Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Surat Pembaca

Surat Pembaca Posting ataupun baca komentar,keluhan ataupun laporan dari orang-orang dengan pengalaman baik/buruk.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 23rd January 2012
dionless's Avatar
dionless dionless is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Location: ~WOUM~
Posts: 7,075
Rep Power: 60
dionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophet
Default Mental Jongos ?

Suara Rakyat, Senin 23 Januari 2012



Lagi-lagi Busyro Muqoddas anggota Pimpinan KPK melontarkan pernyataan yang kontroversial. Setelah beberapa bulan lalu, Busyro menuding ada nya perilaku anggota DPR yang hedonis, belum lama berselang Busyro menyatakan pula soal ada nya pengacara yang memiliki "mental jongos". Apa yang disampaikan Busyro tentu bukan sekedar celotehan yang tujuan nya hanya untuk mengejar popularitas, namun Busyro pun pasti memiliki segudang argumen yang menguatkan pendapat nya itu. Apalagi jika dikaitkan dengan jabatan publik yang disandang nya sebagai anggota pimpinan KPK, maka sangat tidak mungkin Busyro menyatakan pandangan-pandangan yang "asal bunyi" alias asbun.

Busyro untuk menilai para pengacara yang tidak mampu menjalankan tugas dan kewajiban nya sebagaimana yang diamanatkan dalam "kode etik" seorang pengacara. Dalam pandangan Busyro, menjadi pengacara adalah tugas yang sangat mulia. Bukan saja di dalam jabatan pengacara terkandung nilai-nilai kebajikan, yang sejati nya memberi bantuan hukum atas seseorang yang sedang menghadapi kasus hukum, namun sebagaimana tuntutan yang dibebankan nya, seorang pengacara juga diminta untuk selalu menghormati profesionalisme nya.

Jongos atau dalam bahasa lain nya pesuruh, memang terkait dengan perilaku seseorang yang tidak memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan diri nya. Seorang jongos sangat tergantung kepada yang menyuruh nya. Sebut saja, seorang jongos yang diminta untuk membawakan minuman panas, maka sangat tidak mungkin diri nya dapat mengganti nya dengan minuman dingin. Dalam pekerjaan nya sebagai jongos, diri nya benar-benar tidak berdaulat atas apa-apa yang dilakukan nya, sehingga tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan keinginan diri nya sendiri.

Pengacara sendiri, sebenar nya seorang profesional yang memiliki kode etik tersendiri. Sebagai orang yang memiliki lisensi untuk memberi bantuan hukum terhadap seseorang yang sedang terkena masalah hukum, pengacara memiliki kehornatan dan tanggungjawab untuk melakukan pembelaan secara maksimal terhadap klien yang dibantu nya. Dengan pengetahuan nya yang dilandasi oleh kekuatan akademik, didukung oleh pengalaman nya yang luas, pengacara seharus nya mampu memelihara dan menjaga kredibilitas nya agar tetap memiliki keajegan. Itu sebab nya, suatu hal yang sangat mengherankan jika kemudian muncul istilah "mental jongos" yang melekat pada jati diri seorang pengacara.

Rupa nya sudah dua kali Busyro melemparkan pandangan yang dinilai cukup berani. Setelah mengkritik para wakil rakyat, kini Busyro menyindir para pengacara yang kata nya ada yang bermental jongos. Sebagaimana hal nya tudingan terhadap anggota DPR, kelihatan nya tuduhan terhadap para pengacara ini pun bakal melahirkan polemik yang cukup panjang. Tidak semua pengacara yang ada memiliki mental jongos. Masih banyak pengacara yang memiliki karakter dan profesional. Hal ini sama juga dengan masih banyak anggota DPR yang memegang hati nurani. Oleh karena itu, sebagai kritik, tentu ada baik nya bila pernyataan Busyro yang demikian dapat dijadikan bahan untuk berkaca.

Sebetul nya kita masih menunggu, lontaran kritik apa lagi yang bakal disampaikan Busyro dalam beberapa waktu ke depan. Beranikah Busyro melakukan kritikan terhadap Presiden misal nya atau atas lembaga nya sendiri (baca : KPK) ? Akankah Busyro menjadi penabur berbagai pesan moral yang erat kaitan nya dengan upaya perbaikan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di masa depan ? Tampak nya kita sebagai bangsa, kini tengah kesulitan untuk melahirkan sosok negarawan berkelas yang masih memiliki nilai-nilai idealisme, nasionalisme dan patriotisme. Kita juga semakin sukar menemukan pemimpin yang mampu SATU dalam tutur kata dan perbuatan. Bahkan sekarang ini kita semakin kehilangan para pemimpin yang selalu mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan nya.

Mari tunggu "pesan moral" Busyro Muqoddas yang lain nya.

Salam !

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:51 AM.


no new posts