
28th February 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
PDIP Ragu terhadap Tawaran Koalisi Demokrat
Megawati Soekarnoputri. ANTARA/Andika Wahyu
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai tawaran Partai Demokrat untuk masuk koalisi baru wacana yang disampaikan ke publik melalui media. Sejauh ini belum ada pembicaraan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Itu wacana, setahu saya tidak ada pertemuan Ibu Mega dengan Demokrat," ujar salah satu Ketua PDIP, Andreas Huga Parera, di Jakarta, Ahad 27 Februari 2011.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, membenarkan bahwa belum ada pembicaraan antara Demokrat dan PDIP. "Secara formal belum, dan dugaan saya dalam waktu dekat tidak ada," ujar Mubarok.
Meski demikian, menurut dia, komunikasi antarkader semakin intens karena koalisi PDIP dan Demokrat sangat dirindukan kedua belah pihak. "Tapi Ibu Megawati sama sekali tidak bergerak," katanya. "Pintu Demokrat terbuka, tapi tidak merayu-rayu."
Adapun Anas menyatakan komunikasi antarkader sudah berjalan. Tapi keputusan bergabungnya PDIP ke koalisi tersebut bergantung pada Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. "Itu kamar khusus Presiden," katanya.
Setelah Demokrat berhasil menggagalkan upaya Partai Golkar dan PKS menggulirkan angket pajak di parlemen pekan lalu, partai berkuasa itu berkeinginan mengubah komposisi koalisi pemerintah. "Kita buang Golkar dan PKS, kita masukkan Gerindra dan PDIP," kata juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, Sabtu lalu.
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas juga menyatakan siap jika ditawari berkoalisi.
Sementara itu, Andreas mengatakan bisa saja tawaran itu disampaikan kepada pemimpin PDIP selain ketua umum. "Tapi saya tidak tahu siapa yang ditawari," katanya. Seharusnya tawaran itu disampaikan kepada ketua umum partai untuk ditindaklanjuti pertemuan antarketua umum. Setelah itu, dikonkretkan ke tingkat bawah.
PDIP, kata Andreas, sejauh ini masih memegang hasil kongres di Bali untuk tetap menjadi oposisi. Namun sikap itu bisa saja berubah jika memang dianggap ada urgensi. Misalnya bagaimana kepentingan rakyat tetap bisa diperjuangkan.
Tapi, ia menilai, kondisi koalisi pemerintah saat ini justru menggerogoti tantangan yang seharusnya diselesaikan pemerintah. "Buat apa kerja sama untuk sesuatu yang sudah hancur-hancuran?" ujarnya.
l EKO ARI WIBOWO | RIRIN AGUSTIA
|
|