Ceriwis - View Single Post - Bank Sampah
Thread: Bank Sampah
View Single Post
  #1  
Old 12th April 2011
dsmilingface's Avatar
dsmilingface
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2011
Location: perkebunan cabe
Posts: 410
Rep Power: 0
dsmilingface hobinya dikasih cabe!dsmilingface hobinya dikasih cabe!dsmilingface hobinya dikasih cabe!
Lightbulb Bank Sampah

Menabung sampah. Konsep ini barangkali tak pernah mampir di benak Anda. Menabung biasanya kalau tak berupa uang, ya perhiasan. Tapi menabung sampah? Kemana harus menabung? Kemana lagi kalau bukan ke bank sampah.



Quote:
 
Ya, Anda tak salah dengar. Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta kemarin meresmikan beroperasinya sebuah bank sampah di Kota Padang. Seperti bank-bank konvensional lainnya, bank sampah juga memiliki nasabah. Bedanya, kalau di bank konvensional nasabah menabung dalam bentuk uang, di bank sampah nasabah menabung sampah. Cuma, untuk memudahkan bank melakukan penghitungan, nasabah bank sampah harus memilah dulu sampah yang hendak mereka tabung. Ada jenis sampah plastik, sampah kertas, serta sampah kaleng dan botol bekas.

Setoran sampah itu lantas dihitung petugas bank dan dicatat nilainya dalam kartu rekening. Pihak bank mendapat fee administrasi sebesar 20 persen, sedangkan nasabah mendapat delapan puluh persen dari nilai sampah.

Bank sampah di Kota Padang ini sebenarnya bukan yang pertama. Konsep serupa juga sudah dikembangkan di kota Bantul, Yogyakarta. Juga di Jakarta. Semua dilakukan oleh swasta, lembaga swadaya masyarakat dan warga. Inisiatif mandiri tanpa perlu menunggu pemerintah turun tangan.

Skala bisnis bank sampah ini mungkin tidak besar. Juga daya serap bank untuk menghimpun sampah pasti terbatas. Tapi bayangkan kalau inisiatif serupa dikembangkan banyak kelompok dan komunitas, terutama di kota-kota besar yang acap mengalami problem besar mengatasi sampah warga.

Sebut saja Jakarta. Ibukota republik ini memproduksi sampah tak kurang dari 6 ribu ton sampah setiap hari. Beaya pengolahan sampah yang harus dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI mencapai setengah miliar rupiah lebih. Toh semua upaya pengolahan ini tak menyelesaikan masalah karena daya dukung tempat pembuangan akhir juga terbatas.

Kalau inisiatif kecil semacam bank sampah ini difasilitasi pemerintah daerah, tentu banyak sekali manfaat yang diperoleh. Konsep 3 R, yakni reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali) dan recycle (mendaur ulang) bisa diterapkan secara efektif. Warga dididik untuk memilah sampah sejak dari dalam rumah dan tidak membuangnya secara sembarangan. Lebih dari itu, warga masih bisa mendapatkan nilai ekonomis dari sampah rumah tangganya sendiri.

Inisiatif kecil, skala kecil, tapi kalau jumlahnya banyak dia akan menjadi besar, menjadi sebuah gerakan. Kepala daerah yang pintar, mulai dari bupati, walikota hingga gubernur, mestinya menangkap peluang kemandirian pengelolaan sampah. Betapa banyak keuntungan yang didapat kalau pola kerja bank sampah ini diadopsi pemerintah daerah. Sampah yang harus diangkut ke TPA akan berkurang drastis, beaya yang mesti ditanggung pemda pun akan lebih ringan.

Masalahnya, mau atau tidak?
Code:
sumber