Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Buddha

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Buddha Buddha is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,075
Rep Power: 16
Buddha mempunyai hidup yang Normal
Default Y.A. Sakul� Ther�

Y.A. Sakul� Ther�




Beliau, pada zaman Sang Buddha Padumuttara, terlahir di kota Hansawati, sebagai putri Raja Ananda, dan saudara tiri Sang Buddha Padumuttara. Namanya pada waktu itu adalah Nanda. Suatu hari, Beliau duduk dan mendengarkan khotbah Sang Buddha Padumuttara, dan mendengar bahwa Beliau menempatkan seorang bhikkhuni sebagai yang teratas di antara mereka yang memiliki kemampuan dibba cakkhu (mata dewa).

Pada saat itu, Beliau bertekad bahwa suatu hari dia juga akan mencapai tingkatan seperti itu. Dan setelah banyak berbuat kebajikan dan melewati lingkaran kehidupan yang menyenangkan, ia terlahir di bumi ini di zaman Sang Buddha Kassapa, sebagai seorang brahmana wanita. Di dalam kehidupan itu, ia melepaskan keduniawian sebagai pertapa kelana yang bertekad untuk hidup menyendiri. Suatu hari, ia mempersembahkan dana yang diperoleh dari pindapata di altar Sang Bhagava, ia membuat persembahan lampu sepanjang malam. Kemudian dia terlahir di alam dewa Tavatimsa, dan memiliki mata dewa. Dan ketika di dalam kehidupan ini, di zaman Sang Buddha Gotama, ia terlahir sebagai seorang brahmana wanita di Savatthi, dan namanya adalah Pakula. Ia membantu, pada saat Sang Bhagava menerima persembahan vihara Jetavana, dan ia menjadi pengikut.

Belakangan keyakinannya timbul karena mendengarkan kotbah saudaranya yang menjadi Arahat, setelah itu dengan perasaan ingin tahu yang kuat, ia lalu bergabung dalam Sangha Bhikkhuni, ia lalu berusaha dan berjuang untuk mencapai kesucian. Tak lama setelah itu, Beliau mencapai tingkat kesucian Arahat, sebagai kelanjutan dari tekad Beliau, melatih kemampuan dibba cakkhu-Nya, dan ditempatkan sebagai yang teratas di antara para bhikkhuni yang memiliki kemampuan dibba cakkhu oleh Sang Buddha Gotama. Dan setelah merenungkan hal itu, karena merasa bahagia, Beliau mengucapkan syair berikut ini:


Ketika Aku bernaung sebagai ibu di rumah,
Aku mendengar seorang bhikkhu mengkotbahkan Dhamma.
Aku melihat Dhamma tersebut, yang murni, yang bebas dari nafsu,
Jalan ke Nibbana, melewati kelahiran dan kematian.
Dengan meninggalkan putri, meninggalkan putra,
Aku meninggalkan harta benda, dan timbunan makanan
Lalu mengambil jubah dan pisau cukur, memotong rambut Ku,
Yang membimbing Ku pada kehidupan tanpa rumah.

Sebagai seorang samaneri, yang lurus dan tekun,
Melatih jalan menuju puncak,
Aku membuang nafsu dan segala macam kehendak buruk.
Setelah itu, satu demi satu racun-racun batin.
Pada seorang Bhikkhuni dengan kekuatan yang telah matang
Penglihatan masa lalu timbul, jelas dan murni
Kemampuan mistis bertumbuh, berkembang oleh latihan terus-menerus
Aku melihat, ucapan, pikiran dan perbuatan sebagai sesuatu yang tidak pribadi
Hanya akibat dari suatu sebab, yang terombang-ambing oleh sifat tidak kekal
Dan sekarang, dengan semua racun batin yang telah dimusnahkan,
Aku melihat kedamaian Nibbana yang teduh dan tenang.



Sumber:

Ther�g�th� Stories, P�li Text Society



Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:56 PM.


no new posts