Di tahun ini, belantika musik Indonesia mengalami pemerosotan yang sangat tajam daripada tahun sebelumnya. Penyebab utamanya tidak lain adalah band-band bangsa kita yang selalu membawakan musik bertemakan percintaan yang sudah jelas jauh dari tema kebangsaan...
Tapi ini bukan berarti semua band Indonesia membawakan lagu-lagu seperti itu (percintaan). Mari kita tengok salah satu band indie asal Jakarta "White Shoes and the Couples Company" di album ke 3 yang berjudul "Menyanyikan Lagu-Lagu Daerah" ini mereka menghadirkan suasana musik yang pernah lahir pada zaman Bung Karno (Orde Lama) yang direkam kembali di studio legendaris Lokananta. Album ini berisi 5 lagu bangsa dari beberapa daerah seperti Janger Janger, Tjangkurileung, Lembe-Lembe, Te O Rendang, serta Tam Tam Buku.
Dengan lagu ini mereka bermaksud untuk menghadirkan kembali nuansa musik yang pernah disuarakan pada zaman Soekarno, berikut ini cuplikan yang mereka lontarkan pada sebuah booklet
Spoiler for Cuplikan:
Kami selalu mencintai musik populer era Orde Lama. Tak pernah usai bermimpi akan kembalinya waktu ketika lagu berbahasa Minang dinyanyikan oleh biduan Ambon serta dinikmati oleh orang Jawa sambil menyantap Coto Makassar. Masa ketika lagu seperti �Ayam Den Lapeh� menjadi raja di kawasan. Bagi kami itu merupakan musik populer Indonesia yang sejati. Era tersebut mendefinisikan musik pop negeri ini, Dan tiada penanda yang lebih layak selain Lokananta.
Kami cukup kaget melihat keberadaan studio yang berada di kota Solo tersebut yang ternyata masih bisa dapat digunakan untuk berkreasi. Tanpa pikir panjang, langsung saja kami berangkat untuk mewujudkan impian lama: merekam lagu-lagu populer berbahasa daerah Indonesia langsung di pabrik aslinya. Seperti layaknya para Bintang Radio serta Orkes RRI pada era emas tersebut.
Kami menghabiskan dua hari untu membuat sesi rekaman secara live (kecuali untuk vokal) di studio legendaris tersebut. Memaksimalkan peralatan yang nyaris tak pernah diremajakan, dengan segala bentuk kekurangannya. Dua hari yang amat seru, penuh keriaan, kontras dengan kesan dan aroma kelam di studio.
Kumpulan rekaman ini ibarat buku jurnal pengalaman kami dalam menghidupi roh era emas tersebut. Ada karya legendaris seniman Pasundan Mang Koko Koswara di �Tjangkurileung�, lagu permainan klasik Melayu �Tam Tam Buku� alias �Trang Trang Kolantrang: atau �Chock Chock Kundong�, serenada Amboina legendaris gaya Broery & The Pros di �Lembe Lembe�, serta lagu pop berbahasa Maluku yang dibesut serta dilantunkan oleh sosok yang terlupakan, Max Lesiangi, favorit terbaru kami�
�Ini adalah tribut terbaru kami untuk masa kejayaan musik pop Indonesia tentunya, Lokananta. Besar harapan kami agar rekaman ini mendapat tempat dalam kehidupan anda, serta dapat terus dinikmati dengan penuh sukacita
Sumber