for
Cover Image:
* Canibal Holocaust *
~ Review ~
Era 80an merupakan masa keemasan film-film ekploitasi yang adegannya mengutamakan Gore & Nudity.
Era itu di tandai dengan kemunculan Cannibal Holocaust yang merupakan Pioneer genre Recovered Film dan Mocukmentary.
Karena kadar gore'nya yang ekstrim film ini langsung menimbulkan banyak kecaman dan banyak di bicarakan orang pada saat itu.
selanjutnya di ikuti Cannibal Ferox, Eaten Alive!, The Mountain of the Cannibal God, Last Cannibal World dan masih banyak lagi genre-genre Cannibal yang banyak muncul dari sineas-sineas italy dan spanyol,
seperti: Umberto Lenzi,Jesus Franco, dan master film softcore Joe D�Amato.
Namun di antara banyak genre-genre Cannibal yang bermunculan,
Cukup banyak yang berpendapat bahwa hanya Cannibal Holocaust yang mampu berbicara nyaring dari lainnya,
lewat film inilah sang sutradara Ruggero Deodato memvisualisasikan senyata-nyatanya adegan manusia memakan daging manusia,
sangking seperti nyata film ini Deodato pernah di tahan oleh pengadilan italy dengan tuduhan membunuh beberapa aktor di film ini.
Efek film yang luar biasa, sampai saat ini film ini di sebut-sebut orang sebagai film paling kontroversi yang pernah di buat,
efek muak yang membekas di pikiran tidak akan hilang, bahkan kabarnya ada seseorang yang pernah menghancurkan berkeping-keping DVD film ini.
Ada dua bagian di film ini,
yang pertama,
ketika profesor Harold Monroe (Robert Kerman) secara mengejutkan menemukan pita rekaman yang di rekam oleh sekelompok pemuda pembuat film dokumenter yang sudah hilang selama 2 bulan,
tujuan mereka adalah mendokumentasikan suku kanibal di suatu tempat bernama Green inferno di pedalaman amazon,
Mereka adalah Alan Yates (Gabriel Yorke) sang sutradara, Faye Daniels (Francesca Ciardi) penulis sekenario, Jack Anders (Perry Pirkanen) dan Mark Tomaso (Luca Giorgio Barbareschi) sebagai kameramen.
Di bagian kedua,
profesor Harold Monroe ingin membuktikan kepada media dengan mempertontonkan pita rekaman yang di temukannya,
bahwa mereka tidak hilang begitu saja melainkan di bantai oleh para suku kannibal di tempat tersebut,
dan dibagian kedua inilah unsur gore yang tidak biasa ada di dalam film-film grade B di perlihatkan.
~Sinopsis~
Cannibal Holocaust adalah film exploitasi dari Italia yang disutradarai oleh Ruggero Deodato.
Film yang naskahnya ditulis oleh Gianfranco Clerici ini mengambil lokasi pembuatan di sungai Amazon.
Seorang reporter memberitakan tentang hilangnya kru film secara misterius.
Mereka adalah Alan Yates (Gabriel Yorke) sutradara, Faye Daniels (Francesca Ciardi) pacar Alan sekaligus sebagai scriptgirl serta Jack Anders (Perry Pirkanen) dan Mark Tomaso (Luca Giorgio Barbareschi)
yang bekerja sebagai juru kamera.
Mereka terlihat berangkat dari kota terpecil Kolombia, Leticia menuju hutan di perbatasan antara Brazil dan Peru untuk mendokumentasikan keberadaaan suku-suku kanibal.
Antropolog Profesor Harold Monroe (Robert Kerman) diberikan tugas oleh New York University untuk mencari tahu apa yang terjadi pada kru film tersebut.
Sesampainya di Amazon, Monroe bertemu dengan Letnan Kolombia dan memperkenalkannya pada salah satu suku Yakumo yang akan dipakai sebagai sandera.
Monroe juga ditunjukkan seorang pemandu bernama Chaco (Ricardo Fuentes) dan seorang pemuda bernama Miguel.
Mereka bertiga pun berangkat menuju pedalaman untuk menemui suku Yacumo dan tentu saja untuk menguak hilangnya para kru film yang dipimpin oleh Alan Yates itu.