Casa 212
Ini pesawat sering diperuntukan sebagai pesawat militer tp Merpati nusantara juga make pesawat ini, jadi mungkin cocok juga disini. Tp kalo mod keberatan silahkan dihapus.
Pesawat ini yg jatuh kemaren di Bogor.
EADS-CASA C-212 Aviocar adalah sebuah pesawat angkut sedang STOL bermesin turboprop yang didesain dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan militer dan sipil. PT Dirgantara Indonesia (IPTN) juga membuat C-212 di bawah lisensi. Desain C-212 pada awalnya dinamakan Aviocar, akan tetapi EADS-CASA tidak lagi menggunakan nama itu.
Total 471 C-212 dari seluruh varian diproduksi sampai akhir 2006. EADS-CASA memperkirakan 85 unit lagi akan dikirim ke pengguna di tahun 2007-2016 [1]. Pada Januari 2008, EADS CASA memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT Dirgantara Indonesia di Bandung.[2]
Pada akhir tahun 1960-an, Angkatan Udara Spanyol masih menggunakan Junkers Ju 52 dan Douglas C-47 yang sudah mulai uzur. Pesawat-pesawat itu tidak bertekanan udara dan memakai dua atau tiga mesin piston non-turbocharged . CASA mengembangkan the C-212 sebagai alternatif modern dengan menggunakan mesin turboprop yang lebih ringan dan handal. Purnarupa pertama terbang pada tanggal 26 Maret 1971. Pada tahun 1974, Angkatan Udara Spanyol memutuskan untuk membeli Aviocar untuk meremajakan armadanya.
Maskapai-maskapai penerbangan (Airline) tertarik setelah melihat keberhasilan tipe ini di operasi militer. Ini membuat CASA mengembangkan tipe sipil. Pesawat versi sipil dikirim pada July 1975. pada Agustus 2006, ada 30 CASA C-212 (semua varian) yang masih terbang di maskapai penerbangan di dunia[3], termasuk Merpati Nusantara Airlines untuk jalur perintis.
C-212 mempunyai high-mounted wing, badan yang berbentuk kotak (boxy fuselage) dan ekor yang konvensional. Tiga roda pendarat tricycle undercarriage bisa dimasukkan (retractable). Pesawat ini punya kapasitas 21-28 penumpang, tergantung pada konfigurasi. Karena C-212 tidak mempunyai kabin yang diberi tekanan pressurized, pesawat ini hanya bisa terbang rendah (di bawah 10.000 kaki di atas permukaan laut). Pesawat ini cocok untuk jarak pendek dan penerbangan regional
Total ada 71 kecelakaan yang menyebabkan hull-loss dengan total korban 499.[4] [5] Angka ini termasuk tiggi, akan tetapi pesawat ini tidak dianggap sebagai pesawat yang gampang mengalami kecelakaan (accident-prone)) karena banyak kecelakaan terjadi karena pesawat digunakan di operasi-operasi yang beresiko tinggi pada ketinggian rendah.
* 27 November 2004: C-212-200 Presidential Airways CASA (registrasi: N960BW / nomor seri: 231) dikontrak oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) untuk membawa perbekalan ke tentara Amerika Serikat di daerah terpencil Afganistan. Pesawat memasukai box canyon dan menabrak Pegunungan Baba (ketinggian maksimum 16,739 kaki) di ketinggian 14.650 kaki. Pesawat terbang kurang lebih 25 mil di utara dari rute normal antara Bagram dan Farah
* 26 Oktober 2006: CASA C-212-200 Pengawal Pantai Swedia ((Swedish Coast Guard) (registrasi: SE-IVF/nomor seri: KBV 585) jatuh di Falsterbo Canal pada saat melakukan misi pengintaian (surveillance), empat orang meninggal.[7] [8] Saksi mata mengatakan salah satu sayap lepas dari pesawat. Laporan awal dari Swedish Accident Investigation Board mengungkapkan bahwa sayap kanan lepas karena retak (fatigue crack) di bagian load-bearing structure di sayap
* 15 November 2006: CASA 212-200 Patroli Maritim Angkatan Laut Meksiko (Mexican Navy) (nomor AMP-114) jatuh di laut di pantai Campeche pada waktu misi pengintaian (surveillance), semua awak berhasil selamat.
Data Umum
* Awak: Dua (pilot dan kopilot)
* Kapasitas: Maksimum 20 tentara, 12 stretchers, atau 2,820 kg (6,217 lb) kargo
* Panjang: 16.15 m (53 ft 0 in)
* Rentang sayap: 20.28 m (66 ft 7 in)
* Tinggi: 6.60 m (21 ft 8 in)
* Sayap area: 41 m� (441 ft�)
* Berat kosong: 4,400 kg (9,680 lb)
* Max takeoff weight: 8,000 kg (17,600 lb)
* Mesin: 2� Garrett AiResearch TPE-331-10R-513C Mesin turboprop, 690 kW (925 shp) each
Performance
* Never exceed speed: 200 kts
* Maximum speed: 370 km/h (200 kts, 230 mph)
* Cruise speed: 170 kts
* Range: 1,433 km (774 nm, 895 miles)
* Service ceiling 7,925 m (26,000 ft)
* Rate of climb: 497 m/min (1,630 ft/min)
Persenjataan
* Maksimum 500 kg (1,100 lb) senjata pada dua hardpoints. Biasanya senapan mesin atau peluncur roket.
Sebuah Artikel menuliskan mengenai Casa 212 ini pada tahun 2006.
Menerbangkan Pesawat Cassa 212 Harus Ekstra Hati-hati
Selasa, 01 Agustus 2006
Jakarta, Media Konsumen - Sehubungan dengan surat pembaca berjudul "CASA Lagi, CASA Lagi" yang dimuat Harian Kompas, 31 Juli 2006, Media Konsumen melakukan wawancara dengan salah seorang instruktur pilot sekaligus pilot uji pesawat CASA 212 untuk mendapatkan informasi lebih jauh mengenai pesawat CASA 212 ini.
Atas permintaannya nara sumber lebih senang untuk tidak disebut namanya, maka kami tidak tulis nama bersangkutan di sini.
Menurut nara sumber, menerbangkan pesawat CASA C-212 (CASA C-212 Aviocar) memang harus ekstra hati-hati. Dibutuhkan skill yang tinggi untuk meng-handle pesawat pada kondisi darurat. Misalnya menghadapi satu mesin "rewel" seperti ditulis dalam surat pembaca di Kompas. Pilot CASA C-212 umumnya punya patokan, sejauh yang dimaksud "rewel" adalah bukan kebakaran mesin, oil pressure turun, dan kondisi-kondisi membahayakan lainnya, maka pilot tidak akan mematikan mesin yang "rewel" itu. Pilot akan terus menerbangkan pesawat sambil mengambil kemungkinan untuk kembali mendarat bila memungkinkan.
Apakah pesawat CASA C-212 benar-benar tidak bisa terbang dengan satu mesin? Jawabnya adalah: Bisa! Nara sumber mengatakan, sebelum benar-benar dinyatakan laik terbang, pesawat CASA C-212 harus menjalani uji terbang satu mesin. Dan itu biasa dilakukan setiap keluar dari hanggar usai perawatan berkala 100 jam.
Dalam uji terbang itu, pilot melakukan asimetric power. Yakni, menurunkan power mesin yang satu ke nol, dan menambah power mesin lainnya ke power maksimal. Bila indikator kecepatan pesawat menunjukkan minimal 120 knot, maka pesawat dinyatakan layak untuk diterbangkan. Satu mesin dimatikan pun tidak jadi masalah. Bila kurang dari 120 knot, maka pesawat harus kembali ke hanggar perawatan.
Kecepatan minimal terbang dengan satu mesin dari pesawat CASA C-212 sendiri adalah 96 knot. Kurang dari kecepatan tersebut pesawat akan jatuh ( stall). Angka 120 knot dijadikan patokan minimal supaya ada toleransi yang besar ketika pilot menghadapi trouble satu mesin di udara.
"Jadi, kesimpulannya adalah, apakah uji terbang rutin setiap 100 jam itu dilaksanakan atau tidak?" kata nara sumber. Mematuhi prosedur perawatan dan uji terbang dalam dunia pesawat terbang, mutlak adanya. Bila dilanggar, maka seribu kemungkinan buruk akan didapat.
Soal usia pesawat, relatif tidak jadi masalah. Lagi-lagi sejauh suku cadang dan prosedur perawatan dilakukan dengan benar. Setahu nara sumber, pesawat-pesawat CASA C-212 di lingkungan TNI AU umumnya baru dua atau tiga kali menjalani perawatan berat ( overhaul). Perawatan jenis ini dilakukan setiap pesawat melampaui 1.600 jam. Tetapi, pernah ada satu pesawat CASA C-212 yang merupakan hibah dari maskapai penerbangan. Usia pakainya sudah melampaui 15.000 jam.
"Penyebab kecelakaan beragam faktornya. Bisa karena masalah teknik, human error, management error, atau cuaca. Jadi, memang tidak segampang itu untuk mengatakan pesawat CASA C-212 tidak layak terbang. Kita tahu di Indonesia pesawat ini telah digunakan sejak tahun 1980-an dimana Merpati menggunakannya untuk rute-rute perintis di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara," kata nara sumber tersebut. (roni)