
20th March 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Kisah Relawan Indonesia yang Ikut Membantu Korban Tsunami Jepang
Seorang wanita tua di angkat tentara Jepang setelah diselamatkan dari tempat tinggalnya di Kesennuma, timur laut Jepang. AP/Kyodo News
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Panggilan telepon tersebut, yang kali ini lebih banyak datang dari Indonesia, menanyakan nasib anggota keluarga yang tinggal di Jepang. "Ya, 17 anak buah kapal Yahata Maru No. 35 warga Indonesia sudah ditemukan selamat," kata Duta Besar Indonesia di Jepang, Muhammad Luthfi, dari ujung telepon. Kapal ini sempat dikabarkan hilang kontak sejak gempa dan tsunami menghantam Jepang pekan lalu.
"Konfirmasi selamat diperoleh dari Japan Tuna Fisheries Corporation," kata Luthfi. Duta Besar Luthfi dan lebih dari 30 orang--sebagian besar mahasiswa--sejak Jumat pekan lalu menjadi relawan yang silih berganti menyampaikan informasi terbaru soal nasib warga Indonesia. Sudah sembilan hari ini kedutaan besar berubah menjadi posko informasi dan bantuan.
Fatahudin Thamrin, mahasiswa program magister pada jurusan teknik elektro di Universitas Komunikasi Elektronik di Tokyo, yang turut menjadi relawan, berkisah bahwa mereka bekerja ditemani gempa susulan dua-tiga kali saban jam. "Sudah biasa kami bekerja di tengah goyangan," ujarnya.
Pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tokyo, organisasi pemuda dan pelajar Indonesia di sana, bekerja cepat menghubungi para pelajar sehari setelah musibah itu. Fatahudin, yang juga dikontak, pun segera meluncur. Ia tiba pukul 02.30 waktu Tokyo. Ia mengisi kekosongan tim relawan yang berangkat menuju Miyagi, Fukushima, dan Iwate, daerah terparah terkena gempa.
Menumpang dua mobil, tim ini menjemput WNI di wilayah tersebut, yang berjarak sekitar 250 kilometer dari Tokyo. Segera Fatahudin dan teman-temannya membentuk posko dan berbagi tugas. "Telepon berdering nyaris 24 jam sejak berita gempa dahsyat menyebar," ujarnya.
Ia mencatat jumlah aduan mencapai 1.685, dan yang bisa dikonfirmasi 1.235. Sisanya tidak dapat dihubungi karena tak ada nomor kontaknya atau tidak bisa dihubungi sama sekali. "Di Jepang, gempa sudah sering. Tapi kali ini kerusakannya benar-benar parah," katanya.
AQIDA SWAMURTI | ENI SAENI
|
|