Sejarah Lo Ban Teng
"MALAIKAT BERWAJAH PUTIH" dari SIAUW LIM HO YANG PAY
Disusun oleh : Tjoa Khek Kjong
Di kutip dari Harian Star Weekly tgl 7 - 02 - 1959
Lebih djauh dengan membatja sedjarahnja ini, dapat pembatja membedakan apa jang mungkin dan apa jang tidak mungkin tertjapai dalam olahraga kunthao - lebih tegas : mana jang benar2 dapat terdjadi dan jang mana hanja terdiri atas chajal belaka, sebagaimana jang banjak dikisahkan dalam tjeritera2 silat Tionghoa.
Didalam menjusun tulisan ini, saja merasa sangat berterima kasih kepada pelbagai pihak jang mengenal almarhum dari dekat dan jang telah memberikan banjak bahan2 kepada saja, seperti Sinshe Lo Boen Lioe di Kongsi Besar, keponakan almarhum Lo Ban Teng, dan tuan Thio Tjing Tjo di Angke, seorang sahabat akrab almarhum. Lebih djauh saja sangat berterima kasih kepada ahliwaris almarhum, jang tidak sadja mengumumkan sedjarah hidup ini.
Semasa hidupnja, almarhum seorang jang selalu mengutamakan kedjudjuran. Bitjaranja selalu terus terang, setempo ketus - jang mana membajangkan ketulusan dan kedjudjurannja - tidak perduli terhadap siapa, tidak perduli orang yang diadjaknja bitjara itu kaja atau miskin.
************
LO KA LIONG, Pemilik toko arak "Kim Oen Hap", jang terletak ditepi sebuah djalan dikampung Tang-Ua-Bee-Kee, kota Tjiobee, propinsi Hokkian, Tiongkok, tengah menikmati suatu rasa bahagia jang tidak terhingga. Pada hari itu, tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 menurut hitungan Imlek (Masehi 1886) isterinja telah melahirkan seorang putera jang mungil dan bertubuh kuat-sehat. Memang sudah semendjak beristeri Ka Liong menginginkan seorang anak laki2, tetapi sampai sebegitu djauh dari isterinja hanja ia peroleh anak2 perempuan sadja, jaitu dua orang. Maka ketika baji jang baru terlahir pada hari itu ternjata seorang anak laki2, dapatlah kiranja dibajangkan betapa rasa bahagianja, karena idam2annja telah tertjapai.
Ka Liong seorang jang djudjur, ramahtamah, tidak suka bersetori dan selalu mengalah terhadap semua orang. Di Tjiobee ia seorang pendatang. Asal dari Engteng, sebuah kota lain dalam propinsi Hokkian, dan ia datang di Tjiobee bersama isteri dan kedua anak perempuannja pada setahun jang lampau.
Kepada anak laki2 jang baru lahir itu, Ka Liong dan isterinja mentjurahkan segenap kasihsayang mereka. Mereka menamakannja Ban Teng. Anak itu semendjak dilahirkan, bertubuh kuat dan selalu sehat2 sadja, sehingga ia tumbuh dengan tjepat sekali. Ketika sudah agak besaran. Perawakannja kokoh-kekar sekali.
|