Tanah Sakit Parah, Hormat pada Sampah
Revolusi Hijau,dimulai seputar tahun 60-an. Ditandai dengan krisis pangan mulai sedikit demi sedikit bisa di atasi,dari Negara peng-impor beras jadi Negara yang bisa cukup pangan. Peran peningkatan hasil pertanian tak lepas dari peranan pupuk kimia,dalam relative singkat,pertanian dibuat ijo royo-royo,pupuk kimia dianggap sebagai senjata pamungkas mengatasi krisis pangan. Namun,perkembangan pertanian dari revolusi hijau,mendapat perhatian cukup serius dari Negara-negara maju,Negara industry berpendapat,paket pertanian modern,yang menghasilkan panen yang tinggi,ternyata menimbulkan dampak serius bagi lingkungan hidup.Paket teknologi pertanian modern tersebut ialah:dipacunya bibit-bibit unggul berproduksi tinggi,pestisida kimia,pupuk kimia/sintetis,penggunaan alat-alat pertanian/traktor untuk mengolah tanah dan memanen.Rachel Carson [pakar biologi],pestisida kimia dalam pertanian modern bersifat toksis pada organisme lain bukan target/bukan pengganggu tanaman. Sejak itu,resiko penggunaan bahan kimia pada pertanian mulai dapat sorotan para pakar lingkungan hidup. Namun gonjang-ganjing dimulai tahun 1962, baru 20 tahun kemudian perhatian dan penggunaan pupuk kimia,setelah residu pupuk,terutama nitrogen,diketahu mencemari air tanah sebagai sumber air minum,bahaya yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia di bumi.
Ini semua tahu,tanah sudah lelah,dengan penurunan produktifitas hasil pertanian. Warna tanah memucat kapur,kalau di cangkul,kemepyar,tidak pulen lagi.Yang sangat dikawatirkan,dengan meledaknya jumlah penduduk,KB pingsan paska Orde baru bubar,menambah runyamnya persediaan pangan yang diprediksi 25 tahun kedepan. Pakar pertanian,LSM Internasional cancut taliwondo mengembangkan pertanian alternative,merehabilitasi kondisi tanah yang sudah sakit parah.Pupuk hijau dari daun-daun,pupuk hayati dari kotoran hewan dan air kencingnya,melalui kearifan local,peningkatan biomassa,diharapkan mampu mengatasi hancurnya struktur tanah pertanian.Proses daur ulang jadi perhatian serius. Dan yang tak kalah penting,meledaknya penduduk,mencegah kawin muda,pertahankan kesehatan tanah,perlindungan pada lingkungan dan produktifitas yang berkelanjutan
Sambut bergayung.Petani di sekitar lereng gunung Merbabu,lereng Merapi,Sragen,Bantul,Sleman dengan sigap sinyal kerusakan lingkungan lahan pertanian ini.Sebagian ada pendampingan dari LSM ada pula yang dengar sana-sini terus coba-coba, apa itu pertanian organic. Dan ada pula yang beli buku pertanian organic,langsung-praktek. Semua punya pendapat,sistim pertanian organic sudah taka sing bagi kelompok tani.Penyuburan tanah lewat kotoran sapi,kelinci dan kompos dari sampah dedaunan,sudah sangat lama dikenal oleh masyarakat pertanian di bumi pertiwi ini. Leluhur juga mengajarkan cara mengusir hama tikus dan belalang degan memanfaatkan bunga-bunga kemuning,menyan putih,kunir,sirih merah,brutowali,lirang, direndam di air,dalam pengunaannya dengan mulai menghidupkan kembali upacara-upacara adat tani,kemduri di tengah sawah.Beberapa tahun lampau petani sudah lupa dan malu mengakui kalau dirinya dan keluarganya adalah turunan petani. Kini,secara perlahan,banyak petani dengan bangga menuebut dirinya adalah petani organik.Dampaknya ,kegiatan pertanian yang kembali kea lam banyak mendapat perhatian dari wisatawan dalam dan luar,juga para peneliti pertanian. Seterusnya,kalau kesadaran petani sudah kembali pada pengolahan tanah berwawasan lingkungan,bagaimana pemerintah bisa membantu menjaga harga beras petani,hasil pertanian dan melindungi petani dari permainan tengkulak,dan sudah merencanakan- mempersiapkan eksport ?
oleh Joseph Praba-pelaku pertanian padi organik
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌