Culture shock atau dalam bahasa Indonesia disebut �Gegar Budaya�, adalah istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosail dan budaya yang berbeda.
Culture shock pastinya terjadi pada setiap orang yang berpergian keluar negeri atau ke wilayah yang jauh dari tempat tinggal, namun beberapa orang menampakkan reaksi-reaksi yang lebih duahsyaaatt !! (Ceille�) terhadap situasi lingkungan yang berbeda di sekitarnya.
Gejala-gejala Culture Schock atau � gegar Budaya� adalah seperti berikut ini :
- Merasa sedih dan sendiri/terasingkan.
- Temperamen cepat berubah, merasa sering goyah dan tidak berdaya.
- Terkadang disertai masalah kesehatan, seperti demam, flu, diare.
- Sering merasa marah, kesal, dan tidak mau berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
- Mengait-ngaitkan dengan kebudayaan di negara asal dan bahkan menganggap negara asal lebih baik.
- Merasa kehilangan identitas/ciri-ciri pribadi.
- Berusaha keras menyerap dan memahami semua kebiasaan yang ada dinegara barunya.
- Menjadi kurang percaya diri.
- Membentuk suatu stereotip (Pencitraan yang buruk) terhadap kebudayaan baru.
Nah, bagaimana cara mengatasi Culture Shock ini ?
ketika memutuskan akan berpergian keluar negeri, pelajarilah sebanyak-banyaknya kebudayaan yang akan dihadapi melalui buku-buku, brosur, informasi dari kedutaan. Bahkan kalo bisa mencicipi makanan khas dari negara tersebut, dan mengikuti kursus bahasa sebelum berangkat. Selain itu, ada beberapa tips lainnya sebagai berikut :
- Bersikaplah terbuka dan mempersiapkan diri terhadap hal-hal baru.
- Jangan terlkalu cepat mengkritik, mengeluh, men-judge kebiasaan yang berlaku dinegara tujuan, apalagi membandingkannya dengan negara asal! ngga bakalan ada habisnya deh !
- Kembangkan hobi kamu. Penting juga loh, buat mengusir rasa jenuh dan stres! Siapa tahu malah bisa mendatangkan uang (misalnya mengirim tulisan ke majalah lokal, atau jualan lukisan di pasar kaget, dsb).
Sekarang sudah siap untuk berangkat ?