Ceriwis - View Single Post - Bincang-Bincang Umat Sedharma
View Single Post
  #18  
Old 23rd December 2010
dwipayana
Newbie
 
Join Date: Feb 2010
Posts: 20
Rep Power: 0
dwipayana mempunyai hidup yang Normal
Default

Quote:
Originally Posted by C. Tsubasa View Post
Ya, Hindu yang sampai ke Bali mengalami banyak sekali penyempitan makna. Misalnya ya Catur Warna, maknanya menjadi sempit, di Bali diartikan sebagai golongan berdasar garis keturunan.
Ada pula Bhuta Yajna, artinya korban suci untuk makhluk2 halus. Padahal, bhuta itu artinya makhluk hidup. Baik dari tumbuhan, sampai hewan dan manusia.



Tuhan berada di mana2.


Penguasa negara adalah para pejabat, kenapa tentara yg menjaga keamanan negara? Apa para pejabatnya tidak memiliki kekuatan? Ya mungkin saja bhuta kala memang ditugaskan seperti itu.

Bhatara, dibilang negatif jg tidak, dibilang negatif jg iya. Dia menjaga tempat2 tertentu. Bilamana ada orang yg berbuat asusila di tempat itu, pasti dia yg menghukumnya.

Kalau kita permisi untuk lewat di tempat yg dihuninya, kita pasti tidak diganggu.
kalau memang telah terjadi penyempitan makna, kenapa manusia hindu tidak berusaha untuk mengambalikan seperti apa yang dimaksud dalam weda ?

kalau memang Tuhan ada dimana-mana, pasti gampang dong menemuinya.
tapi saya sampai sekarang belum pernah menemui-Nya ? kenapa apanya yang salah ?

kenapa kalau ada upacara odalah disuatu pure, sesajinya banyak sekali ?
apa sebenarnya fungsi sesaji tersebut, untuk makanan bethare, atau hanya sekedar simbol ?
Sesaji yang hakiki, sebenarnya ada dimana ?

kalau pemangku mengucapkan mantra : Om om padmasana ya namah swaha. mantra ini sebenarnya tujuan untuk apa ?