FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Produser film "Soegija", Djaduk Ferianto, mengatakan meskipun mengangkat kisah hidup salah satu tokoh umat Katolik Indonesia, film terbaru karya sutradara Garin Nugroho itu bukan film tentang dakwah ataupun dogma agama. "Ini bukan film yang mengajari atau mendikte, justru temanya sangat pas dalam konteks Indonesia saat ini yang kehilangan sosok pemimpin," kata Djaduk dalam diskusi tentang film tersebut di Epicentrum Walk, Jakarta, Kamis. Film yang mengambil seting masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 1940-1949 itu, kata Djaduk, murni merupakan penafsiran sang sutradara Garin Nugroho terhadap tokoh Albertus Soegijapranata yang dikenal sebagai pahlawan nasional dan Uskup Katolik pribumi pertama di Indonesia. "Ada warna baru dalam dunia perfilman Indonesia lewat film ini, sangat kuat sekali bagaimana Garin menggambarkan pemikiran Soegijapranata yang humanis," kata Djaduk yang juga menggarap musik latar untuk film yang mengambil lokasi di Semarang dan Yogyakarta itu. Berbicara tentang Nirwan Dewanto yang memerankan Soegijapranata dalam film tersebut, Djaduk mengatakan dirinya sangat terkesan dengan karakter Nirwan yang merupakan penyair itu. "Ketika hari pertama syuting di Semarang dan Nirwan mengenakan seragam uskup, saya justru melihat Soegiyapranata itu mirip dengan Nirwan, bukan sebaliknya," kata Djaduk. Beberapa lagu yang sengaja dimasukkan Djaduk dalam film tersebut di antaranya adalah "Zandvoort Aan De Zee", "Langkahku", "Pengabdian Yang Kau Pinta", "Donga", "Soedara Tua", dan "Lentera". "Musiknya kuat dengan unsur lawas, ada juga lagu "Kopi Susu" yang sengaja diminta oleh Garin untuk mengomunikasikan waktu," katanya. Proses pembuatan film "Soegija" yang memakan waktu 3 tahun sejak proses pra produksi itu menghabiskan dana 12 miliar rupiah, sementara jumlah pemain yang dilibatkan mencapai 2.275 orang. Film yang mengedepankan multikulturalisme di Indonesia itu dijadwalkan diputar serentak di seluruh bioskop tanah air pada 7 Juni mendatang. Terkait:
|
![]() |
|
|