Negeri ini masih sulit untuk menurunkan inflasinya yang cukup tinggi meskipun harga BBM diturunkan, seperti yang diketahui bersama penurunan harga BBM tanggal 1 Januari lalu tidak ikut menurunkan harga-harga barang konsumsi yang sebelumnya sudah naik pasca kenaikan bbm bulan November lalu. Dan menurut penjelasan Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro kondisi tersebut dipengaruhi faktor nonmoneter dan juga nonfiskal.
Dan jika diteliti lebih lanjut lagi, permasalahan
inflasi ini disebabkan masalah logistik dan tata niaga yang masih menjadi penghambat utama turunnya tingkat
inflasi. Dari masalah logistik penyebabnya harga transportasi pengangkutan barang komoditas yang tergolong tinggi, sehingga barang komoditas tersebut jadi lebih tinggi dan ini tanpa kenaikan BBM. Dan jika disertai dengan kenaikan BBM harga komoditas tersebut menjadi semakin mahal.
Melihat permasalahan dari tata niaga, masih banyak para spekulan sering kali melakukan penimbunan barang untuk memperoleh keuntungan sendiri. Dan penimbunan tersebut dilakukan ketika harga barang tersebut tersebut dijual murah, barang baru keluar ketika harga mulai naik, dan supaya harga naik, barangnya ditahan.
Kedua perihal diatas merupakan penyebab masih cukup tingginya angka
inflasi di Indonesia dan merupakan masalah dasar, dan hingga akhir tahun lalu kondisi terbaik negeri kita hanya berada pada
inflasi dikisaran 4,5 persen hingga 5 persen.
Joel/Journalist/VM/VBN
Editor: Jul Allens
image: setkab.go.id