Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 13th April 2016
Header00's Avatar
Header00 Header00 is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 385
Rep Power: 10
Header00 mempunyai hidup yang Normal
Default Sebenarnya seberapa besar sih kerajaan majapahit itu?

Selamat petang gan. Tadi sekilas habis baca salah satu thread yang membahas kerajaan majapahit. Tapi sebenarnya benar gak sih kalau kerajaan majapahit itu menguasai seluruh nusantara? Setelah itu cari-cari deh di google tentang majapahit, akhirnya nya nemu juga nih dari NGI (National Geographic Indonesia).

Maaf gan kalau cuma bisa copas toh niatnya emang cuma share. Langsung aja gan.


Spoiler for map majapahit:
Simak berbagai mitos yang membayangi keagungan Majapahit dan bagaimana fakta sejatinya menurut tafsir Nagarakertagama.

Surya Majapahit, lambang kerajaan Majapahit. Kejayaan dan kekayaan kerajaan ini meninggalkan banyak bangunan, karya seni, dan harta tak bernilai lainnya. (Dwi Oblo).





Nusantara merupakan koalisi antara kerajaan-kerajaan yang turut bekerja untuk kepentingan bersama untuk keamanan dan perdagangan regional, demikian hemat Hasan. Mereka berkoalisi sebagai “mitra satata”―sahabat atau mitra dalam kedudukan yang sama.



“Jangan diartikan kepulauan di antara dua benua,” kata Hasan. “Bukan pula nusa yang lokasinya di antara.”



Sebagai kerajaan adikuasa setelah zaman Sriwijaya berakhir, Majapahit tetap berkepentingan dengan wilayah kerajaan-kerajaan itu sebagai daerah tujuan pemasaran dan sebagai penghasil sumber daya alam yang berpotensi perdagangan. Memang ada jalinan hubungan, namun hubungan ini tidak harus seperti penguasa dan yang dikuasai, bukan kekuasaan dalam artian politik. Ini adalah hubungan kepentingan bersama sehingga Majapahit juga berkepentingan untuk mengamankan dan melindungi wilayah-wilayah itu.



Namun demikian, sampai hari ini masih saja ada tafsir bahwa kerajaan-kerajaan itu memberikan upetinya setiap tahun kepada Majapahit. Hal ini seolah membuktikan ketundukkan kerajaan-kerajaan Nusantara dibawah supremasi Majapahit.



“Ini sering ditafsirkan sebagai upeti,” ujar Hasan. “Padahal, tidak ada satu kata pun dalam Nagarakertagama yang bisa diartikan sebagai upeti, apalagi upeti tanda tunduk seolah menjadi negara jajahan Majapahit.”



Berdasar uraian Nagarakertagama, Majapahit memang punya tradisi mengadakan suatu pesta besar setiap tahunnya. Seluruh penguasa wilayah–wilayah kerajaan itu diundang dan ada yang memberikan hadiah-hadiah kepada raja Majapahit, dan menurut Hasan hadiah itu bukanlah upeti. “Buktinya, sejak Majapahit berkuasa sampai runtuh pun daerah-daerah itu bebas merdeka.”



Lalu mengapa sampai ada anggapan bahwa Nusantara itu adalah wilayah Majapahit? “Barangkali karena The Founding Fathers kita ingin menyatukan negara ini,” ujar Hasan lirih. Kemudian “Muhammad Yamin—salah satu tokoh pendiri negara Indonesia—menggunakan gagasan Nusantara sebagai bentuk negara kesatuan.”



Di sebuah toko buku bekas di Jakarta, saya pernah menemukan karya Yamin yang dimaksud oleh Hasan. Yamin, pernah menulis sebuah buku Gajah Mada, Pahlawan Persatuan Nusantara yang terbit pertama kali pada 1945 dan telah dicetak ulang belasan kali. Buku itu mengisahkan epos kepahlawanan Gajah Mada sebagai Patih Kerajaan Majapahit.



Dalam lampirannya terdapat secarik peta wilayah Indonesia―terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaud―dengan judul Daerah Nusantara dalam Keradjaan Madjapahit. Tentang peta ini Djaffar mengungkapkan bahwa “gagasan persatuan ini oleh para sejarawan telah ditafsirkan sebagai wilayah Majapahit sehingga seolah ada penaklukan. Itu salahnya!”



Yamin, dalam buku tersebut, juga menampilkan foto sekeping terakota yang mewujudkan sosok wajah lelaki berpipi tembem dan berbibir tebal. Di bawah foto sosok itu, Yamin dengan keyakinan ilmu firasat menuliskan, “Gajah Mada... Rupanya penuh dengan kegiatan yang mahatangkas dan air mukanya menyinarkan keberanian seorang ahli politik yang berpemandangan jauh.” Namun, belakangan saya menyaksikan kepingan terakota itu di Museum Trowulan yang sejatinya bagian dari celengan kuno dan tidak ada kaitannya dengan Gajah Mada.



Dan, buku Yamin itu―secara tak kita sadari―telah menjadi panutan dari sekolah-sekolah dasar di Indonesia hingga lembaga pemerintahnya. Kini, sebuah patung lelaki bertubuh gempal dengan wajah seperti dalam buku Yamin itu telah berdiri di halaman Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia di Kebayoran Baru. “Itu skandal ilmiah dalam sejarah,” ujar Hasan.</span></span>



Nah begitu sih gan yang aku baca. Jadi menurut pemahaman ku majapahit dikatakan besar tidak lepas dari doktrin masa kemerdekaan, toh itu juga berhasil untuk mengobarkan persatuan kesatuan negara kita tercinta ini. Nah apakah setelah bersatu ini apakah kita akan terpecah-pecah gara-gara perbedaan. Misi kita yang sebenarnya adalah menjaga persatuan dan kesatuan negara kita tercinta ini tanpa ada membeda-bedakan suku, ras dan agama. Sekian dan terima kasih.


Spoiler for sumber:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/faktanya-nusantara-bukanlah-wilayah-majapahit


.

Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:48 AM.


no new posts