Sebuah Dongeng 1
07-11-2012 20:15 Sebuah Dongeng bagi Manusia akan Datang
�Tidak mencari ketenaran, akan tenang dan puas, tidak mengutamakan kepentingan, adalah orang yang murah hati, Perasaan tak tergerakkan, hati menjadi jernih tanpa nafsu, Berkultivasi dengan baik, akan terakumulasi kebajikan seumur hidup� (Dikutip dari puisi Guru Li Hongzhi yang berjudul �Menjadi Orang�, 13 Juli 1986)
Nenek moyang kita sejak zaman dahulu, sudah mulai menyelami makna kehidupan manusia. Mereka percaya, tubuh manusia adalah sebagian dari keseluruhan alam semesta yang sangat luas, melalui kultivasi jiwa dan raga, dapat membuat manusia dengan alam menjadi harmonis, orang-orang menyebut cara berkultivasi sebagai �Tao� juga disebut �Fa� (hukum).
Dalam sejarah �kultivasi� pernah dihubungkan dengan kegiatan agama, orang memercayai agama ortodoks, menjauhi perbuatan jahat, melakukan kebaikan, berusaha memperbaiki budi pekerti diri sendiri, dan meyakini bahwa akan dapat pulang kembali ke dunia yang indah asal kita yang sesungguhnya, oleh sebab itu sekarang menjalani kehidupan tanpa beban dan merasa mantap terhadap masa depan penuh dengan keyakinan. Ada orang demi berkultivasi, pernah rela melepaskan kehidupan yang mewah, masuk ke gunung berkultivasi Tao, pada zaman modern sekarang, orang-orang sudah tidak mengetahui lagi apakah �kultivasi� itu? Keinginan dan kenikmatan terhadap material berangsur-angsur telah menjadi pusat pemikiran orang modern, keinginan menyelami makna kehidupan serta alam semesta telah dianggap sebagai cita-cita belaka, bahkan dianggap takhayul, ilmu dan teknologi modern telah memberi manusia kepuasan material, di samping itu juga telah mendatangkan kejenuhan dan kebosanan oleh karena kesibukan dan kelelahan dalam mengejar waktu, apakah masih ada semacam kultivasi yang dapat melepaskan kita dari cengkeraman keduniawian yang dapat membuat jiwa dan raga manusia membubung, meningkat?
Di bawah ini adalah cerita yang sesungguhnya dari seorang praktisi dari China Tengah sebelum berkultivasi Falun Dafa, semoga dapat membantu sebagian orang yang berkultivasi Dafa yang belum dapat berbuat ibarat intan yang tak tergoyahkan, biar kita sama-sama dapat menyayangi kultivasi Dafa yang meluruskan langit dan dunia yang tak pernah ada sejak dahulu kala.
Ketika saya berumur empat belas tahun, sudah ada Guru yang mencari saya, mengajari saya sebuah aliran Xiulian (latihan kultivasi), saat itu saya adalah seorang gadis yang baru memasuki sekolah menengah. Umur Shifu saya ini sudah 500 tahun lebih, selalu berceramah Fa (hukum) kepada saya, satu masalah bila dibicarakan memakan waktu beberapa bulan, dan saya juga seperti di antara mengerti dan tidak mengerti. Memang begitu dimulai, mata ketiga saya sudah terbuka. Saya melihat di banyak biara, kuil, kebanyakan adalah Futi (makhluk yang merasuk) dari rubah, sanur kuning, ular dll., di dalam patung Buddha sama sekali tidak ada Buddha. Pandangan yang mengerikan ini selalu menakutkan saya, oleh sebab itu saya selalu memohon kepada Guru agar mata ketiga saya ditutup saja.
Setelah revolusi kebudayaan China dimulai, orang-orang pergi ke Beijing. Saya seorang gadis yang berumur 26 tahun, berangkat sendiri ke gunung Emei. Pada sebuah biara di lereng gunung, saya telah berkenalan dengan seorang kepala kuil yang sudah tua, saya memohon agar dapat meminjam tempat untuk menginap. Kepala kuil berkata: �Hai penganut Buddha, Anda telah berjalan salah arah, Anda harus berjalan menuju utara.� Saya segera menjawab: �Saya tidak salah arah, arah utara adalah tempat tujuan orang-orang biasa pergi mengejar gemerlapnya keduniawian, di sini baru tempat yang akan saya tuju.� Kepala kuil sangat gembira setelah mendengarnya, saya lalu berteman akrab dengan beliau.
|