JAKARTA, KOMPAS.com � Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyisir 106 titik lokasi tempat gelandangan dan pengemis juga para pekerja seks komersial (PSK) di seluruh wilayah DKI Jakarta, tepat tengah malam nanti. Mereka, sama halnya dengan warga kebanyakan, bakal menjadi target pelaksanaan sensus penduduk secara nasional.
Tidak hanya di Jakarta, hal yang sama akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Gelandangan dan pengemis yang tinggal di kolong-kolong jembatan, pinggiran bantalan kali serta di pinggir-pinggir jalan, dan tempat lainnya akan serentak disensus, Sabtu (15/5/2010).
Hal tersebut disampaikan Kasubbag Sosialisasi Kegiatan Statistik Bambang Pamungkas di Kantor BPS di Jalan Dr Sutomo, Jakarta Pusat. Bambang menjelaskan, pihaknya akan mendata secara serentak para tunawisma dan PSK tersebut di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, tidak hanya titik-titik tertentu yang akan disambangi BPS. Ia mengungkapkan, timnya akan turun di semua area lokasi di mana mereka biasa mangkal.
Rencananya, pihak BPS tak hanya menurunkan pasukan intinya dalam operasi pada hari sensus tersebut. Jika biasanya satu tim hanya terdiri dari satu orang koordinator tim dengan tiga pencacah, kali ini BPS akan mengerahkan tim khusus atau Task Force. "Mereka tim khusus yang lebih mengerti kondisi dan medan di lapangan. Karenanya, tim tersebut kita prioritaskan," papar Bambang.
Menurut data Badan Pusat Statistik, sensus penduduk yang dilakukan kali ini merupakan yang keenam kalinya dilakukan semenjak Indonesia merdeka. Sensus kali ini juga digadang-gadang merupakan sensus terlengkap hingga mendata penduduk disabilitas.
Jadwal pelaksanaannya dimulai sejak tanggal 1 hingga 31 Mei 2010. Sensus mencakup 88.361 desa di 6.579 kecamatan pada 497 kabupaten/kota di 33 provinsi seluruh Indonesia. Pelaksanaan sensus sendiri dilakukan oleh 700.000 petugas terlatih, termasuk para pencacah (enumerator).