu jam blusukan di rumah warga yang minim penerangan, Ibas dan rombongan kemudian meninggalkan dusun Jatiroto. Dalam kesempatan itu sebelumnya Ibas sempat memberi televisi 32 inch dan alat penggiling ketela sebagai simbolis.