Ceriwis - View Single Post - Jakarta dan Beijing, Macetnya Sama Tapi Beda
View Single Post
  #1  
Old 4th February 2011
logite's Avatar
logite
Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Location: Room OTO & all ...
Posts: 2,679
Rep Power: 53
logite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophetlogite is Ceriwis Prophet
Default Jakarta dan Beijing, Macetnya Sama Tapi Beda


Sedikitnya ada kesamaan penyebab terjadinya kemacetan tinggi
di Jakarta dan Beijing. Meski begitu, ada perbedaan mencolok pada
dua kota tersebut, terutama dalam hal penanganan. Beijing, kota
terbesar di China, kini sedang menikmati sebuah pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Banyak penduduk kota Beijing yang sekarang
bisa membeli mobil. Alhasil, mereka pun kini memiliki gaya hidup baru,
yaitu lebih memilih naik kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum.

Sejauh ini kesamaan itu tampak jelas di Jakarta. Seperti penduduk di
Beijing, masyarakat Jakarta senang naik mobil pribadi karena (salah
satunya) ingin menunjukkan status sosial. Kondisi ini sangat kontras
dengan di AS dan Eropa, di mana masyarakat lebih senang ketika
pergi menggunakan angkutan publik.

Di Beijing sendiri saat ini memiliki populasi 4.5 juta mobil, sementara
500.000 unit mobil lainnya masuk ke tengah kota dari daerah-daerah
luar di sekitarnya. Sedangkan di Jakarta, menurut data Polda Metro
Jaya, populasi mobil ditaksir mencapai 3,1 juta unit.

Jumlah kendaraan di kedua kota tersebut saat ini telah memunculkan
konflik yang sama, yaitu kemacetan tinggi. Penduduk kota Beijing,
terutama pengguna jalan raya, hampir setiap hari mengeluhkan kondisi
kemacetan. Cerita ini bagaikan foto copy dengan kondisi di Jakarta
dalam tahun-tahun terakhir.

Toh demikian, pemerintah kota Beijing sangat peka terhadap keluhan
masyarakatnya. Liu Yumin, direktur pelaksana prerecanaan tata ruang
kota Beijing, mengatakan akan segera mengontrol laju pertumbuhan
mobil di Beijing.

Pihaknya bersama Departemen Transportasi China juga akan membuat
sebuah manajemen lalu lintas baru guna menekan tingkat kemacetan di
Beijing.

�Apabila kita tidak mampu memecahkan masalah lalu lintas, maka
potensi di bidang lain akan ikut melemah,� katanya kepada Beijing Times.
Liu juga mengatakan bahwa bus masih menjadi moda transportasi
utama di derah-daerah kota Beijing.

Bersama kota-kota lain di China, di antaranya Shanghai, Chengdu,
Chongqing, Guangzhou, Shenzhen, Tianjin, dan Wuhan, pemerintah
kota Beijing kini tengah sibuk menggodok rancangan peraturan tentang
sistem kelola lalu lintas kota.

Semua kota berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa tersebut bahkan
tengah melakukan evaluasi pada tata kerja tahun 2004 yang meliputi
perencanaan kota, pembangunan sosial, program penataan priodik
dan penyesuaian perubahan, penyelesaian sistem transportasi,
penataan hunian, hingga aspek ekologi.

�Saat ini masalah mendesak yang dialami setiap hari adalah kemacetan.
Kondisi ini berpotensi memengaruhi rencana pemerintah pada bidang lain,
� lanjut Liu.

sumber