FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() 1 APA YANG ADA PADA ANDA Keluaran 4:1-17 Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN:"Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" - Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya - "supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu." Lalu firman TUHAN kepadanya: "Masukkanlah tanganmu ke dalam bajumu."Dimasukkannya tangannya ke dalam bajunya, dan setelah ditariknya ke luar, maka tangannya kena kusta, putih seperti salju. Sesudah itu firman-Nya: "Masukkanlah tanganmu kembali ke dalam bajumu." Musa memasukkan tangannya kembali ke dalam bajunya dan setelah ditarik ke luar, maka tangan itu pulih kembali seperti seluruh badannya. "Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan tada mujizat yang pertama,maka mereka akan percaya kepada tanda mujizat yang kedua. Dan jika mereka tidak percaya kepada tanda mujizat yang kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kucurahkan di tanah yang kering,lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu." Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oelh sebb itu, pergilah, Aku akan meyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus." Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: "Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya. Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajar kepada kamu apa yang harus kamu lakukan. Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian ia akan menjadi pnyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah baginya. Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat." Keluaran 4:1-17 bercerita tentang awal mula Allah memanggil Musa. Allah memiliki rencana yang luar biasa bagi Musa yaitu memilihnya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Namun, terlibat atau tidaknya Musa dalam rencana besar itu ditentukan oleh reaksi Musa ketika panggilan Allah itu datang. Keluaran pasal 4 ini memaparkan tentang suatu terobosan besar yang terjadi dalam hidup Musa yang akan mngubah hidupnya selamanya. Kita akan memperlajari lebih dalam peristiwa ini. Pengalaman hidup Musa ini sering juga kita alami. Tuhan sudah menetapkan rencana yang besar bagi kita bahkan sebelum kita lahir. Namun ketika tiba saatnya bagi Allah untuk meyatakan rencana-Nya, kadang-kadang kita merasa dan berkata bahwa kita tidak mampu dan kemudian menolak masuk dalam rencana besar itu. Dalam bab ini, kita akan belajar untuk melihat segala sesuatu yang sudah Tuhan berikan dalam kehidupan kita. Ketika Tuhan memanggil kita, Dia tahu bahwa kita memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana besar-Nya. Hanya saja, kita sering kali tidak bisa melihatnya. Ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari dari Keluaran pasal 4 ini supaya ketika panggilan Tuhan itu datang, kita merespons dengan benar sehingga kita dipakai dalam rencana Allah yang besar. 1. Kita Sering Tidak Menyadari Apa yang Ada pada Kita Peljaran pertama adalah kita sering tidak menyadari apa yang ada di dalam diri kita. Tuhan memiliki rencana yang besar bagi kita, tetapi Iblis tidak menginginkan rencana Allah ini terjadi dalam hidup kita. Karena itu, Iblis menipu kita dengan merusak gambar diri yang menyebabkan kita merasa tidak mampu. Kita dibuatnya tidak bisa melihat potensi yang kita miliki. Hal ini terjadi pada Musa yang merasa tidak memiliki apa pun yang membuatnya layak dipilih menjadi seorang pemimpin atas subuah bangsa yang besar. Musa merasa tidak bisa membuat Firaun maupun umat Allah percaya kepadanya. Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakan diri kepadamu?" (Keluaran 4:1) Dia yakin bangsa Israel mau mendengarkan dan percaya akan perkataannya, apalagi Firaun, ynag adalah pemimpin bangsa Mesir. Spertinya mereka tidak akan bersedia mendengarkan perkataannya. Musa merasa bahwa bangsa Israel tidak mungkin mau dipimpinnya keluar dari perbudakan dan pergi ke tanah perjanjian. Musa yang kemudian menjadi salah satu nabi besar yang pernah tercatat dalam Alkitab pun merasa tidak mampu menjawab panggilan Allah. Dia tidak menyadari ada kelebihan dalam dirinya yang membuat Allah memilihnya. Namun sekalipun Musa merasa tidak mampu, Allah sanggup menjadikan hal yang mungkin menjadi mungkin.. Musa juga merasa tidak pandai bicara. Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-MU pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (Keluaran 4:10). Pada zaman sekarang, bisa dikatakan Musa itu bicaranya gagap. Dengan kondisi seperti itu, Musa tidak akan bisa meyakinkan bangsa Israel dan Firaun. Musa sungguh menyadari hal itu sehingga dia ungkapkan kelemahannya itu kepada Allah. Namun karena Allah melihat melampaui apa yang dapat dilihat Musa, Allah tahu potendi Musa yang sebenarnya. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7) Salah satu pendeta besar saat ini, Pastor Benny Hinn, dulunya adalah seorang yang gagap bicaranya. Namun ketika dia menanggapo panggilan Allah, Allah dapat membuatnya berbicara dengan lancar. Sebelum panggilan Allah itu datang, ada orang yang mengatakan bahwa suatu saat, dia kan dipakai Allah secara luar biasa. Saat itu, dia mungkin tidak percaya karena tidak mungkin orang yang gagap bicaranya bisa menjadi pendeta yang sangat terkenal di seluruh dunia. Namun buktinya bisa kita lihat sekarnag. Karena itu, percaya saja kepada Allah yang dapat menjadikan segalanya mungkin. Dari pengalaman Musa ini, kita bisa belajar bahwa jika Musa terus merasa bahwa tidak ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya yang bisa dipakai untuk membawa umat Allah keluar dari perbudakan Mesir, Musa tidak akan pernah mengalami hal-hal yang besar yang sudah direncanakan Allah bagi dirinya. Ketika panggilan Allah datang, sesungguhnya Musa sedang dalam keadaan gagal. Dari seorang pangeran Mesir, statusnya berubah menjadi buronan karena membunuh seorang mandor Israel. Dari segala kemewahan yang biasa dinikmatinya, dia berubah menjadi hanya pengembala domba milik ayah mertuanya. Keadaan itu menurunkan kepercayaan dirinya. Dia merasa tidak ada lagi yang bisa dibanggakan dari hidupnya. Dia merasa sudah gagal. Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Keluaran 4:13). Jika Musa tidak menyadari bahwa Allah bisa menjadikan dia sebagai alat bagi rencana yang luar biasa, seumur hidupnya,Musa akan menjadi orang yang gagal.Namun sekali pun Musa merasa tidak mampu, Allah sendiri yang menguatkan hatinya.Musa bersedia patuh terhadap panggilan Allah. Dia mengizinkan Allah menuntun dirinya menjadi salah satu nabi terbesar dalam Alkitab. Gideon adalah contoh lain tentang orang yang merasa tidak pecaya diri ketika dipanggil Allah. Ketika panggilan Allah datang, Gideon sedang mengirik anggur di tempat yang tersembunyi. Saat itu, keadaan sangat menakutkan karena orang Israel ditindas oleh orang Midian, orang Amalek,d an orang-orang dari sebelah timur. Mereka harus bersembunyi supaya hasil panen mereka tidak dirampas. Ketika malaikat Tuhan mendatangi Gideon dan berkata kepadanya bahwa Tuhan menyertainya, Gideon meragukan perkataan itu karena melihat kenyataan bangsanya mengalami penderitaan berat. Namun, Tuhan terus menguatkan iman Gideon. Tuhan mengadakan mujizat seperti yang diminya Gideon supaya dia yakin bahwa memang Allah sudah menetapkannya untuk menyelamatkan orang Israel dari cengkeraman bangsa Midian. Akhirnya, Gideon percaya dan berani melangkah untuk dipakai menjadi alat-Nya. Alkitab mencatat banyak kisah tentang orang-orang yang merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk melakukan hal yang besar dalam kehidupan mereka. Tidak hanya Musa atau Gideon, Yesaya pernah berkata bahwa dia adalah seorang yang najis bibir. Yeremia juga beralasan bahwa dia masih sangat muda dan belum berpengalaman. Mereka merasa tidak cukup layak untuk dipakai dalam rencana Allah yang besar. Saat ini mungkin banyak diantara kita yang merasa tidak punya apa pun yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah apalagi untuk melakukan hal-hal besar. Sadarilah bahwa rencana Tuhan dalam hidup kita untuk menyatakan kemuliaan-Nya ke seluruh dunia. Dia ingin menjadikan kita kepala, bukan ekor. Sesudah kita menyadari hal ini, baru Allah bisa bekerja dalam hidup kita. Seperti ada tertulis "Jadilah kepadamu menurut imanmu" (Matius 9:29). Maka milikilah iman yang besar dan percaya bahwa kita akan menjadi orang yang dipakai Allah secara luar biasa. Kalau kita terus-menerus merasa tidak memiliki apa-apa, kita tidak akan berani melangkah untuk meraih kesempatan dan mengalami hal-hal yang besar. Ketika saya diberi tugas untuk memimpin doa, saya juga merasa tidak akan bisa memimpin sebuah kelompok sel. Namun Tuhan terus menguatkan iman saya. Dari menjadi pemimpin kelompok sel, sekarang bisa menjadi gebala sidang. 2. Kita Memiliki Sesuatu yang Bisa Dikembangkan Musa merasa tidak pandai bicara, tetapi dia memiliki tongkat,tangan,mulut, dan Harun yang diutus Tuhan untuk membantunya. Tongkat itu pada awalnya hanya dipakai untuk menggembalakan domba, tetapi Allah memakainya untuk menyatakan mukjizatnya. Allah memakainya untuk menyatakan mukjizatnya. Mukjizat pertama adalah tongkat berubah menjadi ular. Ornag berilmu dan ahli sihir Mesir memang juga melakukan hal yang sama ,tetapi tongkat mereka ditelan oleh tongkat Musa. Air Sungai Nil berubah menjadi darah ketika tongkat Musa dimasukkan ke dalamnya. Laut Merah terbelah menjadi dua ketika Musa mengangkat tongkatnya. Tongkat itu adalah tongkat yang sama dengan yang dipakai Musa untuk menggembalakan domba. Di tanagn Tuhan, tongkat itu dipakai untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Mulut Musa yang berat lidah juga dipakai oleh Allah. Urapan Allah menjadikan mulut Musa berkuasa. Selain itu, masih ada Harun yang dipakai Allah untuk menolong Musa. Alkitab juga bercerita tentang seorang janda nabi yang terjerat utang kareba tidak memiliki sesuatu untuk membayarnya . Utangnya sangat besar dan banyak sampai anaknya hendak diambik untuk membayar utangnya. Hidupnya dalam masalah besar. Lalu janda itu datang kepada Elisa untuk meminta pertolongan. Elisa bertanya apa yang dimiliki janda itu dirumahnya dan janda itu menjawab bahwa dia hanya memiliki sebuah buli-buli berisi minyak. Elisa menyuruh janda itu meminjam banyak bejana dari tetangga-tetangganya untuk menampung minyak yang akan keluar dari buli-buli itu. Yang diperbuat Elisa saat itu adalah mengajar janda itu untuk melihat potensi yang dia miliki. Janda itu memiliki iman yang besar, terbukti dia berani menaati perintah Elisa dengan meminjam banyak bejana. Sebagai hasil dari imannya, dia bisa membayar lunas utangnya bahkan hidup berkecukupan seterusnya. (2 Raja-raja 4;1-17) Tuhan sudah menyediakan banyak hal dalam hidup kita untuk menyelesaikan masalah atau melakukan hal-hal berguna. Namun, kita sering tidak melihatnya. Adalah manusiawi jika kita tidak yakin terhadap potensi diri kita. Pada awal pelayanannya, banyak nabi yang merasa ragu-ragu. Kuncinya adalah iman. Ketika kita beriman kepada Allah, kita percaya pada kuasa Allah sekalipun nampaknya tidak mungkin. Sekalipun kita terbatas, Allah tidak terbatas. Karena Allah adalah penjamin kita, tidak ada yang perlu kita takuti. Potensi tidak hanya ada dalam diri kita, tetapi juga bisa terus menerus dikembangkan. Talenta yang kita miliki pada awalnya terasa tidak berarti. Itu wajar karena saat itu, talenta kita belum menghasilkan apa-apa.Namun Allah memberikan dalam diri kita talenta yang bisa berkembang. Jika kita terus mengusahakannya dengan iman, ketaatan, dan kesetiaan, talenta itu akan berkembang berlipat ganda. Anak rajawlai yang baru menetas tidak bisalangsung terbang. Namun dengan latihan terus-menerus, rajawali kecil itu bisa terbang bebas di angkasa seperti induknya. Begitu juga dengan kehidupan kita. Apa pun yang kita miliki, hikmat, ketangkasan, suara yang indah, dan talenta yang lain memerlukan latihan terus menerus. Thomas Alfa Edison pernah berkata, "Kalau kita melakukan semua yang bisa kita lakukan, kita akan benar-benar membuat diri kita tercengang." Penghambat kita untuk bisa berjalan dalam kemenangan adalah diri kita sendiri. Kita mencegah diri kita untuk melakukan apa yang kita bisa karena kita terlalu takut untuk mempercayai kemampuan kita sendiri. Elisa adalah orang yang sukses dalam bisnis dan pelayanan sehingga dia mengerti cara mengembangkan bisnis dan pelayanan. |
![]() |
|
|