Ceriwis - View Single Post - WikiLeaks: AS Berkepentingan Atas Timah RI
View Single Post
  #1  
Old 6th December 2010
boyzsan's Avatar
boyzsan
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2010
Location: #TM 71, #PIC 17
Posts: 503
Rep Power: 17
boyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalaman
Default WikiLeaks: AS Berkepentingan Atas Timah RI

Timah di Selat Malaka berkatagori "infrastruktur penting dan sumber daya kunci," bagi AS


Senin, 6 Desember 2010, 08:30 WIB
Renne R.A Kawilarang




Tampilan depan laman WikiLeaks (wikileaks.ch)



VIVAnews - Tambang dan pabrik timah di dekat Selat Malaka, Indonesia, dianggap vital bagi kepentingan Amerika Serikat (AS). Selain itu, Washington juga menandai sejumlah sumber daya dan lokasi strategis lainnya di mancanegara yang patut diperhatikan bagi kepentingan Negeri Paman Sam.

Demikian menurut suatu memo berkatagori rahasia yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS. Memo itu dibuat pada 18 Februari 2009 dan berkatagori rahasia, yang akhirnya bocor di laman WikiLeaks pada 5 Desember 2010.

Bernomor referensi STATE 015113, memo diplomatik itu menginstruksikan kedutaan-kedutaan besar AS di mancanegara untuk menyusun daftar infrastruktur yang dianggap vital bagi kesehatan publik, keberlangsungan ekonomi dan keamanan AS.

Tambang dan pabrik timah di Selat Malaka, Indonesia, termasuk dalam ratusan aset yang berkatagori "infrastruktur penting dan sumber daya kunci," bagi AS. Daftar itu dimuat dalam "Critical Foreign Dependencies Initiative 2008," yang bertujuan untuk mendata sejumlah aset vital di luar negeri untuk melindungi kepentingan AS dari berbagai ancaman, baik terorisme maupun bencana alam.

Memo itu tidak menyebutkan lokasi spesifik tambang timah di Indonesia yang dianggap penting bagi AS. Namun, sejumlah wilayah di Kepulauan Riau, yang terletak di dekat Selat Malaka, dikenal sebagai penghasil timah.

Menurut penelusuran VIVAnews, dan juga laman harian New Zealand Herald, dokumen itu bertanda Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.

"Ketidakmampuan atau penghancuran sistem dan aset-aset itu akan melemahkan keamanan, daya tahan ekonomi nasional, kesehatan atau keselamatan publik nasional, atau gabungan dari elemen-elemen itu," demikian tulis memo tersebut, seperti yang dipantau New Zealand Herald.

Bersama Indonesia dan negara-negara lain, sejumlah wilayah di Selandia Baru turut menjadi kepentingan AS. Wilayah yang dimaksud adalah jalur kabel bawah laut di Takapuna dan Whenuapai.